Produksi Minyak Serpih AS Diprediksi Mulai Turun, Diamondback Energy: Sudah Capai Puncaknya

Selasa, 06 Mei 2025 | 08:19:31 WIB

JAKARTA - Produksi minyak serpih Amerika Serikat diperkirakan telah mencapai titik puncaknya dan akan mulai mengalami penurunan mulai kuartal ini. Peringatan tersebut disampaikan oleh perusahaan energi berbasis Texas, Diamondback Energy, dalam surat resmi kepada para pemegang saham yang dirilis pada Senin 5 Mei 2025.

Dalam surat tersebut, Diamondback menyebutkan bahwa industri minyak AS menghadapi masa-masa sulit di tengah harga minyak global yang terus merosot. Kondisi tersebut dipicu oleh kekhawatiran pasar akan melemahnya permintaan serta meningkatnya pasokan dari negara-negara anggota OPEC+.

“Produksi minyak darat AS kemungkinan telah mencapai puncaknya dan akan mulai menurun pada kuartal ini,” ungkap manajemen Diamondback dalam pernyataan resmi kepada investor.

Perusahaan memperingatkan bahwa titik balik ini bisa membawa dampak signifikan tidak hanya bagi sektor energi, tetapi juga terhadap perekonomian nasional secara luas. Industri minyak serpih AS selama dua dekade terakhir telah berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menurunkan ketergantungan Amerika terhadap minyak impor.

“Ini akan berdampak berarti pada industri kita dan negara kita,” kata pihak Diamondback. “Booming serpih telah menjadi tulang punggung energi Amerika selama hampir 20 tahun.”

Seiring dengan proyeksi penurunan produksi, Diamondback turut memangkas anggaran modal tahun 2025 mereka sebesar $400 juta, menjadi kisaran $3,4 hingga $3,8 miliar. Keputusan ini diambil menyusul penurunan harga minyak yang telah menggerus margin keuntungan perusahaan.

Harga minyak global anjlok ke level terendah dalam lebih dari empat tahun pada awal pekan ini, yang memperkuat kekhawatiran akan perlambatan produksi di sektor energi AS jika tren ini terus berlanjut. Banyak analis juga memperkirakan bahwa tren harga rendah akan menahan ekspansi lebih lanjut dari para produsen.

Sebagai informasi, produksi minyak AS sempat melonjak ke rekor tertinggi lebih dari 13 juta barel per hari pada tahun 2024, menandai puncak dari tren peningkatan tajam yang telah berlangsung selama dua dekade.

Diamondback Energy selama ini dikenal sebagai salah satu pemain utama di sektor minyak serpih, dengan pendekatan efisien melalui teknologi fracking untuk mengebor dan mengoperasikan sumur baru secara cepat dan biaya rendah. Namun, tekanan pasar global mulai menghambat ekspansi tersebut.

Komentar dari Diamondback menyoroti tantangan serius terhadap upaya pemerintahan Presiden AS saat ini yang masih mendorong peningkatan produksi energi domestik. Meskipun belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih, sinyal perlambatan ini bisa berdampak terhadap kebijakan energi nasional yang tengah berjalan.

Terkini