JAKARTA - Menjelang dua laga krusial Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan China dan Jepang, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pesan penting kepada para pemain. Erick menegaskan agar skuad Garuda tidak terlena dengan euforia kemenangan sebelumnya dan tetap fokus untuk menghadapi tantangan yang lebih besar.
Erick mengingatkan tim untuk belajar dari kekalahan telak yang diderita Indonesia saat bertanding melawan Australia pada Maret 2025. Menurutnya, pengalaman pahit tersebut harus dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi di pertandingan mendatang.
Kekalahan yang Menjadi Pelajaran Berharga
Pada 20 Maret 2025, Timnas Indonesia mengalami kekalahan besar di Sydney Football Stadium, ketika bertemu dengan Australia. Pada laga tersebut, meskipun tim yang dipimpin oleh pelatih Patrick Kluivert tampil dengan semangat tinggi dan antusiasme yang luar biasa, namun kelemahan di lini pertahanan justru menjadi faktor utama kekalahan mereka. Australia dengan mudah menembus pertahanan Indonesia dan menghancurkan pertahanan tim Garuda dengan skor telak.
“Kekalahan ini menjadi pengalaman berharga bagi kita semua. Meskipun kita tampil dengan semangat yang tinggi, namun tidak diiringi dengan persiapan yang matang dan kedisiplinan di lapangan, maka hasilnya bisa sangat berbeda. Ini adalah pelajaran penting yang harus kita ambil,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 9 Mei 2025.
Erick mengingatkan bahwa kemenangan tidak hanya bergantung pada motivasi, tetapi juga pada strategi yang solid dan keseimbangan antara serangan dan pertahanan. "Pada laga melawan Australia, kita terlalu terfokus pada menyerang, tetapi kurang solid dalam bertahan. Ini yang harus diperbaiki," lanjutnya.
Perbaikan Pasca Kekalahan: Pertandingan Melawan Bahrain
Setelah kekalahan tersebut, Timnas Indonesia segera melakukan evaluasi menyeluruh. Pada laga berikutnya, yang berlangsung pada 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno melawan Bahrain, Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan. Skuad Garuda tampil lebih sabar, terorganisir, dan fokus, meskipun tidak bermain dengan ritme cepat seperti yang biasa mereka tunjukkan.
Pada pertandingan tersebut, meskipun kemenangan yang diraih hanya tipis, yakni 1-0, namun Erick melihat ini sebagai indikasi bahwa tim telah belajar dari kesalahan mereka. “Kemenangan tipis melawan Bahrain adalah hasil dari kedisiplinan dan pemahaman strategi yang lebih matang. Itu adalah bukti bahwa tim kita bisa bangkit setelah kekalahan besar dan menunjukkan karakter yang kuat,” ujar Erick.
Marselino Ferdinan dan kawan-kawan di pertandingan itu tampil dengan sangat terkontrol, menerapkan strategi yang lebih hati-hati, dan berusaha menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Gol semata wayang yang diciptakan menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya mengandalkan serangan cepat, tetapi juga berusaha menjaga ketenangan di lapangan.
Laga Krusial Melawan China dan Jepang
Erick menekankan bahwa meskipun Timnas Indonesia telah menunjukkan perbaikan pasca kekalahan dari Australia, tantangan yang lebih berat masih menanti mereka. Dalam dua laga mendatang melawan China dan Jepang, Erick menegaskan bahwa Timnas Indonesia harus tetap fokus dan tidak terbuai dengan hasil sebelumnya.
“Lawan China dan Jepang adalah pertandingan yang sangat berat. Kedua tim ini memiliki kualitas yang sangat baik, baik secara individu maupun kolektif. Kami tidak bisa meremehkan mereka, dan yang terpenting adalah tim tidak boleh terpengaruh dengan rasa percaya diri yang berlebihan,” tegas Erick.
Erick juga mengingatkan bahwa keberhasilan dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan hanya soal semangat dan motivasi, tetapi juga soal persiapan yang matang, pengaturan strategi yang tepat, dan eksekusi yang disiplin di lapangan. “Pelajaran dari Australia sudah jelas. Tim harus belajar bagaimana mengendalikan permainan, mengurangi kesalahan fatal di lini belakang, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada,” tambah Erick.
Tekanan untuk Meningkatkan Kinerja Timnas
Di tengah tekanan tinggi untuk tampil lebih baik, Erick mengaku bahwa PSSI terus berupaya memberikan dukungan penuh kepada tim. Selain itu, PSSI juga terus memonitor kesiapan para pemain, baik dari segi fisik, mental, maupun taktik. “Kami akan terus memberikan dukungan penuh kepada pelatih dan pemain agar mereka bisa menghadapi pertandingan dengan optimal. Persiapan matang dan pemahaman taktik yang baik adalah kunci untuk meraih hasil positif,” ungkapnya.
Dalam persiapan melawan China dan Jepang, Erick juga berharap agar Timnas Indonesia tetap menjaga mentalitas yang positif dan disiplin tinggi. Erick juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antar pemain dan pelatih, serta koordinasi yang lebih terstruktur antara lini belakang, tengah, dan depan.
Peluang Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Meskipun tantangan yang dihadapi sangat berat, Indonesia tetap memiliki peluang besar untuk lolos ke Piala Dunia 2026, asalkan tim mampu terus berkembang dan mengatasi kendala yang ada. Lini belakang yang solid, penguasaan bola yang lebih baik, serta kemampuan untuk bermain sabar dan mengelola emosi akan menjadi kunci utama bagi Indonesia dalam menghadapi dua tim besar tersebut.
“Kami percaya dengan kemampuan pemain-pemain Indonesia. Semua pemain harus terus bekerja keras dan percaya pada tim. Jika kita belajar dari kekalahan dan tidak mengulanginya, peluang kita di Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan semakin terbuka,” tutup Erick.
Dengan pesan tegas dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Timnas Indonesia diingatkan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama dalam pertandingan mendatang. Kekalahan dari Australia menjadi pelajaran berharga yang harus diterapkan dalam laga-laga krusial melawan China dan Jepang. Dengan persiapan yang matang, mental yang kuat, dan disiplin yang tinggi, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk melangkah jauh dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Erick Thohir mengajak seluruh pihak untuk mendukung penuh timnas Garuda dalam perjalanan mereka menuju prestasi tertinggi di panggung internasional.