JAKARTA - Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, tren penghimpunan dana di pasar modal Indonesia tetap menunjukkan arah yang positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pasar modal nasional masih menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang ingin menghimpun dana, baik melalui penerbitan saham maupun instrumen utang. Hal ini menjadi sinyal bahwa kepercayaan korporasi terhadap pasar modal Indonesia masih terjaga dengan baik.
Kinerja ini juga mengindikasikan bahwa investor, baik institusi maupun ritel, masih memiliki keyakinan terhadap stabilitas dan potensi pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun tekanan global masih membayangi, perusahaan tetap melihat pasar modal sebagai salah satu sumber pembiayaan yang dapat diandalkan dalam mengembangkan bisnis secara jangka panjang.
Jumlah Emiten Baru Dorong Penguatan Penghimpunan Dana
Salah satu indikator utama yang menunjukkan bahwa minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal masih tinggi adalah bertambahnya jumlah emiten baru. Dalam periode hingga Juli, OJK mencatat adanya 16 emiten baru yang melakukan penggalangan dana melalui pasar modal. Dana yang berhasil dihimpun dari aksi korporasi para emiten baru ini mencapai Rp 8,49 triliun.
“Rp 8,49 triliun di antaranya merupakan fund raising 16 emiten baru,” ujar Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juli.
Kehadiran emiten-emiten baru tersebut menjadi sinyal positif bagi dinamika pasar modal nasional. Selain memperkaya pilihan investasi bagi para investor, meningkatnya jumlah emiten baru juga menandakan bahwa pasar modal Indonesia memiliki daya tarik kompetitif sebagai tempat penghimpunan dana yang efisien dan transparan.
Instrumen Utang Masih Jadi Pilihan Pendanaan Jangka Panjang
Tidak hanya melalui penerbitan saham, perusahaan juga aktif mencari pendanaan melalui instrumen utang. Instrumen seperti Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (PUB EBUS) menjadi saluran utama dalam strategi pembiayaan jangka panjang. Tren ini memperlihatkan bagaimana perusahaan mengandalkan obligasi dan sukuk untuk memenuhi kebutuhan modalnya, sambil menjaga struktur permodalan yang sehat.
Fleksibilitas dan struktur yang ditawarkan oleh instrumen utang menjadikannya pilihan ideal bagi perusahaan yang ingin menghindari dilusi kepemilikan, namun tetap mendapatkan dana dalam jumlah besar. Oleh karena itu, dalam kondisi pasar yang masih dinamis, instrumen ini tetap mampu bersaing dan memberikan solusi yang tepat bagi kebutuhan pendanaan.
Kinerja Positif Terlihat dari Lonjakan Dana yang Dihimpun
Secara keseluruhan, nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia sepanjang tahun hingga Juli telah mencapai Rp 144,78 triliun. Capaian ini mencerminkan pertumbuhan tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 11,64%. Angka ini menjadi bukti bahwa pasar modal Indonesia masih sangat aktif, dan bahkan mampu mencatatkan kinerja positif di tengah ketidakpastian global.
Kenaikan yang konsisten ini juga memperlihatkan efektivitas berbagai kebijakan dan inisiatif yang telah dijalankan oleh OJK untuk menjaga stabilitas dan daya tarik pasar modal. Meskipun terdapat tantangan dari sisi eksternal, seperti gejolak ekonomi global, suku bunga tinggi, dan fluktuasi nilai tukar, pasar modal Indonesia tetap mampu tumbuh.
OJK Optimistis Terhadap Prospek Penggalangan Dana Ke Depan
Optimisme terhadap tren positif pasar modal Indonesia disampaikan langsung oleh OJK. Dalam pernyataannya, Inarno Djajadi menegaskan bahwa kinerja positif ini bukan hanya bersifat temporer, melainkan mencerminkan kondisi fundamental yang kuat di sektor keuangan dan pasar modal.
Menurutnya, pipeline calon emiten yang masih cukup panjang menjadi penopang optimisme ke depan. Dengan banyaknya perusahaan yang sedang dalam proses persiapan untuk masuk ke pasar modal, arus masuk dana diperkirakan akan terus bertambah. Ini berarti bahwa dalam beberapa bulan ke depan, tren pertumbuhan penghimpunan dana masih akan terjaga, baik dari saham maupun instrumen utang.
Stabilitas Pasar Jadi Prioritas di Tengah Dinamika Global
Dalam konteks ekonomi global yang penuh tantangan, menjaga stabilitas pasar modal menjadi fokus utama. OJK memastikan bahwa seluruh proses pengawasan dilakukan secara ketat untuk menjaga integritas pasar. Langkah ini penting agar investor memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap mekanisme pasar dan perlindungan hukum yang tersedia.
Selain itu, peningkatan literasi dan inklusi keuangan juga menjadi bagian dari strategi OJK dalam memperkuat basis investor domestik. Dengan lebih banyak investor yang memahami cara kerja pasar modal, diharapkan penggalangan dana di pasar modal tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga inklusif.