JAKARTA - Peningkatan kapasitas personel pengamanan kini menjadi fokus utama sejumlah institusi, termasuk Bank Indonesia (BI). Dalam semangat membina kedisiplinan, ketangguhan fisik, serta penguatan karakter para petugas keamanan, BI Cabang Gorontalo bersama Radio Republik Indonesia (RRI) Gorontalo menggelar kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Wadokai yang berlangsung sukses pada Sabtu, 19 Juli.
Sebanyak 40 peserta yang berasal dari satuan pengamanan (satpam) Bank Indonesia Gorontalo ikut serta dalam ujian tersebut. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh penguji utama, Sensei Imran Djabir, yang dikenal sebagai pelatih senior dalam dunia bela diri karate, khususnya aliran Wadokai.
Pelaksanaan UKT tidak hanya menjadi ajang formal untuk menaikkan tingkatan sabuk para peserta, melainkan juga merupakan bagian penting dari proses pembinaan berkelanjutan yang dilakukan oleh BI terhadap para personel keamanan internalnya. Melalui program ini, mereka didorong untuk meningkatkan kedisiplinan, keterampilan fisik, serta mentalitas profesional yang dibutuhkan dalam menjaga stabilitas dan keamanan lingkungan kerja di lingkungan kantor BI.
Kegiatan ini sekaligus mencerminkan sinergi kuat antara lembaga keuangan negara dengan komunitas bela diri lokal. Dalam kerja sama antara Bank Indonesia dan Wadokai Gorontalo, terdapat komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman sekaligus sehat secara jasmani dan rohani. Pendekatan melalui latihan bela diri dianggap mampu membentuk pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, serta siap menghadapi situasi genting secara tenang dan tepat.
Sebagai mitra pelaksana, RRI Gorontalo turut mendukung suksesnya kegiatan tersebut, tidak hanya dalam aspek dokumentasi atau penyebaran informasi, tetapi juga dalam peranannya mendorong pembangunan karakter masyarakat melalui partisipasi aktif dalam kegiatan positif. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan interdisipliner dapat menjadi kunci sukses dalam program-program pengembangan sumber daya manusia.
Sensei Imran Djabir, yang memimpin langsung jalannya ujian, menyampaikan bahwa semangat peserta sangat terlihat dari awal hingga akhir kegiatan. Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam UKT tidak hanya diukur dari kemampuan fisik, tetapi juga dari ketekunan latihan, pemahaman nilai-nilai bela diri, serta integritas moral dalam menghadapi setiap tantangan.
Dalam pelaksanaan ujian, para peserta diuji baik dari sisi teknik dasar, kombinasi gerakan, hingga simulasi pertarungan. Seluruh tahapan dilakukan dengan penuh disiplin dan diawasi ketat oleh tim penguji. Bagi para anggota satuan pengamanan BI, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi bentuk nyata dari proses pembentukan karakter profesional.
Pihak BI Cabang Gorontalo menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini akan terus dilakukan secara rutin. Tujuannya tidak lain untuk memastikan bahwa satuan pengamanan yang bertugas benar-benar memiliki kesiapan fisik dan mental yang mumpuni. Apalagi dalam lingkungan strategis seperti BI, keamanan dan stabilitas menjadi bagian yang tidak bisa ditawar.
Tidak hanya fokus pada peningkatan kemampuan individu, kegiatan UKT ini juga diharapkan dapat memperkuat solidaritas dan kekompakan di antara anggota satuan pengamanan. Latihan dan ujian bersama dalam atmosfer yang penuh semangat dan sportivitas memberikan ruang untuk membangun kerja tim yang kuat, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap kinerja keseluruhan institusi.
Bank Indonesia juga melihat pendekatan pengembangan sumber daya manusia melalui kegiatan bela diri sebagai bagian dari strategi pembinaan yang menyeluruh. Melatih satpam dengan bela diri bukan hanya untuk keperluan pertahanan diri, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran, keuletan, dan respek terhadap sesama. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai profesionalisme yang dijunjung tinggi oleh institusi.
Lebih dari itu, kegiatan UKT ini juga menjadi bagian dari penguatan mental health di kalangan petugas keamanan. Dengan latihan rutin dan disiplin yang diterapkan dalam bela diri, para anggota satuan pengamanan memperoleh sarana pelepasan stres sekaligus menjaga kebugaran. Kombinasi ini menjadikan mereka lebih siap secara emosional dalam menghadapi tekanan kerja sehari-hari.
Kegiatan ini juga membuka ruang bagi pengembangan lebih lanjut, seperti pelatihan lanjutan, sertifikasi khusus, hingga pembinaan atlet bela diri di lingkungan kerja. Dalam jangka panjang, Bank Indonesia berharap pembinaan ini akan menciptakan kader-kader keamanan yang tidak hanya tangguh di lapangan, tetapi juga menjadi teladan dalam kedisiplinan dan etika.
Kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat ini sekaligus menjadi cerminan bahwa pengembangan sumber daya manusia bisa dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan, sehat, dan membangun rasa hormat. Ketika program pelatihan dilakukan dengan cara yang mengedepankan nilai dan budaya positif, hasilnya akan lebih berdampak daripada hanya sebatas pelatihan teknis.
BI dan RRI menunjukkan bahwa kolaborasi lintas lembaga dapat memberikan dampak nyata jika didasari oleh visi yang sama—yaitu membentuk SDM yang unggul, tangguh, dan berintegritas. Keberhasilan pelaksanaan UKT Wadokai ini menjadi titik penting dalam perjalanan pembinaan internal BI, sekaligus menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk melakukan hal serupa.
Dengan antusiasme tinggi dari peserta dan dukungan penuh dari manajemen serta pelatih profesional, kegiatan seperti ini tidak hanya layak untuk diteruskan, tetapi juga diperluas. Spirit kedisiplinan dan kebersamaan yang tumbuh dalam prosesnya menjadi modal besar bagi terbentuknya satuan pengamanan yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga matang secara mental.