Pasar Modal

Ratusan Bikers Diajak Jadi Investor Baru Pasar Modal

Ratusan Bikers Diajak Jadi Investor Baru Pasar Modal
Ratusan Bikers Diajak Jadi Investor Baru Pasar Modal

JAKARTA - Langkah strategis untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap pasar modal kembali dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal. Kali ini, pendekatan unik dan lebih membumi dipilih: menggandeng komunitas bikers. Melalui inisiatif bertajuk Capital Market Goes to Community (CMGTC), ratusan pengendara motor dari berbagai komunitas di wilayah Jabodetabek resmi diperkenalkan dengan pasar modal sekaligus menjadi investor baru.

Program ini bukan sekadar edukasi konvensional di dalam ruangan, melainkan dikemas secara atraktif dengan menggabungkan semangat kebersamaan komunitas motor dan semangat berinvestasi. Menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-47 diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, kegiatan ini diawali dengan konvoi motor bertajuk Sunday Morning Ride (Sunmori). Para peserta memulai perjalanan dari Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dan berkendara menuju Idemitsu Motolounge di kawasan Jakarta Selatan.

"Ini bentuk nyata pendekatan yang tidak hanya edukatif tetapi juga inklusif. Kami ingin menjangkau lebih banyak kalangan, khususnya generasi muda dari berbagai latar belakang, termasuk para komunitas motor," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam sambutannya.

Lebih dari sekadar menjadi ajang berkumpul para pecinta otomotif roda dua, kegiatan ini menunjukkan bahwa siapa pun bisa menjadi bagian dari pasar modal Indonesia. Inisiatif ini pun sejalan dengan komitmen pemerintah dan otoritas keuangan dalam meningkatkan literasi serta inklusi keuangan secara merata di seluruh lapisan masyarakat.

Pentingnya pendekatan yang tepat sasaran dalam memperluas edukasi pasar modal menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini. Kepala Departemen Pengembangan Pasar Modal OJK, Hasan Fawzi, menegaskan bahwa komunitas seperti bikers merupakan segmen potensial yang kerap luput dari jangkauan edukasi keuangan.

“Banyak dari mereka adalah generasi produktif yang memiliki penghasilan tetap. Melalui pendekatan komunitas, edukasi menjadi lebih mudah diterima karena dilakukan dalam suasana informal, hangat, dan dekat,” jelas Hasan.

Konsep edukasi di lapangan yang bersifat partisipatif ini dinilai lebih efektif dalam menumbuhkan kesadaran pentingnya investasi sejak dini. Peserta tidak hanya diberikan informasi dasar mengenai pasar modal, tetapi juga langsung dibimbing untuk membuka rekening efek dan mengenal instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Rika Fatimah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan contoh kolaborasi strategis antara regulator dan pelaku industri untuk mendorong pertumbuhan investor ritel.

"Melibatkan komunitas-komunitas seperti ini adalah langkah konkret yang perlu terus dilakukan secara konsisten. Kami percaya pasar modal harus bisa menjangkau seluruh elemen masyarakat, bukan hanya kalangan profesional atau korporasi," ujarnya.

Ratusan bikers yang hadir pun antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan. Mulai dari edukasi langsung di tempat, sesi tanya jawab interaktif, hingga praktik langsung membuka akun investasi. Bahkan, sebagian peserta langsung melakukan transaksi perdana di pasar modal.

“Awalnya saya kira pasar modal itu hanya buat orang-orang keuangan atau yang kerja kantoran. Tapi ternyata gampang dimengerti, dan saya jadi tertarik buat mulai investasi,” ujar Yudi, salah satu peserta dari komunitas motor asal Depok.

Kegiatan Capital Market Goes to Community ini mencerminkan pendekatan baru dalam memperkenalkan pasar modal ke kelompok masyarakat non-tradisional. Tidak lagi terbatas pada seminar di kampus atau perkantoran, pendekatan berbasis komunitas terbukti mampu menjangkau kelompok yang selama ini dianggap kurang terekspos terhadap informasi pasar keuangan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan optimismenya bahwa strategi ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan jumlah investor lokal. Ia juga berharap agar kegiatan serupa bisa terus diperluas ke berbagai jenis komunitas lainnya.

"Kami melihat langsung bagaimana antusiasme peserta, dan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas bisa menjadi motor penggerak peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Kami akan terus mendukung program-program seperti ini," ucap Iman.

Langkah serupa juga disambut baik oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, yang menyatakan bahwa inklusi keuangan bukan hanya soal keterjangkauan layanan, tetapi juga keterlibatan aktif dari masyarakat dalam kegiatan keuangan formal, termasuk investasi.

“Inklusi keuangan terjadi ketika masyarakat tidak hanya tahu, tetapi juga mau dan mampu berpartisipasi. Pasar modal adalah salah satu saluran penting dalam mendorong partisipasi ekonomi masyarakat secara luas,” jelas Mahendra.

Dengan semangat yang diusung dalam kegiatan ini, CMGTC menjadi simbol baru pendekatan humanis dan inovatif dalam menjaring investor pasar modal. Di tengah era digital dan meningkatnya kesadaran finansial di kalangan muda, inisiatif seperti ini akan menjadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis partisipasi publik yang inklusif.

Tidak hanya sekadar edukatif, tetapi juga inspiratif—itulah semangat yang tergambar dari kegiatan yang menggabungkan hobi dan literasi keuangan. Dengan demikian, pasar modal bukan lagi milik segelintir orang, tetapi bisa menjadi bagian dari keseharian siapa saja, termasuk para pecinta roda dua.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index