Transportasi

Mahasiswa UNAIR Dorong Transportasi Berkelanjutan

Mahasiswa UNAIR Dorong Transportasi Berkelanjutan
Mahasiswa UNAIR Dorong Transportasi Berkelanjutan

JAKARTA - Keberlanjutan transportasi di perkotaan kini menjadi perhatian penting dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Salah satu langkah nyata datang dari kalangan akademisi muda Universitas Airlangga (UNAIR), yang berinisiatif melakukan kajian terhadap kontribusi transportasi publik, khususnya Suroboyo Bus, terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam semangat kolaboratif dan penelitian interdisipliner, lima mahasiswa lintas jurusan UNAIR berupaya melihat bagaimana Suroboyo Bus berperan dalam menjawab tantangan kota modern. Dengan dukungan penuh dari SDGs Center UNAIR dan bimbingan dari Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, Nadia Anridho S.Ak., MBA., Ph.D., tim mahasiswa ini menyusun penelitian yang menyentuh aspek sosial, ekonomi, lingkungan, hingga kerja sama institusional.

Tim tersebut terdiri dari Dhika Riski Wahyuda (Akuntansi) yang berperan sebagai ketua, didampingi oleh empat anggota lainnya yaitu Aurelya Indah Hapsari (Akuntansi), Faiz Ibnu Tsani (Akuntansi), Dina Fadiah (Sosiologi), dan Nadhifa Fahira Angelita (Hubungan Internasional). Mereka mengarahkan fokus penelitian terhadap kontribusi Suroboyo Bus dalam mendukung lima poin SDGs utama, yakni poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 10 (Pengurangan Ketimpangan), 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan), 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Melalui pendekatan riset yang menyatukan perspektif ekonomi, sosial, dan hubungan internasional, tim ini tidak hanya menyoroti efektivitas operasional Suroboyo Bus sebagai moda transportasi publik, tetapi juga mengkaji dampak lebih luas terhadap struktur sosial dan lingkungan kota Surabaya. Penelitian mereka tidak berhenti pada angka-angka, melainkan menelaah bagaimana layanan ini memberi efek pada kelompok rentan, pengurangan emisi karbon, hingga keterlibatan multipihak dalam pengelolaan layanan publik.

Dalam pelaksanaannya, tim melakukan observasi lapangan, wawancara, serta kajian literatur yang relevan. Mereka menelusuri bagaimana keberadaan Suroboyo Bus, dengan sistem pembayaran menggunakan botol plastik, menciptakan nilai tambah ekologis sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya daur ulang. Di sisi lain, layanan ini juga membuka akses transportasi yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang selama ini menghadapi keterbatasan mobilitas di kota besar.

Keterlibatan Dhika sebagai ketua tim menjadi motor penggerak dalam koordinasi lintas disiplin ilmu. Dengan latar belakang akuntansi, ia menyusun analisis yang menitikberatkan pada efisiensi penggunaan anggaran publik dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Aurelya dan Faiz, yang juga berasal dari jurusan akuntansi, turut memberikan kontribusi dalam penilaian dampak fiskal serta analisis kebijakan tarif dan keberlanjutan layanan.

Sementara itu, Dina dari jurusan Sosiologi berfokus pada aspek inklusivitas dan pengaruh layanan terhadap kohesi sosial di Surabaya. Ia melihat bahwa Suroboyo Bus tidak sekadar menyediakan moda transportasi, melainkan menciptakan ruang interaksi sosial yang inklusif, di mana warga dari berbagai lapisan sosial dapat berbaur. Ini turut menjawab tantangan pada poin SDGs 10, yakni pengurangan ketimpangan.

Dari perspektif hubungan internasional, Nadhifa mengeksplorasi potensi pengembangan model Suroboyo Bus sebagai contoh praktik baik yang bisa diadopsi di negara lain. Ia menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam pengembangan transportasi berkelanjutan, termasuk kemungkinan kolaborasi dengan organisasi internasional dan lembaga donor dalam mendukung kota-kota lain mereplikasi sistem serupa.

Bimbingan dari Nadia Anridho S.Ak., MBA., Ph.D., sebagai dosen pembimbing sekaligus pengarah metodologis menjadi penopang utama keberhasilan riset ini. Dengan pengalaman akademik dan penelitian yang luas, Nadia memastikan bahwa proyek mahasiswa ini berjalan dengan sistematis, berbasis data, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi kebijakan publik.

Selain menyasar target penelitian, proyek ini juga menjadi sarana pembelajaran langsung tentang kerja kolaboratif lintas disiplin dan pentingnya peran generasi muda dalam mengawal pembangunan berkelanjutan. Para mahasiswa menyadari bahwa kontribusi mereka bukan hanya dalam bentuk laporan akademik, melainkan juga sebagai bentuk advokasi ilmiah yang bisa memengaruhi arah kebijakan di masa mendatang.

Dengan hasil temuan yang komprehensif, tim berencana mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam berbagai forum ilmiah dan publikasi. Harapannya, temuan ini bisa menjadi referensi bagi pemerintah daerah, akademisi, serta masyarakat luas yang tertarik mengembangkan transportasi ramah lingkungan dan inklusif.

Inisiatif penelitian ini juga memperkuat posisi Universitas Airlangga sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang berperan aktif dalam mendukung agenda SDGs. Melalui SDGs Center, UNAIR mendorong keterlibatan mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori pembangunan berkelanjutan, tetapi juga mengaplikasikannya dalam konteks nyata di masyarakat.

Suroboyo Bus menjadi simbol bahwa inovasi sederhana bisa memberi dampak besar. Bagi kelima mahasiswa ini, pengalaman riset tersebut membuka mata mereka terhadap kompleksitas isu pembangunan kota dan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Dan lebih dari itu, mereka telah membuktikan bahwa semangat perubahan bisa lahir dari ruang kelas, menyebar ke jalanan kota, dan bermuara pada kebijakan yang berpihak pada masa depan bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index