JAKARTA - Kolaborasi kemanusiaan antarnegara kembali tercermin melalui aksi nyata Pemerintah Indonesia dalam mendukung penanganan wabah penyakit rabies yang sedang terjadi di Timor Leste. Di tengah kondisi darurat kesehatan yang ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di negara tetangga tersebut, Indonesia bergerak cepat dengan memberikan bantuan penting berupa vaksin anti rabies.
Bantuan tersebut menjadi salah satu wujud solidaritas regional yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan bilateral antara kedua negara. Di masa ketika penyakit zoonosis seperti rabies berpotensi mengancam keselamatan manusia, kehadiran vaksin yang cukup menjadi salah satu upaya krusial dalam memutus rantai penyebaran virus yang mematikan tersebut.
Sebanyak 2.000 vial vaksin anti rabies diserahkan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Timor Leste sebagai bentuk dukungan langsung atas kondisi darurat yang sedang dihadapi. Seremoni penyerahan berlangsung di RSUD Ben Mboi, Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu, 23 Juli 2025, sebagai titik strategis dan simbol kedekatan wilayah dengan negara penerima bantuan.
“Kita menyerahkan sebanyak 2.000 vial vaksin anti rabies dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Pemerintah Timor-Leste,” ujar dr. Andi Saguni, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Langkah ini dinilai tepat dan strategis, mengingat wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki keterkaitan geografis dan kultural yang erat dengan Timor Leste. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai mitra terdekat dalam penanganan isu kesehatan lintas batas.
Vaksin anti rabies yang diserahkan diharapkan dapat segera digunakan oleh otoritas kesehatan Timor Leste untuk melindungi warganya dari paparan virus rabies yang tengah merebak. Selain sebagai bentuk bantuan darurat, pemberian vaksin ini juga mempertegas komitmen Indonesia dalam upaya pengendalian penyakit menular, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kawasan regional.
Rabies, yang ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi seperti anjing, masih menjadi salah satu penyakit mematikan jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, keberadaan vaksin sangat penting dalam proses penanggulangan, baik sebagai tindakan pencegahan maupun sebagai terapi pasca pajanan.
Indonesia sendiri selama ini dikenal sebagai negara yang aktif dalam pengendalian rabies. Melalui berbagai kampanye vaksinasi hewan, edukasi masyarakat, serta penyediaan vaksin bagi manusia, Indonesia memiliki pengalaman yang mumpuni dalam menangani penyakit ini. Penyerahan vaksin kepada Timor Leste juga menunjukkan kesiapan Indonesia untuk berbagi sumber daya dan pengetahuan kepada negara yang membutuhkan.
Hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste pun semakin diperkuat melalui kerja sama ini. Bantuan vaksin tidak hanya menjadi alat untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga sebagai jembatan diplomatik dan bukti konkret bahwa solidaritas antarbangsa dapat terwujud dalam tindakan nyata.
Tak hanya menyerahkan vaksin, momentum ini juga digunakan sebagai sarana memperkuat koordinasi antarinstansi dalam hal penanganan darurat kesehatan lintas wilayah. RSUD Ben Mboi sebagai lokasi kegiatan menunjukkan bahwa kolaborasi pusat dan daerah dapat berjalan sinergis dalam mendukung aksi kemanusiaan internasional.
Sementara itu, kehadiran pejabat dari Kemenkes di lokasi menjadi simbol bahwa pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap dinamika kesehatan di perbatasan negara. Langkah-langkah semacam ini menjadi penting untuk menjaga stabilitas kesehatan masyarakat, baik nasional maupun regional.
Selain urgensi penanganan KLB rabies di Timor Leste, penyerahan vaksin ini juga memberi pesan kuat tentang pentingnya kesiapsiagaan regional dalam menghadapi penyakit menular. Negara-negara dengan letak geografis berdekatan seperti Indonesia dan Timor Leste idealnya memiliki mekanisme komunikasi dan respons cepat bersama.
Vaksin yang diberikan diharapkan segera didistribusikan ke daerah-daerah terdampak di Timor Leste. Melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga, pengiriman bantuan ini dapat dilakukan dengan efisien dan menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan.
Tidak hanya dari sisi logistik, bantuan ini juga mendorong masyarakat internasional untuk terus mendukung upaya mitigasi penyakit yang berasal dari hewan. Rabies yang selama ini kerap dipandang sebelah mata justru menjadi ancaman besar bila tidak ditanggulangi secara cepat dan terpadu.
Dengan langkah ini, Indonesia sekali lagi menunjukkan perannya dalam tataran global sebagai negara yang proaktif, bertanggung jawab, dan siap hadir di tengah krisis. Bantuan yang diberikan bukan sekadar simbol, tetapi juga bagian dari upaya kolektif menjaga kesehatan global.
Dalam situasi darurat seperti KLB rabies di Timor Leste, bantuan seperti vaksin dari negara tetangga menjadi lebih dari sekadar dukungan teknis. Ia menjadi penanda bahwa solidaritas antarbangsa masih hidup, dan bahwa krisis bisa menjadi momen untuk saling menguatkan.
Diharapkan langkah ini juga menjadi contoh bagi negara lain untuk turut bergerak cepat saat kawasan di sekitarnya membutuhkan pertolongan. Karena di balik setiap upaya penyelamatan, ada nilai kemanusiaan yang universal dan mendalam: bahwa setiap nyawa layak untuk diperjuangkan.