JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah (Bank Sulteng) menegaskan komitmennya terhadap tata kelola perusahaan yang bersih dan berintegritas dengan meraih sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016. Sertifikasi ini diterbitkan oleh lembaga sertifikasi nasional PT Sucofindo, sebagai bentuk pengakuan atas komitmen Bank Sulteng dalam mencegah, mendeteksi, dan menangani praktik penyuapan dalam seluruh aspek operasional perusahaan.
Pencapaian ini menjadi tonggak penting bagi Bank Sulteng sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) yang berupaya terus meningkatkan akuntabilitas, transparansi, serta kepercayaan publik terhadap layanan perbankan yang bersih dan profesional.
Komitmen Anti Suap dalam Operasional Perbankan
Direktur Utama Bank Sulteng, Hj. Ramiyatie, menyatakan bahwa pencapaian sertifikat SNI ISO 37001:2016 ini bukan sekadar simbol, melainkan menjadi landasan strategis dalam menerapkan sistem pengendalian internal yang lebih kuat dan berkesinambungan. Menurutnya, sistem ini akan menjadi acuan dalam pengembangan budaya anti-penyuapan di seluruh lini organisasi.
“Ini semua sebagai bentuk upaya kami dalam pencegahan dan pendeteksian penyuapan,” ujar Ramiyatie kepada wartawan pada Jumat (9/5/2025). “Sertifikasi ini akan kami jadikan sebagai pedoman dalam mengimplementasikan, mengevaluasi, dan meningkatkan sistem pengendalian internal secara konsisten dan berkelanjutan.”
Ramiyatie menambahkan bahwa proses sertifikasi ini dilalui dengan evaluasi menyeluruh oleh tim auditor dari Sucofindo, yang mencakup tinjauan terhadap kebijakan anti suap, pelatihan pegawai, sistem pelaporan, serta komitmen manajemen terhadap integritas.
Proses Sertifikasi Ketat dan Audit Komprehensif
ISO 37001:2016 merupakan standar internasional yang dirancang untuk membantu organisasi dalam menetapkan, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan program anti-penyuapan. Proses sertifikasi ini mencakup audit dokumentasi, wawancara dengan pihak internal, hingga uji kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang diberlakukan oleh Bank Sulteng.
PT Sucofindo, sebagai lembaga sertifikasi terakreditasi, memberikan penilaian independen dan objektif atas kesiapan serta pelaksanaan sistem manajemen anti penyuapan di tubuh Bank Sulteng. Evaluasi dilakukan selama beberapa bulan, termasuk asesmen risiko terhadap potensi penyuapan dalam proses layanan, kredit, pengadaan barang dan jasa, serta kemitraan.
“Dalam audit kami, Bank Sulteng menunjukkan komitmen tinggi dalam membangun sistem yang mendukung budaya anti suap. Ini tercermin dari kebijakan yang diterapkan hingga kesadaran pegawai terhadap pentingnya integritas,” ujar salah satu auditor dari Sucofindo yang enggan disebutkan namanya.
Menjawab Tantangan Akuntabilitas di Sektor Keuangan Daerah
Langkah Bank Sulteng untuk meraih sertifikasi ini dianggap sebagai respons konkret terhadap tantangan transparansi dan tata kelola di sektor keuangan daerah. Sebagai bank milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Bank Sulteng memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal, menyalurkan kredit usaha mikro, serta mengelola dana publik yang bersumber dari APBD.
Dengan implementasi SMAP berbasis ISO 37001:2016, Bank Sulteng berharap dapat meningkatkan kepercayaan dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari nasabah, investor, hingga regulator. Penerapan sistem ini juga sejalan dengan arahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus mendorong lembaga keuangan untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Ramiyatie menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari proses pembenahan berkelanjutan. "Kami akan terus melakukan pemantauan, pelatihan rutin bagi karyawan, dan penyempurnaan kebijakan agar sistem ini benar-benar menjadi bagian dari budaya organisasi kami," katanya.
Dampak Positif bagi Layanan dan Reputasi
Penerapan standar anti suap tidak hanya meningkatkan citra perusahaan, tetapi juga diyakini mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan profesional. Karyawan didorong untuk melaporkan indikasi penyimpangan melalui saluran pelaporan internal (whistleblowing system) yang dijamin kerahasiaannya.
Bank Sulteng juga berkomitmen untuk melibatkan seluruh elemen organisasi dalam proses pengawasan dan evaluasi berkala terhadap risiko penyuapan. Hal ini diharapkan akan mendorong terciptanya layanan yang lebih bersih, efisien, dan berorientasi pada kepentingan publik.
“Dengan adanya sistem ini, kami ingin menunjukkan bahwa Bank Sulteng tidak hanya fokus pada kinerja finansial, tetapi juga etika dan integritas,” ujar Ramiyatie. “Ke depan, kami menargetkan penerapan sistem ini hingga ke seluruh cabang dan unit layanan kami di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.”
Dukungan Pemprov Sulawesi Tengah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyambut baik capaian ini dan menilai langkah Bank Sulteng sebagai wujud nyata dari komitmen BUMD dalam memperkuat transparansi dan akuntabilitas. Sebagai pemegang saham mayoritas, Pemprov berharap pencapaian ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan daerah lainnya.
Gubernur Sulawesi Tengah yang dihubungi terpisah menyatakan, "Kami sangat mengapresiasi langkah strategis Bank Sulteng. Dengan meraih sertifikat ini, Bank Sulteng menunjukkan bahwa BUMD juga mampu bersaing dan menjunjung tinggi prinsip tata kelola yang bersih.”
Dengan pencapaian sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), PT Bank Sulteng menegaskan posisinya sebagai BPD yang siap menjawab tantangan zaman melalui penerapan prinsip integritas dan tata kelola yang kuat. Tidak hanya berperan sebagai penyalur dana pembangunan, Bank Sulteng kini juga menjadi contoh dalam penerapan budaya anti korupsi di sektor perbankan daerah.