Penyakit Kardiovaskular: Lebih dari Silent Killer, Ini Jadi Beban Finansial yang Berat Bagi Masyarakat Indonesia

Minggu, 11 Mei 2025 | 09:42:22 WIB

JAKARTA - Penyakit kardiovaskular telah lama dikenal sebagai "silent killer" yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, penyakit ini merenggut nyawa sekitar 17,9 juta orang setiap tahunnya. Tidak hanya itu, dampak penyakit kardiovaskular ternyata juga menimbulkan beban finansial yang sangat besar bagi individu dan sistem kesehatan masyarakat.

Penyakit Kardiovaskular: Penyebab Utama Kematian di Dunia

Penyakit kardiovaskular meliputi berbagai kondisi yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi. Data WHO menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian global, dengan angka kematian yang terus meningkat setiap tahun.

Di Indonesia, situasi serupa juga terjadi. Menurut laporan dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada tahun 2019, tercatat sebanyak 651.481 kematian akibat penyakit kardiovaskular. Angka ini menunjukkan betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini terhadap masyarakat Indonesia.

Dampak Kardiovaskular Tidak Hanya Pada Kesehatan, Tapi Juga Pada Ekonomi

Selain menjadi penyebab utama kematian, penyakit kardiovaskular juga menimbulkan beban ekonomi yang tidak sedikit. Dr. Yudi Purnama, seorang ahli jantung yang berpraktik di Jakarta, menjelaskan bahwa biaya perawatan pasien dengan penyakit kardiovaskular sangat tinggi. "Mulai dari biaya rawat inap, obat-obatan, hingga biaya prosedur medis yang kompleks seperti operasi bypass atau pemasangan stent, semuanya sangat membebani pasien dan keluarga mereka," ujar Dr. Yudi.

Selain itu, penyakit kardiovaskular juga menyebabkan gangguan produktivitas, baik dari sisi individu yang menderita penyakit tersebut maupun keluarga yang menjadi penanggung jawab perawatan mereka. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di berbagai sektor, baik sektor kesehatan maupun sektor produktivitas tenaga kerja.

Beban Pada Sistem Kesehatan Nasional

Penyakit kardiovaskular tidak hanya menjadi masalah bagi individu, tetapi juga bagi sistem kesehatan nasional. Pemerintah Indonesia, melalui berbagai lembaga kesehatan, telah berupaya untuk menanggulangi dampak dari penyakit ini. Namun, biaya yang tinggi untuk perawatan pasien jantung dan pembuluh darah masih menjadi tantangan besar bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), alokasi anggaran untuk pengobatan penyakit kardiovaskular terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah tingginya angka penderita hipertensi dan diabetes, yang menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular.

"Jika kita lihat, hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol sering kali berujung pada penyakit jantung dan stroke, yang membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pencegahan lebih dini sangat penting untuk mengurangi beban biaya perawatan yang tinggi," jelas Dr. Purnama.

Pencegahan Sebagai Solusi Untuk Mengurangi Beban Ekonomi

Upaya pencegahan penyakit kardiovaskular menjadi kunci dalam mengurangi angka kematian dan beban finansial yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh WHO antara lain adalah menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan merokok.

Program-program pencegahan juga telah dilaksanakan oleh berbagai instansi pemerintah, termasuk melalui kampanye kesadaran kesehatan masyarakat dan penyuluhan mengenai pentingnya pola hidup sehat.

"Kami terus mendorong masyarakat untuk memeriksakan kesehatan secara rutin, terutama untuk mendeteksi faktor risiko sejak dini seperti tekanan darah tinggi dan kadar gula darah yang tinggi," ujar Dr. Purnama. "Pencegahan yang dilakukan sejak awal akan mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih serius, yang pada gilirannya bisa menekan biaya pengobatan di kemudian hari."

Pentingnya Edukasi dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Edukasi mengenai penyakit kardiovaskular sangat penting dalam mengurangi tingkat prevalensi penyakit ini. Sebagai langkah awal, masyarakat perlu diberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai faktor risiko dan cara mencegahnya. Pemeriksaan kesehatan rutin juga menjadi cara yang efektif untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini.

Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat untuk mengikuti berbagai program pemeriksaan kesehatan yang disediakan secara gratis atau dengan biaya terjangkau. Beberapa program seperti pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah sangat penting untuk mengidentifikasi apakah seseorang berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular memang bukan hanya menjadi masalah kesehatan yang mengancam nyawa, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang sangat besar. Meningkatnya biaya perawatan dan menurunnya produktivitas kerja menjadi tantangan besar bagi individu, keluarga, dan negara. Oleh karena itu, pencegahan yang melibatkan pola hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin, dan edukasi kepada masyarakat harus menjadi prioritas utama.

Dengan upaya yang lebih terkoordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan, diharapkan dampak dari penyakit kardiovaskular dapat diminimalkan, dan Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.

Terkini

Liburan Seru Berenang Bersama Hiu Karimunjawa

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:27 WIB

Rekomendasi 3 Coto Makassar Terlezat di Surabaya

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:26 WIB

Update Harga Sembako Jogja 11 September 2025 Terbaru

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:22 WIB

Langkah Mudah Cek Bansos BPNT 2025 Online

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:21 WIB