Sektor Pertambangan dan Penggalian di Kaltim Menjadi Kontributor Utama Penyerapan Tenaga Kerja, Tembus 46.002 Orang

Rabu, 07 Mei 2025 | 08:51:31 WIB

JAKARTA - Dalam perkembangan terbaru terkait pasar tenaga kerja di Kalimantan Timur (Kaltim), angka angkatan kerja mengalami peningkatan yang signifikan pada Februari 2025. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Kaltim tercatat sebanyak 2.123.156 orang, yang mengalami kenaikan sebesar 113.639 orang jika dibandingkan dengan periode yang sama pada Februari 2024. Selain itu, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga menunjukkan peningkatan tipis sebesar 0,09 persen poin.

Berdasarkan hasil survei tersebut, sektor yang paling banyak menyerap tambahan tenaga kerja di Kaltim adalah sektor pertambangan dan penggalian, yang mencatatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 46.002 orang. Hal ini menandakan bahwa sektor tersebut terus menjadi pilar utama dalam mendukung pertumbuhan lapangan kerja di daerah ini, seiring dengan ekspansi dan pengembangan industri pertambangan yang terus berjalan.

Kenaikan Angkatan Kerja yang Signifikan

Jumlah angkatan kerja yang tercatat pada Februari 2025 menunjukkan angka yang cukup menggembirakan. Kaltim, yang merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam terbesar di Indonesia, telah mencatatkan peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah angkatan kerja. Data BPS menunjukkan bahwa pada Februari 2025, terdapat penambahan 113.639 orang dalam angkatan kerja jika dibandingkan dengan Februari 2024.

Menurut Dr. Yusniar Juliana, SST., MIDEC., Kepala BPS Kaltim, peningkatan tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian Kaltim yang semakin menggeliat. “Sektor pertambangan dan penggalian menjadi salah satu sektor yang berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Peningkatan jumlah pekerja di sektor ini mencapai 46.002 orang,” ungkap Yusniar Juliana dalam rilis yang diterima Prokal pada 5 Mei 2025.

Peran Sektor Pertambangan dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor pertambangan dan penggalian di Kalimantan Timur, yang meliputi berbagai jenis industri ekstraktif seperti batu bara, minyak, dan gas, serta mineral lainnya, telah lama dikenal sebagai sektor yang menyumbang besar terhadap perekonomian daerah. Pada periode Februari 2025, sektor ini berhasil menyerap tenaga kerja tambahan sebanyak 46.002 orang, menjadikannya sebagai sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar di antara sektor-sektor lainnya.

Data ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan global seperti perubahan harga komoditas dan regulasi ketat di sektor pertambangan, Kalimantan Timur masih mampu mempertahankan daya tariknya sebagai lokasi investasi utama, khususnya di sektor ekstraktif. Sektor pertambangan tidak hanya memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah, tetapi juga menyediakan peluang kerja yang cukup signifikan bagi penduduk lokal.

Dampak Positif Terhadap Perekonomian Lokal

Tingginya angka penyerapan tenaga kerja di sektor pertambangan dan penggalian di Kaltim menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat akan memperkuat daya beli masyarakat serta mendorong pertumbuhan konsumsi domestik. Selain itu, peningkatan jumlah tenaga kerja ini berkontribusi pada stabilitas ekonomi regional dan membuka lebih banyak peluang bagi sektor-sektor pendukung lainnya, seperti industri jasa, perumahan, dan infrastruktur.

Kalimantan Timur, yang juga dikenal sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar di dunia, masih menjadi tujuan utama bagi perusahaan-perusahaan besar untuk berinvestasi dalam penggalian sumber daya alam. Dengan terus berkembangnya sektor ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui penyediaan lapangan kerja yang berkelanjutan.

Tantangan dan Prospek Kedepan

Meskipun sektor pertambangan di Kaltim terus berkembang, tetap ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan keberlanjutan lingkungan dan penerapan regulasi yang semakin ketat terhadap sektor ekstraktif. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan sektor swasta, perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa perkembangan sektor pertambangan dapat berlangsung dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Dr. Yusniar Juliana menambahkan, “Sektor pertambangan memang menjadi kontributor utama dalam penyerapan tenaga kerja, namun kita juga perlu memastikan bahwa perkembangan industri ini dapat berlanjut dengan memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan.” Oleh karena itu, peningkatan investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan penerapan standar operasional yang lebih baik menjadi hal yang sangat penting.

Di sisi lain, meskipun sektor pertambangan memberikan kontribusi besar, penting untuk diversifikasi perekonomian daerah agar tidak terlalu bergantung pada satu sektor saja. Pengembangan sektor lain, seperti pariwisata, pertanian, dan industri manufaktur, perlu didorong agar perekonomian Kaltim tetap tumbuh secara seimbang dan berkelanjutan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Peran Pemerintah Daerah

Selain sektor pertambangan, peningkatan angkatan kerja di Kaltim juga mencerminkan keberhasilan kebijakan pemerintah dalam mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam dunia kerja. Pemerintah daerah di Kaltim telah aktif dalam mengimplementasikan program-program pelatihan kerja, pendidikan vokasi, dan penyuluhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Salah satu indikator keberhasilan kebijakan tersebut adalah peningkatan TPAK yang tercatat naik sebesar 0,09 persen poin. Meskipun kenaikan ini terlihat kecil, namun secara keseluruhan, angka ini mencerminkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam angkatan kerja, baik itu dalam sektor formal maupun informal.

Harapan Untuk Masa Depan

Dengan terus berkembangnya sektor pertambangan dan penggalian serta sektor-sektor pendukung lainnya, diharapkan Kaltim dapat terus mempertahankan momentum positif ini dalam menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Pada saat yang sama, keberlanjutan sektor ini harus tetap menjadi prioritas agar tidak menimbulkan dampak buruk di masa depan.

“Penting bagi kita untuk terus menjaga agar sektor pertambangan tidak hanya menjadi sumber lapangan kerja, tetapi juga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kalimantan Timur,” tutup Yusniar Juliana.

Terkini