JAKARTA - Kesadaran akan pentingnya literasi pasar modal semakin mengemuka di kalangan akademisi. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga bersama Ikatan Alumni FEB UNAIR menyelenggarakan National Investalk 2025. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Candradimuka GKB C Kampus MERR-C UNAIR, menjadi momentum berharga dalam memperkuat pemahaman mahasiswa dan alumni mengenai dinamika pasar modal di Indonesia.
National Investalk tidak hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga wadah pembelajaran yang mempertemukan para akademisi, praktisi, dan alumni. Dengan kolaborasi yang terjalin, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan bekal berharga bagi generasi muda dalam memahami mekanisme, tantangan, serta peluang yang ada di dunia investasi.
Tujuan dan Harapan dari National Investalk
Ketua pelaksana kegiatan, Fawaz Januar Iksan, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepedulian serta kontribusi dalam memahami pasar modal. Ia menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini dapat membuka wawasan luas, membangun pemikiran baru, serta menciptakan kolaborasi yang bermanfaat antara pihak kampus dengan para pemangku kepentingan di sektor keuangan.
“Melalui kegiatan ini kami harap muncul banyaknya wawasan dan pemikiran serta kolaborasi dengan pihak terkait. Untuk menciptakan keberlanjutan menuju Indonesia emas,” jelasnya. Pernyataan tersebut menekankan bahwa investasi pengetahuan di bidang pasar modal bukan sekadar kegiatan akademis, melainkan langkah strategis untuk mendukung pembangunan nasional di masa depan.
Pasar Modal sebagai Pilar Ekonomi Nasional
Pasar modal memiliki peran vital dalam menggerakkan perekonomian nasional. Melalui kegiatan National Investalk, mahasiswa tidak hanya diajak memahami teori, tetapi juga menyadari betapa pentingnya pasar modal sebagai sarana penghimpun dana dan investasi. Dengan pemahaman yang baik, generasi muda dapat berkontribusi aktif dalam memperluas basis investor domestik.
Selain itu, keberadaan kegiatan ini menjadi jawaban atas kebutuhan peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat. Banyak yang masih melihat pasar modal sebagai sesuatu yang rumit dan penuh risiko. Padahal, dengan bekal pengetahuan yang memadai, investasi di pasar modal dapat menjadi peluang untuk menciptakan kesejahteraan dan kemandirian finansial.
Kolaborasi Akademisi dan Alumni
Salah satu nilai tambah dari penyelenggaraan National Investalk adalah keterlibatan Ikatan Alumni FEB UNAIR. Kolaborasi ini menghadirkan pengalaman nyata dari para alumni yang telah berkecimpung di dunia profesional, sehingga mahasiswa dapat belajar langsung dari praktik terbaik di lapangan.
Dengan menggabungkan sudut pandang akademik dan pengalaman praktis, peserta memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dinamika pasar modal. Hal ini sejalan dengan tujuan utama kegiatan, yaitu menciptakan ruang kolaboratif yang mampu menjembatani teori dan praktik.
Membangun Generasi Emas Indonesia
Kegiatan seperti National Investalk pada akhirnya diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap dinamika ekonomi nasional. Dengan pemahaman pasar modal yang kuat, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Visi “Indonesia emas” yang disampaikan Fawaz Januar Iksan mencerminkan tekad untuk menyiapkan generasi yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi tantangan global. Literasi pasar modal menjadi bagian penting dalam menciptakan masyarakat yang mandiri, produktif, dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Prospek Ke Depan untuk Kegiatan Serupa
National Investalk 2025 tidak hanya berhenti sebagai sebuah acara tahunan, tetapi diharapkan menjadi tradisi akademik yang terus berkembang. Dengan konsistensi penyelenggaraan, kegiatan ini dapat memperkuat jejaring antara kampus, alumni, dan pemangku kepentingan industri.
Di masa depan, kegiatan seperti ini berpotensi diperluas dengan melibatkan lebih banyak peserta, baik dari kalangan mahasiswa universitas lain, pelaku industri, maupun masyarakat umum. Dengan demikian, literasi pasar modal tidak hanya berkembang di lingkungan akademik, tetapi juga merambah ke masyarakat luas sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi inklusif.