Kementerian ESDM dan B-Universe Gelar Energi dan Mineral Forum 2025: Bahas Masa Depan Sektor Strategis Nasional

Senin, 26 Mei 2025 | 09:22:21 WIB

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan media grup B-Universe yang terdiri dari BeritaSatu.com, BTV, Investor Daily, dan Jakarta Globe, menyelenggarakan Energi dan Mineral Forum 2025. Forum bergengsi ini digelar di Kempinski Grand Ballroom, Hotel Indonesia, Jakarta, pada Senin 26 Mei 2025 dan bertujuan menjadi ruang dialog strategis untuk membahas masa depan sektor energi dan mineral di Indonesia.

Acara ini dibuka langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita. Dalam sambutannya, Bahlil menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan media dalam membangun masa depan energi Indonesia yang berkelanjutan dan berdaulat.

"Melalui forum ini, kita berharap seluruh pemangku kepentingan dapat berdiskusi terbuka mengenai arah kebijakan dan inovasi teknologi yang diperlukan untuk mempercepat transisi energi, sekaligus mengoptimalkan kekayaan mineral nasional untuk kesejahteraan rakyat," ujar Bahlil dalam pidatonya.

Menjawab Tantangan Transisi Energi dan Hilirisasi Mineral

Forum ini menghadirkan berbagai tokoh penting dari sektor energi dan pertambangan, termasuk akademisi, praktisi industri, pengusaha, dan perwakilan pemerintah. Mereka membahas berbagai isu strategis, mulai dari transisi energi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT), kebijakan dekarbonisasi, ketahanan energi nasional, hingga strategi hilirisasi mineral.

Menurut Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita, forum ini menjadi langkah konkret untuk mempertemukan pelaku industri dengan pemangku kebijakan. "Kami ingin menjadi bagian dari transformasi sektor energi dan mineral di Indonesia. Kolaborasi antara media dan pemerintah harus menghasilkan solusi dan gagasan yang aplikatif, bukan hanya diskusi formal," kata Enggartiasto.

Enggartiasto juga menekankan bahwa transformasi sektor energi harus mampu menjawab tantangan global terkait perubahan iklim, sekaligus membuka peluang investasi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Momentum Reformasi Energi Nasional

Dalam diskusi panel, sejumlah narasumber memaparkan peluang dan tantangan transformasi energi Indonesia ke depan. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan bauran EBT mencapai 23 persen pada 2025. Meski tantangan masih besar, seperti infrastruktur dan investasi, pemerintah berkomitmen untuk mempercepat realisasi proyek-proyek energi bersih.

"Kita perlu memperkuat regulasi, mempercepat investasi, dan mendorong inovasi dalam teknologi EBT. Forum seperti ini penting untuk mempertemukan ide-ide segar dan evaluasi terhadap kebijakan yang ada," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA) menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam kegiatan pertambangan dan hilirisasi mineral. "Transformasi sektor mineral bukan hanya soal ekspor bahan mentah, tapi bagaimana kita mengolah dan memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal di dalam negeri," katanya.

Dorongan Hilirisasi dan Ketahanan Energi

Salah satu poin diskusi yang mengemuka adalah kebijakan hilirisasi mineral. Pemerintah menyatakan komitmennya dalam meningkatkan nilai tambah komoditas strategis seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah. Langkah ini dinilai krusial dalam menciptakan ketahanan ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah.

"Hilirisasi bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Kita ingin menciptakan industri yang tangguh dari hulu ke hilir. Negara yang kuat adalah negara yang bisa mengelola sumber dayanya sendiri," tegas Bahlil.

Sejalan dengan hal tersebut, forum juga menyoroti pentingnya integrasi antara industri energi dan teknologi. Kolaborasi lintas sektor dibutuhkan untuk mendukung transisi energi melalui pengembangan energi surya, angin, panas bumi, dan biomassa. Selain itu, penguatan ekosistem kendaraan listrik dan baterai juga menjadi bagian integral dari transformasi tersebut.

Peran Media dalam Mendukung Transformasi

Forum ini juga menjadi ajang refleksi atas peran media dalam mengedukasi publik mengenai kebijakan energi dan mineral. B-Universe, sebagai penyelenggara bersama Kementerian ESDM, menekankan bahwa media memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan informasi yang akurat, mendorong literasi energi, serta mengawasi jalannya program-program strategis nasional.

"Informasi yang jernih dan kredibel sangat penting dalam membangun kesadaran publik terhadap isu-isu energi dan mineral. Media adalah mitra pemerintah dan masyarakat untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas kebijakan," tambah Enggartiasto.

Komitmen Berkelanjutan Menuju 2045

Sebagai penutup, Menteri ESDM Bahlil menegaskan bahwa arah kebijakan sektor energi dan mineral ke depan akan sangat menentukan masa depan Indonesia sebagai negara maju. Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045, dan sektor energi serta mineral menjadi fondasi penting dalam mewujudkan visi tersebut.

"Kita harus terus bergandeng tangan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dunia usaha, akademisi, dan media harus bersatu untuk membangun sektor energi dan mineral yang berdaya saing, berkelanjutan, dan inklusif," pungkasnya.

Dengan digelarnya Energi dan Mineral Forum 2025 ini, diharapkan lahirnya strategi-strategi baru yang mampu menjawab dinamika global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi dunia.

Terkini

Liburan Seru Berenang Bersama Hiu Karimunjawa

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:27 WIB

Rekomendasi 3 Coto Makassar Terlezat di Surabaya

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:26 WIB

Update Harga Sembako Jogja 11 September 2025 Terbaru

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:22 WIB

Langkah Mudah Cek Bansos BPNT 2025 Online

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:21 WIB