JAKARTA - Bursa saham di kawasan Pasifik menguat pada awal perdagangan, mengikuti lonjakan Wall Street. Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan indikasi bahwa bank sentral AS mungkin mulai melonggarkan kebijakan moneter bulan depan melalui pidato tahunan yang dinanti di Jackson Hole, Wyoming. Pasar menafsirkan sinyal ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan sentimen risiko dan kembali memacu perdagangan saham.
Kinerja Positif Bursa Jepang Mendorong Optimisme Regional
Indeks saham Nikkei 225 Jepang mencatat kenaikan 1,08%, sementara indeks Topix yang lebih luas naik 0,53%. Kinerja ini menegaskan bahwa pasar Jepang tetap menjadi motor utama penguatan kawasan, dengan investor memperhitungkan potensi pelonggaran suku bunga di AS sebagai faktor penopang likuiditas global.
Saham Korea Selatan Menguat Signifikan
Di Korea Selatan, indeks Kospi meningkat 0,75%, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 1,71%. Lonjakan ini menunjukkan bahwa saham teknologi dan perusahaan kecil mendapat perhatian investor, yang menilai prospek pertumbuhan lebih stabil dengan adanya sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Australia Menyusul Tren Kenaikan Regional
Indeks saham acuan S&P/ASX 200 Australia naik 0,87%, mengikuti optimisme yang meluas di kawasan. Investor di Australia menafsirkan sinyal dari Powell sebagai kesempatan untuk menyesuaikan portofolio, terutama pada sektor saham yang sensitif terhadap suku bunga, termasuk properti dan keuangan.
Hong Kong Memulai Perdagangan dengan Level Lebih Tinggi
Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 25.722, menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan penutupan terakhir HSI di 25.339,14. Hal ini menandakan bahwa pelaku pasar di Hong Kong menyiapkan posisi lebih agresif, menanggapi harapan kebijakan moneter yang lebih longgar di AS.
Perhatian Investor Beralih ke Data Inflasi Singapura
Sementara itu, pengamat pasar di Asia-Pasifik menunggu data indeks harga konsumen Singapura untuk bulan Juli. Ekonom memperkirakan kenaikan 0,6% secara tahunan, konsisten dengan bulan sebelumnya.
Hasil data ini akan menjadi acuan tambahan bagi investor untuk mengevaluasi risiko inflasi regional dan menyesuaikan strategi perdagangan mereka sesuai ekspektasi moneter global.