Kinerja Keuangan Moncer, PP Properti Raup Laba Bersih Rp 141,82 Miliar di Kuartal I 2025 Meski Pendapatan Turun

Jumat, 09 Mei 2025 | 10:31:49 WIB

JAKARTA - PT PP Properti Tbk (PPRO), anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk, berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih signifikan pada kuartal pertama tahun 2025. Meski pendapatan perusahaan tercatat mengalami penurunan cukup tajam, strategi efisiensi dan manajemen keuangan yang kuat terbukti mampu mengantarkan PPRO membukukan laba bersih sebesar Rp 141,82 miliar.

Capaian ini menunjukkan ketangguhan perusahaan di tengah tantangan pasar properti yang masih dalam fase pemulihan usai pandemi dan di tengah dinamika makroekonomi nasional yang penuh tantangan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan usaha PPRO pada kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp 64,54 miliar. Angka ini menurun 32,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 95,66 miliar.

Meskipun terjadi penurunan pendapatan, laba bersih perusahaan justru melonjak, mencerminkan keberhasilan strategi pengendalian biaya serta pendapatan dari sumber-sumber non-konvensional seperti laba selisih nilai wajar instrumen keuangan.

Strategi Efisiensi dan Diversifikasi Portofolio

Manajemen PPRO menyebutkan bahwa pencapaian positif ini tidak lepas dari langkah strategis yang telah dirancang sejak awal tahun, termasuk optimalisasi aset-aset perusahaan, efisiensi biaya operasional, serta pemanfaatan digitalisasi untuk mempercepat proses bisnis.

Direktur Utama PPRO, Rully Novianto, mengatakan bahwa pihaknya tetap optimistis terhadap prospek bisnis properti di tahun 2025, meskipun menghadapi tekanan eksternal. “Kami tetap menjalankan strategi penjualan yang fokus pada proyek-proyek unggulan dan melakukan efisiensi operasional secara menyeluruh. Pendekatan ini mampu menjaga profitabilitas di tengah penurunan pendapatan,” ujar Rully dalam keterangan tertulis.

Rully menambahkan, pihaknya juga melakukan diversifikasi sumber pendapatan untuk tidak hanya bergantung pada penjualan unit properti. “Kami mengembangkan potensi recurring income dari pengelolaan aset seperti apartemen yang disewakan, area komersial, dan hotel milik anak perusahaan,” jelasnya.

Faktor Pendorong Laba: Efisiensi dan Pendapatan Keuangan

Salah satu faktor utama yang mendorong laba bersih PPRO di kuartal pertama 2025 adalah pendapatan keuangan yang meningkat, terutama dari laba atas selisih nilai wajar instrumen keuangan dan pengendalian beban keuangan. Selain itu, penurunan beban pokok penjualan dan efisiensi operasional juga turut berkontribusi terhadap peningkatan margin laba.

Dalam laporan keuangan, PPRO juga mencatatkan pengurangan beban operasional sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Langkah ini dinilai efektif dalam menjaga arus kas dan menekan potensi risiko kerugian di tengah fluktuasi pasar properti.

Proyek Unggulan dan Target 2025

Sepanjang tahun ini, PPRO masih fokus mengembangkan beberapa proyek strategis, seperti Grand Sagara City di Bekasi, The Alton Apartment di Semarang, serta proyek mixed-use di Surabaya dan Depok. Perusahaan juga memperkuat kolaborasi dengan mitra strategis, baik domestik maupun luar negeri, untuk meningkatkan daya saing proyek yang dikembangkan.

Dalam kesempatan sebelumnya, PPRO menyampaikan bahwa mereka menargetkan pertumbuhan yang lebih baik pada semester kedua 2025 dengan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan peningkatan permintaan pasar properti.

"PPRO akan terus mengakselerasi penjualan proyek-proyek eksisting dan mengedepankan inovasi dalam pemasaran digital, serta terus mengevaluasi potensi sinergi dengan BUMN dan swasta untuk memperluas jaringan distribusi," tutur Rully.

Tanggapan Analis dan Prospek Saham PPRO

Beberapa analis pasar modal memberikan tanggapan positif terhadap kinerja PPRO di kuartal pertama ini. Mereka menilai bahwa kemampuan perusahaan dalam menjaga profitabilitas meski menghadapi tekanan pendapatan merupakan indikator manajemen yang efektif.

Analis dari Mandiri Sekuritas, Ahmad Firdaus, menyebut bahwa langkah efisiensi dan penguatan recurring income yang dilakukan PPRO patut diapresiasi. “Dengan fundamental yang membaik dan strategi efisiensi yang berkelanjutan, saham PPRO memiliki potensi upside yang menarik, terutama jika pada kuartal berikutnya penjualan unit mulai meningkat,” ujarnya dalam laporan riset.

Saat ini, saham PPRO diperdagangkan pada kisaran Rp 50-60 per saham. Analis menyarankan investor untuk mencermati kinerja kuartal II dan potensi peningkatan penjualan sebelum mengambil posisi lebih jauh.

Tantangan ke Depan

Meski mencatatkan hasil yang positif, PPRO tetap menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam hal permintaan pasar yang belum sepenuhnya pulih. Fluktuasi harga bahan bangunan, ketatnya kompetisi antar pengembang, dan penyesuaian regulasi juga menjadi perhatian serius.

Namun demikian, perusahaan tetap menunjukkan optimisme. “Kami yakin bahwa dengan strategi bisnis yang adaptif dan berorientasi pada efisiensi serta inovasi, PPRO dapat terus bertumbuh secara berkelanjutan,” ujar Rully Novianto.

Dengan pencapaian laba bersih Rp 141,82 miliar di kuartal I 2025 meski di tengah penurunan pendapatan, PT PP Properti Tbk kembali menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pemain utama di industri properti nasional. Melalui strategi yang tepat dan manajemen risiko yang baik, PPRO berhasil mengubah tekanan pasar menjadi peluang pertumbuhan.

Ke depan, perusahaan berkomitmen untuk terus mengembangkan proyek-proyek unggulan, menjaga stabilitas keuangan, serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan masyarakat luas. Industri properti nasional pun menantikan langkah-langkah inovatif lanjutan dari PPRO di sisa tahun 2025.

Terkini

Sejarah Hari Radio Nasional 11 September di Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:40 WIB

17 Serum Hanasui yang Bikin Kulit Glowing

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:39 WIB

8 Sunscreen dengan Tone Up Pilihan untuk Kulit Cerah

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:36 WIB

Scarlett Luncurkan Parfum Baru Pistachio Crush dan Tea Amor

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:28 WIB