Penyeberangan

Dishub Sleman Bagi Kerucut Lalu Lintas Penyeberangan Sekolah

Dishub Sleman Bagi Kerucut Lalu Lintas Penyeberangan Sekolah
Dishub Sleman Bagi Kerucut Lalu Lintas Penyeberangan Sekolah

JAKARTA - Menjaga keselamatan siswa saat berangkat dan pulang sekolah menjadi prioritas utama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan lalu lintas yang aman bagi pelajar adalah dengan mendistribusikan ratusan traffic cone atau kerucut lalu lintas ke berbagai sekolah di wilayah tersebut.

Bukan tanpa alasan, langkah ini ditempuh sebagai bentuk respons terhadap potensi risiko kecelakaan yang kerap menghantui aktivitas menyeberang jalan para siswa, khususnya di titik-titik sekolah yang berada di tepi jalan raya atau kawasan padat kendaraan. Dengan keberadaan kerucut lalu lintas ini, diharapkan ada pembatas visual dan pengingat bagi pengendara untuk lebih waspada terhadap keberadaan siswa yang melintas.

Pendistribusian alat keselamatan tersebut dilakukan secara bertahap ke puluhan sekolah yang tersebar di berbagai kecamatan. Tak hanya sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan atas juga menjadi sasaran program ini. Dalam pelaksanaannya, Dishub Sleman bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memastikan kerucut tersebut digunakan secara efektif, terutama pada jam-jam masuk dan pulang sekolah yang ramai lalu lintas.

Fungsi utama dari kerucut ini adalah sebagai alat bantu untuk menandai area penyeberangan yang digunakan siswa. Dengan kerucut yang dipasang secara strategis di titik penyeberangan, maka pengemudi kendaraan akan lebih mudah menyadari adanya aktivitas penyeberangan siswa di lokasi tersebut. Harapannya, tingkat kewaspadaan meningkat, dan potensi terjadinya kecelakaan dapat ditekan.

Selain aspek pengamanan fisik, distribusi kerucut ini juga menjadi momentum untuk mendorong partisipasi aktif sekolah dalam menciptakan budaya tertib lalu lintas. Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar di ruang kelas, tetapi juga menjadi mitra strategis dalam membentuk karakter siswa agar peduli terhadap keselamatan di jalan raya.

Para guru dan staf sekolah dilibatkan untuk membantu pengawasan penggunaan kerucut, serta memberikan edukasi tambahan kepada siswa mengenai pentingnya disiplin saat menyeberang jalan. Tak sedikit pula sekolah yang menjadikan program ini sebagai bagian dari kegiatan ekstra kurikuler atau pendidikan karakter, dengan menjadikannya materi kampanye keselamatan berlalu lintas di lingkungan sekolah.

Langkah preventif ini tidak hanya berdampak pada siswa. Orang tua yang setiap hari mengantar jemput anaknya juga menyambut baik kehadiran kerucut lalu lintas ini. Mereka merasa lebih tenang dan terbantu dengan adanya alat bantu visual yang memperjelas area aman di depan sekolah. Dalam beberapa kasus, para wali murid bahkan turut aktif membantu petugas sekolah dalam menjaga titik-titik penyeberangan.

Bukan hanya di sekolah perkotaan, Dishub Sleman memastikan pemerataan distribusi kerucut hingga ke sekolah-sekolah di kawasan pinggiran dan pedesaan. Meskipun arus kendaraan di daerah tersebut tidak sepadat jalan utama, namun potensi bahaya tetap ada, terlebih karena keterbatasan fasilitas penyeberangan dan minimnya rambu lalu lintas.

Pihak Dishub juga menginformasikan bahwa jumlah kerucut yang didistribusikan sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah. Sekolah dengan akses jalan besar dan banyak kendaraan, tentu mendapatkan jumlah yang lebih banyak. Sementara untuk sekolah dengan akses jalan kecil atau lingkungan tertutup, distribusi dilakukan secara proporsional.

Dalam beberapa sekolah, penggunaan kerucut juga dikombinasikan dengan praktik safety patrol oleh siswa. Mereka bertugas membantu mengatur jalur penyeberangan dengan pengawasan dari guru atau staf sekolah. Program ini dinilai mampu membentuk kesadaran sejak dini dan menanamkan rasa tanggung jawab pada siswa terhadap keselamatan bersama.

Dishub Sleman menegaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari program jangka panjang menuju sistem transportasi berbasis keselamatan dan keberlanjutan. Dengan menjadikan sekolah sebagai titik awal perubahan, diharapkan budaya tertib berlalu lintas bisa tumbuh secara alami dalam keseharian masyarakat, dimulai dari generasi muda.

Tak hanya berhenti pada pendistribusian kerucut, evaluasi dan pemantauan rutin juga dilakukan untuk melihat efektivitas penggunaannya. Tim Dishub akan melakukan pengecekan lapangan, termasuk menerima masukan dari sekolah terkait kondisi lalu lintas dan kebutuhan tambahan sarana penunjang.

Dari sisi pemerintah daerah, dukungan terhadap program ini juga sejalan dengan visi menciptakan Sleman sebagai wilayah yang ramah anak dan inklusif. Perlindungan terhadap anak tidak hanya dilakukan dalam bentuk pengawasan sosial, tetapi juga melalui jaminan keselamatan mereka saat beraktivitas di luar rumah, termasuk saat ke sekolah.

Inisiatif ini sekaligus menjadi pengingat bahwa peran Dishub tidak hanya sebatas mengatur lalu lintas di jalan raya besar atau kawasan komersial. Lebih dari itu, Dishub juga memikul tanggung jawab untuk menjamin keamanan warga di titik-titik vital seperti lingkungan sekolah, pasar, dan permukiman padat.

Ke depan, Dishub Sleman berencana untuk meluaskan cakupan inisiatif ini dengan melengkapi kerucut lalu lintas dengan perlengkapan pendukung lainnya, seperti papan peringatan “Hati-Hati Anak Menyeberang”, pelampung rambu, dan mungkin penambahan marka jalan di depan sekolah. Semuanya dirancang untuk menciptakan kesadaran menyeluruh bahwa keselamatan anak adalah tanggung jawab bersama.

Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, Dishub Sleman membuktikan bahwa perlindungan terhadap anak tidak hanya berbentuk aturan di atas kertas, tetapi dapat diwujudkan melalui kebijakan sederhana namun berdampak besar. Kerucut lalu lintas mungkin terlihat kecil, tetapi fungsinya bisa menyelamatkan nyawa dan menjadi awal budaya disiplin yang lebih luas di jalan raya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index