JAKARTA - Pentingnya komunikasi strategis dalam memperkenalkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembangunan nasional kini makin relevan, terutama di tengah dominasi ruang digital. Melalui pendekatan berbasis media sosial, publikasi terhadap proyek-proyek vital BUMN dapat dilakukan dengan lebih inklusif, menarik, dan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Dalam salah satu sesi pelatihan yang bertujuan memperkuat peran komunikasi perusahaan, perhatian tertuju pada bagaimana optimalisasi keterlibatan karyawan di media sosial mampu menjadi kekuatan tersendiri. Bukan sekadar membagikan informasi, tetapi juga mendorong terbentuknya ikatan emosional antara perusahaan dan masyarakat.
Pada sesi tersebut, disampaikan secara gamblang bahwa partisipasi aktif karyawan dalam menyampaikan narasi positif tentang perusahaan melalui kanal digital dapat memperkuat identitas perusahaan, membangun kepercayaan publik, dan memperluas jangkauan komunikasi perusahaan ke berbagai lapisan masyarakat.
“Optimalisasi engagement karyawan melalui media sosial dapat memperkuat employer branding, memperluas jangkauan komunikasi perusahaan, dan menciptakan hubungan emosional yang lebih kuat antara perusahaan dan publik,” demikian disampaikan dalam forum tersebut.
Pendekatan ini dipandang sebagai upaya strategis yang selaras dengan dinamika era digital. Di tengah cepatnya arus informasi, perusahaan dituntut untuk menjadi lebih adaptif, bukan hanya dalam memproduksi konten, tetapi juga dalam membangun komunitas digital yang solid di antara para karyawannya sendiri.
Tidak hanya berhenti pada pemaparan konsep, pelatihan ini juga dilengkapi dengan aktivitas lapangan yang mempertemukan teori dengan praktik. Di hari kedua, peserta pelatihan berkesempatan melakukan kunjungan langsung ke sejumlah aset strategis milik BUMN yang berada di wilayah Kalimantan Timur.
Kunjungan ini dilakukan untuk memberi pengalaman nyata kepada para peserta dalam memahami skala serta dampak pembangunan nasional yang digerakkan oleh BUMN. Tiga lokasi utama menjadi fokus perhatian selama kunjungan berlangsung: Bandara VVIP Ibu Kota Nusantara (IKN), Rumah Susun Aparatur Sipil Negara (ASN), serta Rumah BUMN Balikpapan.
Bandara VVIP IKN menjadi destinasi pertama yang dikunjungi. Bandara ini dibangun oleh PT PP (Persero) Tbk di lingkup airside, serta Hutama Karya di lingkup landside. Keberadaan bandara ini menjadi simbol kesiapan infrastruktur dasar dalam mendukung operasional IKN sebagai pusat pemerintahan masa depan Indonesia.
Melalui peninjauan langsung ke lapangan, peserta diajak melihat bagaimana proses konstruksi bandara dikelola, mulai dari sisi teknis, logistik, hingga pengelolaan proyek yang mengedepankan keselamatan dan ketepatan waktu. Hal ini membuka wawasan para peserta bahwa pembangunan tidak hanya soal fisik, tetapi juga tentang strategi komunikasi yang tepat agar publik mengetahui dan memahami progresnya.
Selanjutnya, kunjungan berlanjut ke Rumah Susun ASN yang juga merupakan proyek strategis hasil kerja PT PP (Persero) Tbk. Bangunan ini nantinya akan menjadi hunian bagi para aparatur negara yang akan bertugas di IKN. Melalui kunjungan ini, peserta dapat mengamati langsung bagaimana desain hunian dibangun untuk memenuhi aspek kenyamanan, keamanan, serta keberlanjutan lingkungan.
Keberadaan rusun ASN ini bukan hanya sekadar bangunan tempat tinggal, tetapi mencerminkan kesiapan negara dalam mengelola pemindahan pusat pemerintahan secara sistematis, termasuk dalam menyediakan fasilitas dasar yang layak bagi para pegawainya.
Kunjungan terakhir dilakukan ke Rumah BUMN Balikpapan, yang menjadi salah satu pusat pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di tempat ini, peserta melihat bagaimana BUMN turut memainkan peran sosial melalui pendampingan dan pelatihan bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kapasitas bisnis dan literasi digital.
Rumah BUMN menjadi contoh nyata bahwa pembangunan tidak selalu berorientasi pada infrastruktur besar semata, melainkan juga pada pembangunan sumber daya manusia dan penguatan ekonomi lokal. Dalam konteks komunikasi publik, kegiatan pemberdayaan ini menjadi konten yang kuat untuk ditampilkan di media sosial perusahaan sebagai bentuk kontribusi BUMN terhadap masyarakat.
Seluruh kegiatan tersebut dirancang agar para peserta mampu menyampaikan narasi pembangunan nasional melalui pendekatan yang kreatif dan berbasis digital. Dalam praktiknya, peserta diminta untuk mendokumentasikan perjalanan mereka, merangkai narasi di media sosial, serta memproduksi konten visual yang informatif, menarik, dan sesuai dengan pesan strategis perusahaan.
Pelatihan ini menjadi momentum untuk mengubah pola komunikasi korporasi yang sebelumnya kaku dan satu arah, menjadi lebih luwes dan partisipatif. Melibatkan karyawan secara aktif untuk menjadi duta digital perusahaan adalah langkah maju dalam menjawab tantangan komunikasi era modern.
Tak hanya berdampak pada peningkatan employer branding, aktivitas ini juga memberi ruang bagi karyawan untuk menjadi bagian dari strategi perusahaan secara lebih menyeluruh, bukan hanya dari sisi operasional, tetapi juga sebagai juru bicara yang merepresentasikan nilai, visi, dan kontribusi perusahaan terhadap pembangunan bangsa.
Dengan adanya pemahaman mendalam melalui kunjungan lapangan, peserta memiliki perspektif yang lebih luas tentang bagaimana narasi pembangunan seharusnya dikemas. Tidak hanya berfokus pada fakta-fakta teknis, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan, sosial, dan aspirasi masyarakat terhadap kehadiran negara melalui BUMN.
Pelatihan ini sekaligus menjadi bukti bahwa komunikasi korporat yang baik tidak bisa hanya mengandalkan pernyataan resmi, tetapi harus dibangun dari dalam oleh seluruh elemen organisasi yang percaya pada misinya, serta mampu menerjemahkannya dalam bahasa publik yang mudah dipahami dan emosional.