Industri

Unram Wakili Indonesia di Forum Industri Rumput Laut

Unram Wakili Indonesia di Forum Industri Rumput Laut
Unram Wakili Indonesia di Forum Industri Rumput Laut

JAKARTA - Langkah akademisi Indonesia kembali mencetak jejak di panggung global melalui kontribusi keilmuan dan kerja sama internasional. Kali ini, giliran Universitas Mataram (Unram) yang membuktikan eksistensinya lewat kehadiran penelitinya, Eka Sunarwidhi Prasedya, dalam sebuah forum prestisius bertaraf internasional. Dalam acara bertajuk China ASEAN Seaweed Corporation Forum and Chairman Level Symposium of Seaweed Associations, yang berlangsung di Guangzhou, Tiongkok, peran Eka menjadi representasi penting dari keterlibatan aktif Unram sekaligus Indonesia dalam percaturan industri rumput laut dunia.

Keterlibatan Eka dalam forum yang digelar selama tiga hari, mulai dari tanggal 12 hingga 14 Juli 2025, menjadi catatan tersendiri atas kiprah akademisi Unram dalam memajukan riset dan pengembangan industri kelautan, khususnya sektor rumput laut. Tidak hanya hadir sebagai peserta, Eka juga menjadi delegasi resmi yang mewakili Indonesia, sekaligus membuka ruang diplomasi akademik dan potensi kolaborasi riset di bidang bioteknologi kelautan dengan sejumlah negara ASEAN dan Tiongkok.

Forum tersebut mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan peneliti, industri, hingga asosiasi rumput laut tingkat tinggi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok. Fokus diskusinya meliputi pengembangan inovasi dalam budidaya, pengolahan, hingga optimalisasi nilai tambah produk rumput laut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Keikutsertaan Unram melalui delegasinya menjadi sebuah bentuk konkret kontribusi perguruan tinggi Indonesia dalam peta pengembangan industri maritim dunia. Bagi Eka, pengalaman ini bukan hanya menjadi kehormatan pribadi, melainkan juga momen penting untuk menyampaikan hasil-hasil riset Indonesia kepada komunitas ilmiah internasional, serta menyerap wawasan baru yang dapat diterapkan kembali untuk kepentingan nasional.

Dalam forum tersebut, Eka tidak hanya menyampaikan perspektif akademik, tetapi juga berdiskusi secara aktif mengenai peluang kerja sama riset lintas negara, pemanfaatan teknologi baru untuk budidaya rumput laut yang ramah lingkungan, serta penguatan peran perguruan tinggi dalam mendorong hilirisasi produk berbasis rumput laut.

Posisi Unram sebagai institusi pendidikan tinggi di wilayah Indonesia timur, khususnya Nusa Tenggara Barat, dinilai sangat strategis dalam mendukung program nasional pengembangan kawasan pesisir. Daerah ini memiliki potensi rumput laut yang melimpah, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Karena itu, forum internasional menjadi ruang penting untuk mempelajari praktik terbaik dari negara lain dan menyusun strategi kolaboratif yang aplikatif di lapangan.

Kehadiran Eka di forum tersebut juga membuka peluang sinergi antara perguruan tinggi dan pelaku industri rumput laut dunia. Banyak pihak yang menyambut baik masukan dari Indonesia, terutama menyangkut pendekatan berbasis kearifan lokal dan teknologi adaptif yang dinilai relevan untuk kondisi tropis Asia Tenggara. Interaksi yang tercipta selama forum berlangsung, membentuk jejaring kolaboratif yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam bentuk proyek bersama, pelatihan, dan pertukaran pengetahuan di masa mendatang.

Lebih jauh lagi, keterlibatan Eka menjadi refleksi dari visi Unram untuk terus memperluas cakupan kiprah internasionalnya, baik dalam hal akademik maupun riset. Melalui kolaborasi seperti ini, Unram dapat lebih cepat beradaptasi terhadap dinamika global, memperkuat daya saing SDM kampus, dan pada akhirnya memperkaya kontribusi ilmiah dari Indonesia untuk dunia.

Perjalanan Eka dalam forum ini tentu tidak terjadi dalam ruang hampa. Selama ini, ia telah aktif mengembangkan berbagai riset terkait bioprospeksi sumber daya laut, pengolahan limbah laut menjadi produk fungsional, hingga kajian sosial ekonomi masyarakat pesisir yang berbasis pada pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan. Rentetan riset tersebut telah memperkuat kredibilitasnya untuk tampil di forum internasional, sekaligus menjadi portofolio ilmiah yang membawa nama baik kampus dan bangsa.

Tidak sedikit delegasi dari negara lain yang menyatakan ketertarikan terhadap pendekatan riset yang dilakukan oleh Eka dan tim dari Unram. Bahkan, beberapa asosiasi rumput laut menyampaikan niat untuk menjajaki program pertukaran ilmuwan muda dan kegiatan kolaboratif lainnya. Bagi dunia akademik, hal semacam ini merupakan pencapaian penting karena mampu mempertemukan dunia teori dengan praktik nyata dalam skala global.

Forum yang berlangsung selama tiga hari itu ditutup dengan komitmen bersama dari para peserta untuk memperkuat kerja sama regional dalam bidang pengembangan rumput laut. Seluruh peserta sepakat bahwa tantangan industri ini tidak bisa diatasi sendiri-sendiri, melainkan memerlukan semangat kolaboratif lintas sektor dan lintas negara. Dalam konteks tersebut, posisi Indonesia—dengan kekayaan lautnya—dipandang strategis untuk memainkan peran lebih besar, termasuk melalui kontribusi ilmuwan dan penelitinya.

Dengan demikian, partisipasi Eka Sunarwidhi Prasedya tidak sekadar mencerminkan prestasi individu maupun lembaga, tetapi juga menunjukkan kesiapan Indonesia menjadi mitra strategis dalam pembangunan industri maritim berkelanjutan di tingkat internasional. Ini juga sekaligus menjadi penanda bahwa Unram telah mengambil langkah nyata untuk menjadi kampus yang berkontribusi dalam penyelesaian isu-isu global melalui kekuatan ilmu pengetahuan dan kerja sama antarbangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index