JAKARTA - Manchester United memang mengawali musim dengan hasil yang tidak diinginkan setelah kalah tipis 0-1 dari Arsenal. Namun, kekalahan tersebut tidak sepenuhnya memberi kesan negatif. Justru, beberapa sisi positif muncul dari laga perdana itu. Trio lini depan anyar yang dihuni Matheus Cunha, Bryan Mbeumo, dan Benjamin Sesko menunjukkan tanda-tanda menjanjikan.
Pergerakan mereka dinamis, lebih tajam, dan memberi warna baru pada serangan tim. Tidak hanya itu, intensitas pressing tim juga terlihat lebih agresif dibandingkan musim lalu. Hanya saja, di balik energi segar di lini depan, masalah lain kembali mencuat dari lini tengah.
Kelemahan di Lini Tengah Jadi Sorotan
Salah satu titik lemah yang paling terlihat pada laga melawan Arsenal adalah kurangnya daya tahan fisik serta energi di lini tengah. Bruno Fernandes ditempatkan lebih dalam dengan tujuan memberi keseimbangan sekaligus mendukung permainan tiga penyerang anyar. Namun, strategi tersebut tidak bisa berjalan mulus tanpa partner yang mampu menutup ruang dan memiliki stamina tinggi untuk menjaga ritme permainan.
Di sinilah problem Manchester United semakin nyata. Ketiadaan sosok gelandang dengan mobilitas tinggi membuat tim kerap kalah dalam duel dan sulit mempertahankan intensitas pressing dalam durasi panjang.
Peran Casemiro yang Mulai Terbatas
Sosok Casemiro, yang sebelumnya menjadi pilar penting di lini tengah, kini mulai dipertanyakan efektivitasnya. Pada usianya yang sudah menginjak 33 tahun, Casemiro tidak lagi memiliki kecepatan serta daya jelajah yang sama seperti masa jayanya di Real Madrid. Meskipun pengalamannya masih sangat berharga, penurunan fisik terlihat jelas dalam laga melawan Arsenal.
Keputusan menurunkannya sejak menit awal justru menimbulkan tanda tanya besar, mengingat tim membutuhkan tenaga segar untuk mengimbangi kecepatan lawan. Kondisi ini mempertegas kebutuhan Manchester United akan sosok gelandang baru yang bisa menjadi pelapis atau bahkan penerus peran Casemiro.
Mencari Alternatif di Bursa Transfer
Untuk menutupi kelemahan tersebut, manajemen Manchester United bergerak cepat di bursa transfer. Mereka dikabarkan sudah menyiapkan rencana mendatangkan pemain anyar yang bisa menjadi alternatif bagi Carlos Baleba. Nama ini sebelumnya memang masuk dalam radar, namun kini klub mulai menimbang opsi lain yang lebih realistis.
Dengan anggaran senilai Rp 745 miliar yang disiapkan, Setan Merah berencana menghadirkan gelandang muda dengan karakteristik sesuai kebutuhan. Target utama adalah pemain dengan mobilitas tinggi, kemampuan bertahan mumpuni, serta sanggup beradaptasi dengan gaya bermain intens yang diterapkan Erik ten Hag.
Kebutuhan Mendesak untuk Masa Depan Tim
Manchester United tidak bisa menutup mata terhadap kelemahan di lini tengah jika ingin bersaing serius di Premier League musim ini. Kekuatan lini depan yang mulai terbentuk akan sia-sia tanpa dukungan dari gelandang pekerja keras di belakang mereka.
Transfer seorang gelandang dengan kualitas sekelas Carlos Baleba atau alternatif lain menjadi langkah strategis, bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi juga demi masa depan tim. Kehadiran pemain baru bisa memberi fleksibilitas taktik bagi Erik ten Hag, sekaligus meringankan beban Fernandes dan Casemiro.
Harapan Suporter dan Tantangan Manajemen
Harapan besar kini tertuju pada manajemen Manchester United untuk segera menuntaskan proses perekrutan gelandang anyar. Suporter tentu tidak ingin melihat tim terus kesulitan setiap kali menghadapi lawan dengan intensitas permainan tinggi. Bursa transfer yang masih terbuka memberi peluang bagi klub untuk melakukan perbaikan penting.
Tantangan terbesar adalah menemukan pemain dengan kualitas sebanding, harga yang masuk akal, dan kesesuaian dengan filosofi permainan. Jika langkah ini berhasil, maka kekalahan di laga perdana hanya akan menjadi pelajaran berharga yang membuka jalan menuju performa lebih solid sepanjang musim.