JAKARTA - Di tengah semarak perayaan kemerdekaan yang biasanya diwarnai dengan berbagai lomba tujuh belasan seperti balap karung, panjat pinang, hingga karnaval, warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, justru memberikan perhatian khusus pada sebuah kegiatan berbeda. Turnamen catur yang digelar di pusat keramaian menjadi daya tarik tersendiri, menunjukkan bahwa olahraga otak ini masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Suasana Malam Dipenuhi Pecinta Catur
Senin malam, halaman pertokoan di Cibadak dipadati oleh belasan pecatur dari berbagai latar belakang. Suasana yang biasanya dipenuhi aktivitas perdagangan, kali ini berubah menjadi arena adu strategi di atas papan 64 kotak. Mereka yang hadir bukan hanya pemain lokal, tetapi juga pecinta catur dari luar daerah yang rela datang untuk ikut berpartisipasi. Momen ini menjadi ajang hiburan sekaligus menambah semarak peringatan hari kemerdekaan.
Peserta dari Berbagai Kalangan
Menariknya, turnamen ini diikuti oleh beragam peserta. Mulai dari wartawan, mahasiswa, hingga komunitas pecinta catur setempat, semuanya antusias untuk menjajal kemampuan strategi mereka. Kehadiran berbagai kalangan ini menjadikan turnamen lebih inklusif, membuktikan bahwa catur adalah olahraga rakyat yang dapat dinikmati tanpa batasan usia, profesi, ataupun status sosial.
Panitia Tekankan Silaturahmi Bukan Hanya Juara
Ketua Panitia, Suhendi Soex, menegaskan bahwa tujuan utama dari turnamen ini bukan sekadar mencari siapa yang terbaik. Menurutnya, ajang ini lebih ditekankan sebagai wadah silaturahmi bagi para pecinta catur. “Peserta datang dari kampung-kampung bahkan luar daerah tanpa dipungut biaya. Ini menunjukkan catur tetap melekat sebagai olahraga rakyat,” ungkapnya. Pesan tersebut menjadi semangat dasar penyelenggaraan turnamen agar kebersamaan tetap terjaga.
Olahraga Otak Jadi Pemersatu Warga
Catur kerap dianggap sebagai permainan yang penuh perhitungan, tetapi di balik strategi yang rumit terdapat nilai kebersamaan yang kuat. Melalui turnamen ini, warga Cibadak mendapatkan ruang untuk berinteraksi, saling mengenal, dan mempererat hubungan sosial. Hal ini menjadi bukti bahwa olahraga bukan hanya soal kompetisi, melainkan juga sarana memperkuat persaudaraan antarwarga.
Tradisi Baru dalam Perayaan Kemerdekaan
Jika lomba tradisional sudah menjadi ciri khas setiap perayaan tujuh belasan, maka kehadiran turnamen catur dapat disebut sebagai tradisi baru yang memperkaya bentuk perayaan kemerdekaan. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk merayakan dengan tawa dan keceriaan, tetapi juga dengan pemikiran yang strategis serta semangat sportivitas. Catur pun berhasil menegaskan dirinya sebagai bagian dari budaya rakyat yang patut dilestarikan.