Danantara Optimalkan Dana BUMN Lewat Strategi Investasi Aman

Senin, 20 Oktober 2025 | 11:44:37 WIB
Danantara Optimalkan Dana BUMN Lewat Strategi Investasi Aman

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) tengah menyiapkan strategi keuangan yang cermat guna menjaga stabilitas dan fleksibilitas pendanaan. 

Salah satu langkah utamanya adalah menempatkan 30 hingga 40 persen modal pada aset likuid, seperti Surat Berharga Negara (SBN).
Langkah ini menjadi bagian dari kebijakan diversifikasi portofolio agar Danantara tetap memiliki kemampuan adaptif dalam mengelola risiko dan kebutuhan likuiditas

jangka pendek. Dengan proporsi yang seimbang antara investasi jangka panjang dan aset yang mudah dicairkan, Danantara berupaya memastikan ketahanan keuangannya di tengah dinamika pasar global.

Kebijakan tersebut menandai komitmen lembaga investasi nasional ini untuk mengelola dana negara secara efisien, aman, dan produktif sesuai dengan mandat strategis yang diemban.

Diversifikasi Portofolio Jadi Pilar Utama Pengelolaan Dana

Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menjelaskan bahwa langkah penempatan modal di instrumen likuid bukan sekadar keputusan taktis, melainkan strategi jangka panjang yang berorientasi pada keberlanjutan.

Menurutnya, diversifikasi portofolio penting dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antara potensi imbal hasil dan tingkat risiko yang dihadapi. “Kalau kita menerima dana 100, tentu tidak semuanya langsung digunakan untuk proyek berisiko tinggi. Sebagian perlu disimpan di instrumen yang likuid agar bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” ujarnya.

Melalui kebijakan ini, Danantara tidak hanya menjaga kestabilan arus kas, tetapi juga memastikan ketersediaan dana yang bisa digunakan kapan pun dibutuhkan untuk mendukung proyek strategis nasional.

Komposisi Investasi: Kombinasi Antara Jangka Panjang dan Aset Likuid

Danantara Indonesia akan mengatur portofolionya ke dalam dua kategori besar, yakni investasi langsung (private investment) dan investasi publik (public investment). Porsi terbesar, sekitar 60 hingga 70 persen, akan difokuskan pada investasi langsung yang berpotensi menghasilkan imbal hasil tinggi dalam jangka panjang.

Sementara itu, 30 hingga 40 persen sisanya akan dialokasikan untuk aset-aset likuid seperti SBN dan instrumen pasar modal lainnya. Langkah ini menjadi penyeimbang agar lembaga tidak terlalu bergantung pada proyek besar yang membutuhkan waktu lama untuk memberikan hasil.

Pendekatan tersebut juga mencerminkan prinsip kehati-hatian Danantara dalam mengelola dana publik agar tetap aman, fleksibel, dan berorientasi pada nilai tambah jangka panjang.

Jaga Likuiditas Tanpa Mengorbankan Proyek Strategis Nasional

Ali menegaskan bahwa penempatan dana pada instrumen likuid memiliki fungsi penting untuk menjaga ruang fleksibilitas keuangan Danantara. Dengan struktur investasi seperti ini, lembaga tetap bisa mendanai proyek-proyek besar tanpa mengorbankan likuiditas jangka pendek.

Fleksibilitas tersebut menjadi elemen krusial bagi lembaga pengelola investasi yang memiliki mandat untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan sektor produktif nasional. 

Ketika menghadapi kebutuhan mendadak atau peluang investasi strategis, dana yang tersedia di instrumen likuid bisa segera digunakan tanpa menimbulkan tekanan terhadap struktur keuangan jangka panjang.

Dengan demikian, keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan menjadi inti dari strategi investasi Danantara.

Dukung Stabilitas Sistem Keuangan Nasional Melalui Investasi Domestik

Selain menjaga fleksibilitas pendanaan, strategi investasi Danantara juga diharapkan berkontribusi terhadap stabilitas sistem keuangan domestik. Dengan menempatkan dana di instrumen pasar modal, seperti SBN, lembaga ini turut memperkuat pasar keuangan nasional dan mendukung pembiayaan pembangunan negara.

Investasi di aset likuid dalam negeri juga memperkecil risiko terhadap fluktuasi global, karena sebagian besar penempatan dana dilakukan dalam denominasi rupiah. Hal ini membantu menjaga kestabilan nilai tukar dan memperkuat kepercayaan terhadap sistem keuangan nasional.

Kebijakan ini mencerminkan sinergi antara tujuan bisnis Danantara dan misi strategis pemerintah dalam memperkuat struktur ekonomi nasional melalui pengelolaan dana yang hati-hati dan efisien.

Danantara Tunjukkan Identitas Unik sebagai Lembaga Investasi Nasional

Ali menegaskan bahwa karakter Danantara Indonesia berbeda dari sovereign wealth fund di negara lain. Jika lembaga serupa di luar negeri biasanya bersumber dari hasil ekspor minyak atau pendapatan dalam valuta asing, Danantara sepenuhnya menggunakan dana domestik.

“Pendanaan kami seluruhnya bersumber dari dividen BUMN dan dalam rupiah. Jadi sifatnya lebih domestik, tidak seperti sovereign fund yang berasal dari hasil minyak atau dollar,” ujarnya.

Karakter unik ini menjadikan Danantara lebih fokus pada penguatan ekonomi nasional melalui optimalisasi dividen BUMN. Dengan sumber dana yang berbasis dalam negeri, lembaga ini berperan sebagai katalis dalam menciptakan ekosistem investasi berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dari dalam negeri sendiri.

Terkini