Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam Dipicu Lonjakan Permintaan dan Pelemahan Dolar AS

Rabu, 07 Mei 2025 | 08:06:10 WIB

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan signifikan pada perdagangan awal Mei 2025, didorong oleh lonjakan permintaan bahan bakar di Tiongkok selama libur panjang Hari Buruh (May Day) serta pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Di New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2025 melonjak sebesar US$1,96 atau sekitar 3,4 persen, dan ditutup pada level US$59,09 per barel. Sementara itu, di London ICE Futures Exchange, minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman periode yang sama naik US$1,92 atau sekitar 3,2 persen, menjadi US$62,15 per barel.

Kenaikan harga ini menandai pemulihan tren bullish di pasar energi global, setelah sempat mengalami tekanan selama beberapa pekan terakhir akibat kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan geopolitik di beberapa kawasan.

Lonjakan Permintaan BBM di Tiongkok Dorong Optimisme Pasar

Salah satu pendorong utama kenaikan harga minyak kali ini adalah meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Tiongkok selama masa libur panjang nasional May Day. Data resmi yang dirilis oleh Kementerian Transportasi Tiongkok mencatat bahwa total perjalanan lintas daerah selama masa libur tersebut mencapai 1,467 miliar perjalanan, dengan rata-rata sekitar 293 juta perjalanan per hari.

Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencerminkan pemulihan mobilitas masyarakat dan pertumbuhan konsumsi energi domestik. Analis menilai bahwa tingginya aktivitas perjalanan tersebut menjadi indikator positif bagi prospek permintaan minyak global, mengingat posisi Tiongkok sebagai konsumen energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

“Lonjakan perjalanan masyarakat di Tiongkok selama libur May Day menunjukkan tanda-tanda kuat bahwa permintaan BBM di negara tersebut mengalami pemulihan yang solid,” ujar seorang analis energi dari Shanghai Energy Institute.

Menurut para pelaku pasar, tren konsumsi ini juga memperkuat ekspektasi bahwa permintaan global terhadap minyak akan tetap solid sepanjang kuartal kedua 2025, terutama di kawasan Asia yang menunjukkan tren pemulihan ekonomi yang kuat pascapandemi.

Dolar AS Melemah, Harga Komoditas Energi Terkerek Naik

Selain faktor permintaan, pelemahan nilai tukar dolar AS turut memberikan dorongan tambahan bagi reli harga minyak dunia. Dolar AS yang melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia membuat harga minyak—yang diperdagangkan dalam dolar—menjadi lebih murah bagi investor asing, sehingga meningkatkan daya beli dan volume transaksi global.

"Ketika dolar AS melemah, daya tarik komoditas seperti minyak meningkat, karena pembeli dari luar negeri dapat memperoleh harga yang lebih terjangkau," kata seorang analis pasar dari New York Commodity Exchange. Ia menambahkan bahwa tren ini juga memperlihatkan bagaimana pergerakan nilai tukar masih menjadi faktor penting dalam menentukan arah harga komoditas energi global.

Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa indeks dolar AS turun 0,5 persen dalam sepekan terakhir, seiring meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuannya di level saat ini dalam beberapa bulan mendatang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

Prospek Harga Minyak Masih Bergantung pada Faktor Geopolitik dan Produksi

Meski saat ini harga minyak mengalami kenaikan, para analis memperingatkan bahwa tren ini masih dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung pada kondisi geopolitik, kebijakan produksi negara-negara penghasil minyak, serta dinamika makroekonomi global.

OPEC+ (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya), yang selama ini memainkan peran besar dalam mengatur volume produksi minyak dunia, diperkirakan akan terus mempertahankan kebijakan pemangkasan produksi secara moderat untuk menjaga keseimbangan pasar.

“Harga minyak kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran yang fluktuatif, karena pasar masih sensitif terhadap isu geopolitik dan spekulasi perubahan kebijakan produksi dari OPEC+,” ujar seorang analis senior dari International Energy Forum.

Beberapa faktor eksternal lain yang masih menjadi perhatian pelaku pasar termasuk konflik di Timur Tengah, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.

Permintaan Musiman Bisa Perkuat Tren Naik

Kenaikan harga minyak di awal Mei ini juga dianggap sebagai sinyal awal menjelang musim panas di belahan bumi utara, di mana permintaan BBM cenderung meningkat seiring meningkatnya aktivitas perjalanan darat dan udara. Ini merupakan pola musiman yang secara historis selalu berdampak pada peningkatan konsumsi energi, khususnya bensin dan solar.

“Jika permintaan terus meningkat, dan tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan, maka harga minyak berpotensi menembus level resistance berikutnya,” kata seorang analis teknikal dari Global Commodities Research.

Namun demikian, para analis juga menekankan pentingnya mengamati kebijakan cadangan strategis negara-negara besar serta angka produksi dari Amerika Serikat, yang saat ini terus meningkatkan output minyak serpih (shale oil) sebagai respons terhadap harga tinggi.

Lonjakan harga minyak dunia pada perdagangan awal Mei 2025 merupakan refleksi dari berbagai dinamika fundamental yang mendukung, mulai dari peningkatan permintaan bahan bakar di Tiongkok, pelemahan dolar AS, hingga ekspektasi pemulihan ekonomi global. Meski demikian, tren ini masih dibayangi oleh ketidakpastian geopolitik dan kebijakan produksi negara-negara besar penghasil minyak.

Sebagaimana dilaporkan oleh media internasional, “Harga minyak dunia saat ini didukung oleh lonjakan permintaan dari Tiongkok selama libur May Day serta depresiasi dolar AS, yang mendorong minat beli dari investor global,” ungkap laporan Pasardana.

Dengan latar belakang tersebut, pelaku pasar dan investor di sektor energi disarankan untuk tetap mencermati perkembangan pasar global secara cermat, guna mengantisipasi potensi volatilitas harga dalam waktu dekat.

Terkini

Harga Tiket dan Jadwal Kapal Pelni Manokwari Sorong

Kamis, 11 September 2025 | 13:57:52 WIB

Panduan Lengkap Cara Mengaktifkan BPJS Nonaktif 2025

Kamis, 11 September 2025 | 13:57:43 WIB

Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini 11 September 2025

Kamis, 11 September 2025 | 13:57:42 WIB

Rute dan Jadwal DAMRI Bandara YIA Jogja Hingga Kebumen

Kamis, 11 September 2025 | 13:57:33 WIB