JAKARTA - Akses terhadap energi bersih dan terjangkau menjadi kebutuhan utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas dari PT Pertamina (Persero), menegaskan keseriusannya untuk terus memperkuat infrastruktur gas bumi nasional yang akan menopang pasokan energi bersih ke seluruh wilayah Indonesia secara merata.
PGN mengakui bahwa tantangan utama dalam distribusi gas bumi terletak pada kesenjangan geografis antara sumber pasokan dan wilayah yang memiliki permintaan tinggi. Melalui strategi jangka panjang yang telah dirumuskan, perusahaan terus mengupayakan langkah konkret untuk menjembatani kesenjangan tersebut, termasuk memperluas jaringan infrastruktur gas dari hulu ke hilir.
Direktur Utama PGN, Arief S Handoko, menyampaikan bahwa komitmen perusahaan saat ini difokuskan pada percepatan pembangunan infrastruktur yang tidak hanya andal, namun juga mampu menjangkau wilayah-wilayah strategis dengan kebutuhan gas yang semakin meningkat.
“Melalui strategi pengembangan jangka panjang, PGN terus menjawab tantangan kesenjangan antara lokasi pasokan dan permintaan gas bumi, khususnya di wilayah dengan kebutuhan tinggi seperti Sumatera dan Jawa bagian barat,” ujarnya dalam pernyataan resmi di Jakarta, Senin 21 Juli.
Dalam praktiknya, pengembangan infrastruktur gas bumi tidak hanya mencakup pembangunan jaringan pipa gas yang menghubungkan titik-titik pasokan dengan wilayah konsumen, tetapi juga mencakup fasilitas pendukung seperti stasiun pengukuran, sistem distribusi berbasis digital, serta terminal LNG mini untuk kawasan yang tidak dapat dijangkau pipa secara langsung.
Menurut Arief, infrastruktur merupakan elemen fundamental dalam memastikan konektivitas distribusi gas berjalan optimal. Tanpa infrastruktur yang memadai, maka potensi pasokan gas yang melimpah di wilayah hulu tidak akan mampu menjawab kebutuhan industri, rumah tangga, maupun sektor transportasi di wilayah lain yang memerlukan.
Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya PGN dalam mendukung transisi energi nasional menuju sumber daya yang lebih bersih dan berkelanjutan. Gas bumi dianggap sebagai jembatan penting dalam transisi tersebut karena selain lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil lainnya, juga memiliki biaya distribusi yang efisien jika ditopang oleh infrastruktur yang tepat.
PGN juga melihat peluang besar dalam penguatan jaringan gas nasional, seiring dengan pertumbuhan kawasan industri dan peningkatan konsumsi energi di pusat-pusat ekonomi. Wilayah barat Jawa dan sebagian besar wilayah Sumatera kini menjadi fokus prioritas perusahaan karena merupakan wilayah padat industri yang membutuhkan pasokan gas secara stabil dan berkelanjutan.
Selain untuk kepentingan industri, infrastruktur gas bumi yang dibangun PGN juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat rumah tangga. Program Jaringan Gas (Jargas) rumah tangga menjadi contoh konkret peran PGN dalam menghadirkan akses energi bersih ke level rumah tangga. Melalui jaringan yang terhubung langsung ke dapur rumah warga, PGN berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar padat atau LPG, sekaligus mendukung efisiensi biaya energi keluarga.
Dalam jangka panjang, konektivitas jaringan gas bumi yang merata akan berdampak signifikan terhadap penguatan daya saing nasional. Industri akan lebih efisien dalam produksi, masyarakat memperoleh energi yang lebih murah dan aman, serta negara memiliki ketahanan energi yang lebih kuat.
Arief juga menekankan bahwa dalam pengembangan infrastrukturnya, PGN senantiasa memperhatikan aspek keberlanjutan, keselamatan, serta teknologi terkini. Seluruh pembangunan dilakukan dengan pendekatan yang mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial, agar proyek-proyek infrastruktur gas tidak hanya membangun konektivitas, tetapi juga memperkuat hubungan dengan masyarakat di sekitar wilayah operasional.
Dengan langkah-langkah tersebut, PGN ingin menjadi penggerak utama dalam mempercepat transformasi energi nasional. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan tidak semata mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendukung pencapaian target net zero emission yang telah dicanangkan pemerintah.
Sebagai bagian dari ekosistem BUMN energi, PGN menyadari bahwa tanggung jawabnya tidak hanya pada aspek korporasi dan keuntungan bisnis, tetapi juga pada kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan energi rakyat secara luas. Oleh karena itu, strategi penguatan infrastruktur dijalankan dengan semangat kolaboratif bersama pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintah maupun swasta.
PGN juga terus melakukan pengembangan inovasi layanan untuk mempercepat transformasi digital di sektor distribusi energi. Digitalisasi sistem pemantauan, kontrol tekanan gas, dan manajemen jaringan menjadi bagian penting dari penguatan infrastruktur yang berbasis data dan berorientasi pada layanan pelanggan.
Dalam upaya menjawab kebutuhan gas secara menyeluruh, PGN tidak hanya bertumpu pada satu model distribusi. Selain jaringan pipa, perusahaan juga mengembangkan moda transportasi gas melalui sistem virtual pipeline, LNG trucking, serta pengembangan fasilitas regasifikasi skala kecil yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil atau pulau-pulau kecil.
Dengan pendekatan multi-infrastruktur ini, PGN mampu memperluas jangkauan distribusi gas hingga ke wilayah yang selama ini belum tersentuh layanan energi bersih. Inilah yang menjadi dasar dari visi perusahaan dalam mewujudkan pemerataan energi nasional secara adil dan inklusif.
Komitmen PGN dalam membangun infrastruktur gas bumi secara menyeluruh menjadi langkah strategis dalam menjamin akses energi untuk seluruh elemen masyarakat, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi global. Energi yang bersih, merata, dan terjangkau tidak hanya menjadi impian, tetapi mulai diwujudkan melalui kerja nyata dan langkah konkret dari PGN di berbagai wilayah Indonesia.