JAKARTA - Pemberdayaan ekonomi masyarakat terus diperkuat melalui inisiatif lokal yang konkret dan menyentuh langsung lapisan bawah. Salah satunya tampak dalam kegiatan yang digelar oleh Koperasi Merah Putih (KMP) di Kelurahan Serua. Kegiatan sosialisasi yang digelar kepada para Ketua RT, RW, tokoh masyarakat, serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini menjadi langkah nyata menjembatani arah kebijakan nasional dengan kebutuhan riil masyarakat di tingkat kelurahan.
Kegiatan tersebut bukan sekadar pengumpulan massa atau rutinitas administratif, tetapi menjadi forum strategis untuk memperkenalkan peran koperasi secara menyeluruh kepada para pemangku kepentingan di lingkungan sekitar. Di tengah meningkatnya peran ekonomi kerakyatan sebagai penopang ketahanan ekonomi nasional, koperasi hadir sebagai pilar utama penggerak kesejahteraan berbasis gotong royong.
Wakil Ketua Bidang Anggota KMP Kelurahan Serua, Totok Marhentoro, menekankan pentingnya kolaborasi aktif masyarakat dalam mendukung pengembangan koperasi yang menjadi bagian dari program prioritas nasional. Menurutnya, keberadaan koperasi tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari masyarakat yang menjadi motor penggeraknya.
“Alhamdulillah, kami bisa berkumpul untuk menyampaikan program KMP Merah Putih yang merupakan bagian dari program Presiden. Di Kelurahan Serua, kami siap menjalankan arahan ini guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Totok dalam kegiatan sosialisasi.
Melalui kegiatan ini, KMP ingin menyampaikan bahwa koperasi bukan lagi entitas yang sekadar mengelola simpan pinjam, tetapi telah berevolusi menjadi pusat pelayanan ekonomi dan sosial yang menjawab tantangan kebutuhan masyarakat modern. Fungsi gerai koperasi, sebagai salah satu layanan utama, diperkenalkan sebagai tempat interaksi warga untuk mengakses produk, layanan keuangan, dan kegiatan usaha bersama.
Totok menjelaskan bahwa koperasi berfungsi sebagai simpul ekonomi yang tidak hanya mendistribusikan barang, tetapi juga menyalurkan informasi, pelatihan, dan peluang usaha. Dalam forum tersebut, dijelaskan pula berbagai manfaat yang bisa diperoleh warga dari keikutsertaan dalam koperasi, seperti akses lebih mudah terhadap pembiayaan, jaringan pemasaran, hingga potensi peningkatan pendapatan melalui usaha kolektif.
Sosialisasi ini menjadi penting karena masih banyak masyarakat yang belum memahami peran strategis koperasi di tengah kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pendekatan langsung kepada para Ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat menjadi langkah awal yang tepat, mengingat mereka memiliki pengaruh kuat dalam menggerakkan partisipasi warganya.
KMP Kelurahan Serua juga menargetkan agar para pelaku UMKM dapat menjadi anggota koperasi yang aktif, sehingga terbentuk jaringan ekonomi mikro yang saling mendukung. Dengan masuknya UMKM ke dalam sistem koperasi, diharapkan pengembangan usaha kecil tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam sistem gotong royong modern.
Selain mengenalkan fungsi dan manfaat koperasi, dalam kegiatan ini juga dibahas bagaimana koperasi dapat berperan dalam menjembatani kebutuhan logistik dan rantai pasok lokal. Dengan hadirnya koperasi yang aktif, maka distribusi produk lokal akan lebih efisien, biaya produksi dapat ditekan, dan harga jual menjadi lebih kompetitif.
Gerakan koperasi yang digagas ini selaras dengan arahan nasional yang menekankan pentingnya revitalisasi peran koperasi dalam perekonomian rakyat. Dengan menjangkau hingga ke tingkat kelurahan, koperasi dapat menjadi motor transformasi ekonomi yang mengakar kuat pada nilai-nilai lokal seperti gotong royong, transparansi, dan keadilan sosial.
Kegiatan sosialisasi ini juga dimanfaatkan sebagai ruang untuk mendengar aspirasi masyarakat. Totok dan tim pengurus koperasi membuka sesi diskusi terbuka agar peserta dapat menyampaikan pandangan, kendala, maupun saran terkait pengembangan koperasi di wilayahnya masing-masing. Beberapa Ketua RT, misalnya, mengusulkan agar gerai koperasi juga menyediakan kebutuhan pokok dengan harga stabil, sebagai upaya menekan dampak inflasi lokal.
Sementara itu, pelaku UMKM menyampaikan kebutuhan mereka akan pendampingan dan akses permodalan yang mudah. Harapan tersebut dijawab langsung oleh pihak KMP, yang menyatakan bahwa program koperasi Merah Putih akan terus menyesuaikan dengan kebutuhan nyata masyarakat di lapangan.
Dari kegiatan ini, terlihat bahwa koperasi tidak hanya dipahami sebagai lembaga ekonomi, tetapi juga sebagai wadah solidaritas sosial. Setiap warga yang terlibat, baik sebagai pengurus maupun anggota, ikut memiliki tanggung jawab dalam memastikan koperasi berjalan sehat dan produktif.
Langkah yang dilakukan KMP Kelurahan Serua menjadi contoh konkret bagaimana koperasi lokal bisa bergerak dinamis mendukung agenda pembangunan nasional. Ini sekaligus menegaskan bahwa transformasi koperasi bukan hanya urusan pusat, tetapi sangat ditentukan oleh inisiatif dan partisipasi aktif di level paling bawah.
Dengan strategi pendekatan langsung seperti ini, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi objek dari program koperasi, tetapi juga menjadi subjek utama yang ikut merancang, menjalankan, dan menikmati manfaatnya secara kolektif. Totok menambahkan bahwa ke depan, koperasi juga akan berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan keuangan dan perencanaan usaha.
Kegiatan sosialisasi KMP Kelurahan Serua ini pun diakhiri dengan penegasan komitmen untuk terus menjalankan program-program koperasi secara berkelanjutan. Totok berharap agar setiap Ketua RT dan RW yang hadir dapat menjadi perpanjangan tangan dalam menyosialisasikan program koperasi ke warga di lingkungan masing-masing.
Dengan membangun jejaring dari bawah, koperasi dapat tumbuh menjadi lembaga yang kuat, mandiri, dan benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat. Apa yang dilakukan KMP Kelurahan Serua hari ini merupakan bagian dari perjalanan panjang menuju kemandirian ekonomi masyarakat yang berpijak pada semangat gotong royong.