JAKARTA - Kenaikan biaya operasional yang signifikan menjadi masalah serius bagi sektor bisnis angkutan penyeberangan Indonesia. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Soetomo mengungkapkan bahwa kenaikan biaya operasional yang terjadi tidak sebanding dengan pendapatan yang terus stagnan. Salah satu penyebabnya adalah tarif angkutan penyeberangan yang belum mengalami penyesuaian sejak beberapa waktu terakhir.
“Pada tahun 2025 ini, biaya operasional angkutan penyeberangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun pendapatan kami tidak meningkat, bahkan cenderung stagnan. Kenaikan biaya operasional ini belum diimbangi dengan penyesuaian tarif angkutan yang sudah lama tertunda,” ujar Khoiri dalam keterangan resminya yang diterima pada Kamis, 7 Mei 2025.
Gapasdap, yang merupakan asosiasi yang menaungi para pelaku usaha angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, mencatatkan beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan biaya operasional yang cukup meresahkan bagi industri ini. Khoiri menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama adalah kenaikan biaya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkaitan dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang naik sekitar 6 persen di awal tahun 2025.
Kenaikan Biaya SDM dan Kurs Dollar Jadi Faktor Utama
Selain kenaikan UMR, faktor lainnya yang turut memperburuk kondisi adalah meningkatnya nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah. "Kenaikan kurs Dollar yang mencapai sekitar Rp16.500 per dolar sangat mempengaruhi biaya perawatan kapal, terutama dalam hal pengadaan spare part yang hampir 100 persen dipengaruhi oleh kurs Dollar. Hal ini turut berdampak pada biaya pengedokan kapal dan beberapa biaya lainnya yang berkaitan dengan aspek keselamatan kapal," jelas Khoiri.
Kenaikan kurs Dollar, menurut Khoiri, mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan penyeberangan untuk perawatan kapal menjadi semakin mahal. Sebagian besar spare part yang dibutuhkan untuk perawatan kapal, seperti mesin, alat navigasi, dan berbagai komponen penting lainnya, sebagian besar berasal dari luar negeri. Dengan kurs Dollar yang semakin tinggi, perusahaan angkutan penyeberangan harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk memperoleh barang-barang tersebut.
Tarif Angkutan Penyeberangan Tak Sesuai Kenaikan Biaya
Meskipun biaya operasional meningkat pesat, tarif angkutan penyeberangan sampai saat ini belum mengalami perubahan signifikan. Hal ini tentu saja semakin membebani para pelaku usaha di sektor ini. Kenaikan biaya operasional yang terus berlanjut tanpa adanya penyesuaian tarif menyebabkan margin keuntungan para pengusaha angkutan penyeberangan semakin tipis.
“Tidak ada penyesuaian tarif yang sesuai dengan kondisi saat ini. Tarif angkutan penyeberangan yang masih stagnan sejak beberapa waktu lalu jelas tidak mencerminkan kenaikan biaya operasional yang kami alami. Sementara itu, biaya bahan bakar, biaya perawatan, dan biaya SDM terus meningkat,” keluh Khoiri.
Menurut Khoiri, penyesuaian tarif menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan usaha dan kualitas pelayanan angkutan penyeberangan. Jika tarif tetap tidak mengalami perubahan, para pengusaha angkutan penyeberangan dikhawatirkan akan kesulitan untuk bertahan, yang pada gilirannya dapat berdampak pada kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Peningkatan Pelayanan dan Keamanan Harus Tetap Terjaga
Lebih lanjut Khoiri menekankan bahwa meskipun mengalami kesulitan dari sisi biaya, kualitas pelayanan dan aspek keselamatan kapal harus tetap menjadi prioritas. Dalam industri angkutan penyeberangan, keselamatan penumpang dan kondisi kapal yang terawat dengan baik adalah hal yang tidak bisa ditawar. Oleh karena itu, meskipun biaya perawatan kapal terus meningkat, pengusaha angkutan penyeberangan tetap berkomitmen untuk menjaga standar keamanan dan kenyamanan bagi penumpang.
“Kami tidak bisa mengorbankan aspek keselamatan dan kualitas pelayanan hanya karena alasan biaya. Kami harus tetap memastikan bahwa kapal yang kami operasikan dalam kondisi prima dan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan. Namun, untuk itu kami membutuhkan dukungan berupa penyesuaian tarif yang realistis,” tegas Khoiri.
Permintaan untuk Penyesuaian Tarif Angkutan Penyeberangan
Gapasdap berharap pemerintah dan pihak terkait dapat segera mengambil langkah untuk menyesuaikan tarif angkutan penyeberangan dengan kondisi yang ada saat ini. Hal ini sangat diperlukan agar pelaku usaha di sektor ini dapat bertahan dan terus beroperasi dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
“Kami berharap pemerintah dapat segera menyesuaikan tarif angkutan penyeberangan dengan kondisi biaya operasional saat ini. Jika tidak ada penyesuaian, kami khawatir usaha angkutan penyeberangan akan mengalami kesulitan, bahkan terancam berhenti beroperasi,” ujar Khoiri.
Ia menambahkan, jika tarif tidak segera disesuaikan, para pengusaha akan menghadapi pilihan sulit: mengurangi pelayanan atau mengurangi kualitas kapal dan fasilitas yang ada. Kedua pilihan tersebut tentu saja akan berdampak pada kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Peran Pemerintah dalam Mendukung Sektor Angkutan Penyeberangan
Untuk itu, Khoiri juga mengajak pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk lebih memperhatikan kondisi sektor angkutan penyeberangan yang saat ini tengah menghadapi tantangan berat. Pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih serius terhadap sektor ini, dengan mengkaji ulang struktur tarif yang ada serta mempertimbangkan adanya subsidi atau dukungan lainnya bagi pengusaha angkutan penyeberangan.
"Sebagai sektor yang vital dalam mendukung konektivitas antar pulau di Indonesia, sektor angkutan penyeberangan harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Kami siap untuk terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat, namun kami membutuhkan dukungan agar usaha ini tetap berkelanjutan," kata Khoiri.
Kondisi bisnis angkutan penyeberangan Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kenaikan biaya operasional hingga stagnasi tarif angkutan. Kenaikan biaya SDM, biaya perawatan kapal, dan kenaikan kurs Dollar menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sektor ini. Gapasdap berharap pemerintah segera melakukan penyesuaian tarif angkutan penyeberangan agar pelaku usaha dapat bertahan dan terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Tanpa adanya penyesuaian tarif yang sesuai dengan kondisi saat ini, sektor angkutan penyeberangan berisiko mengalami kesulitan yang lebih besar di masa depan.