Banjir Pasang Dalam di Pesisir Batubara Tinggalkan Sampah Berserakan, Lingkungan Kumuh dan Butuh Penanganan Segera

Senin, 26 Mei 2025 | 09:12:07 WIB

JAKARTA - Banjir pasang dalam yang melanda kawasan pesisir Kabupaten Batubara tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga meninggalkan masalah lingkungan serius berupa tumpukan sampah yang berserakan dan mengapung di parit-parit serta sepanjang pesisir. Kondisi ini menimbulkan kesan kumuh dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat sekitar jika tidak segera ditangani.

Fenomena pasang dalam yang terjadi belakangan ini telah membawa berbagai sampah plastik, kayu, dan material lain dari laut ke daratan serta mengendap di saluran air dan parit, terutama di kawasan pesisir. Sampah-sampah ini belum dibersihkan secara optimal, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan potensi sarang penyakit.

Dampak Pasang Dalam terhadap Lingkungan Pesisir

Pasang dalam merupakan kondisi air laut yang naik secara ekstrem, biasanya dipengaruhi oleh faktor alam seperti posisi bulan dan gravitasi. Saat air pasang surut kembali ke laut, sampah yang terbawa air mengendap di sepanjang pesisir, khususnya di parit dan saluran pembuangan air.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi lingkungan yang kotor akibat sampah yang menumpuk. “Lihat ini tumpukan sampah plastik, kayu, dan sebagainya yang memenuhi parit dibawa air pasang. Ini perlu menjadi perhatian serius agar dibersihkan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat,” ujarnya, Minggu (25 April 2025).

Sampah Berserakan Menyulitkan Kehidupan Warga

Kondisi parit yang tersumbat oleh sampah mengakibatkan genangan air dan aliran tersumbat, yang memperburuk kondisi banjir saat hujan turun. Warga sekitar yang menggantungkan hidup dari aktivitas pesisir kini menghadapi dua masalah utama, yakni gangguan banjir dan lingkungan yang kotor.

“Banjir pasang dalam sudah cukup merepotkan, tapi ditambah lagi dengan sampah yang berserakan membuat lingkungan jadi kumuh dan berbahaya untuk kesehatan kita,” ungkap seorang warga lainnya.

Menurutnya, kondisi ini juga berisiko menimbulkan penyakit kulit dan pernapasan jika sampah terus menumpuk dan dibiarkan. Terlebih, sampah plastik yang sulit terurai bisa mencemari tanah dan air tanah di kawasan tersebut.

Perlu Penanganan Terpadu dari Pemerintah dan Masyarakat

Permasalahan sampah akibat pasang dalam ini tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab warga semata. Diperlukan koordinasi dan sinergi antara pemerintah daerah, dinas lingkungan hidup, serta masyarakat untuk membersihkan dan mengelola sampah dengan baik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batubara, melalui juru bicaranya, menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah titik rawan penumpukan sampah yang diakibatkan oleh pasang dalam dan tengah menyiapkan rencana penanganan cepat. “Kami menyadari kondisi ini perlu segera diatasi. Kami akan menggerakkan tim kebersihan dan menggandeng komunitas lokal untuk mengadakan kerja bakti rutin di kawasan pesisir,” jelasnya.

Edukasi dan Kesadaran Masyarakat Jadi Kunci

Selain penanganan fisik, pemerintah daerah juga berencana mengintensifkan kampanye edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah yang benar, serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Kesadaran warga sangat penting agar tidak membuang sampah sembarangan yang berkontribusi pada menumpuknya sampah saat pasang dalam,” tambah pejabat tersebut.

Upaya Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Pemerintah Kabupaten Batubara juga tengah berupaya membangun sistem pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan pengumpulan, pemilahan, dan pemrosesan sampah menjadi bahan yang dapat didaur ulang. Langkah ini diharapkan bisa mengurangi volume sampah yang berakhir di lingkungan pesisir.

Selain itu, pihak terkait juga mengkaji potensi penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk membantu membersihkan sampah di perairan pesisir, seperti sistem penyedotan sampah dan pembersihan otomatis.

Potensi Risiko Lingkungan dan Kesehatan

Sampah yang berserakan di pesisir tidak hanya mengganggu pemandangan dan aktivitas masyarakat, tetapi juga membawa risiko serius terhadap ekosistem laut dan kesehatan manusia. Sampah plastik yang terdegradasi menjadi mikroplastik bisa mencemari sumber air dan rantai makanan laut.

Menurut ahli lingkungan dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Rina Sari, keberadaan sampah di pesisir perlu penanganan segera agar tidak berdampak luas. “Sampah yang menumpuk di perairan dan pesisir dapat mengganggu habitat biota laut dan mengancam keberlanjutan ekosistem. Selain itu, kondisi lingkungan yang kotor bisa meningkatkan risiko penyakit menular pada masyarakat pesisir,” katanya.

Harapan Warga dan Pemerintah

Warga Batubara berharap pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan dapat mengambil tindakan cepat dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah sampah pasang dalam ini. “Kami ingin lingkungan yang bersih, agar bisa hidup nyaman dan sehat. Banjir sudah susah, kalau sampah juga dibiarkan tentu makin sulit,” ungkap salah satu warga.

Sementara itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memantau dan memperbaiki tata kelola lingkungan agar kejadian serupa tidak berulang dan kualitas lingkungan pesisir bisa terjaga.

Terkini

Liburan Seru Berenang Bersama Hiu Karimunjawa

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:27 WIB

Rekomendasi 3 Coto Makassar Terlezat di Surabaya

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:26 WIB

Update Harga Sembako Jogja 11 September 2025 Terbaru

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:22 WIB

Langkah Mudah Cek Bansos BPNT 2025 Online

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:21 WIB