JAKARTA - Meningkatnya biaya pendidikan setiap tahun menjadi tantangan serius bagi para orangtua. Tanpa strategi yang tepat, kebutuhan pendidikan anak di masa depan bisa menjadi beban finansial yang cukup berat. Oleh karena itu, menyiapkan dana pendidikan bukan sekadar opsi, melainkan langkah krusial yang harus dimulai sejak dini.
Persiapan ini bukan hanya soal menyisihkan penghasilan dalam bentuk tabungan, melainkan juga memikirkan cara agar tabungan tersebut tumbuh secara optimal. Salah satu strategi yang semakin relevan untuk diterapkan adalah dengan menginvestasikan dana tabungan tersebut ke instrumen yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dari inflasi.
Perencana Keuangan Andy Nugroho menyampaikan pandangannya bahwa menginvestasikan tabungan sangat dianjurkan, terutama bila masih tersedia waktu beberapa tahun sebelum anak memasuki jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain, waktu menjadi aset yang sangat berharga dalam strategi keuangan untuk kebutuhan pendidikan anak.
“Menginvestasikan tabungan sangat baik, utamanya jika waktunya anak masuk sekolah masih beberapa tahun lagi,” ujar Andy.
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa semakin panjang horizon waktu yang tersedia, maka potensi pertumbuhan dana yang dikumpulkan pun akan semakin besar. Instrumen investasi seperti reksa dana, obligasi, atau bahkan saham dapat dimanfaatkan oleh orangtua untuk menumbuhkan dana secara lebih maksimal dibanding hanya menyimpannya dalam bentuk tabungan biasa.
Perencanaan ini menjadi semakin penting ketika melihat tren biaya pendidikan yang cenderung meningkat secara tahunan, baik di jenjang pendidikan dasar maupun tinggi. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor mulai dari inflasi umum, peningkatan kualitas pendidikan, hingga penambahan berbagai fasilitas penunjang yang juga membutuhkan biaya.
Dengan kata lain, bila orangtua hanya mengandalkan tabungan konvensional tanpa strategi pertumbuhan yang optimal, maka bisa jadi dana yang tersedia di masa depan tidak akan cukup untuk menutupi biaya pendidikan yang dibutuhkan. Dalam konteks ini, pendekatan investasi menjadi salah satu solusi yang relevan dan strategis.
Namun, tentu saja investasi harus dilakukan dengan perhitungan yang matang. Salah satunya dengan memperhitungkan profil risiko, jangka waktu, dan tujuan finansial. Karena tujuannya adalah pendidikan anak, maka pendekatan investasi yang relatif stabil namun tetap memberikan pertumbuhan optimal sangat dianjurkan.
Selain itu, penting bagi orangtua untuk disiplin dalam merencanakan dan menyisihkan dana secara berkala. Strategi dollar-cost averaging atau menyetor dana investasi secara rutin setiap bulan bisa menjadi solusi praktis yang tidak memberatkan. Ini sekaligus membentuk kebiasaan finansial yang sehat dan terencana.
Perlu juga diingat bahwa setiap jenjang pendidikan membutuhkan perencanaan yang berbeda. Misalnya, biaya masuk sekolah dasar tentu tidak sebesar biaya masuk perguruan tinggi. Maka dari itu, perencanaan perlu disesuaikan dengan tahapan usia anak dan kebutuhan spesifiknya.
Dengan memiliki peta jalan finansial sejak awal, orangtua tidak hanya bisa menghindari kepanikan mendadak saat waktu sekolah tiba, tapi juga dapat memilih institusi pendidikan terbaik tanpa harus terlalu terbebani oleh faktor biaya.
Penting juga bagi orangtua untuk mulai mengenalkan konsep keuangan kepada anak sejak dini. Edukasi dasar tentang pengelolaan uang, tabungan, dan nilai dari pendidikan akan membentuk kebiasaan positif yang sangat berpengaruh di masa depan. Selain merencanakan, orangtua juga berperan sebagai teladan keuangan bagi anak-anak mereka.
Dalam banyak kasus, dana pendidikan juga berkaitan dengan tujuan jangka panjang keluarga lainnya, seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun. Oleh karena itu, menyusun perencanaan keuangan menyeluruh sangat dianjurkan agar tidak terjadi tumpang tindih prioritas.
Mengatur dana pendidikan bukan berarti mengorbankan kebutuhan keluarga lainnya. Dengan manajemen yang tepat, keduanya bisa berjalan seimbang. Misalnya, dengan membuat pos-pos anggaran yang jelas dan menggunakan produk keuangan yang sesuai dengan tujuan masing-masing.
Strategi perlindungan risiko juga patut dipertimbangkan. Karena meskipun rencana investasi telah disusun dengan baik, tidak ada yang bisa memprediksi kondisi kesehatan atau situasi darurat yang mungkin timbul. Maka, asuransi jiwa dan asuransi pendidikan dapat dijadikan sebagai pelengkap strategi keuangan untuk menjamin kesinambungan rencana tersebut.
Penting juga untuk melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja investasi yang telah dipilih. Dunia keuangan sangat dinamis, dan tidak semua instrumen akan selalu relevan dalam setiap kondisi. Maka, melakukan penyesuaian berkala agar dana tetap tumbuh sesuai target sangat dianjurkan.
Kesimpulannya, menyiapkan dana pendidikan anak bukan hanya soal niat, tapi juga tentang strategi. Dengan waktu sebagai sekutu, disiplin sebagai fondasi, dan investasi sebagai kendaraan, impian menyekolahkan anak di tempat terbaik bisa terwujud tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangan keluarga.
Langkah kecil hari ini dapat berdampak besar di masa depan. Maka, tidak ada kata terlalu cepat untuk memulai. Justru, semakin dini orangtua merencanakan dan mengelola dana pendidikan, maka semakin ringan beban yang akan dihadapi ketika waktu itu tiba.