Mengungkap Alasan Banyak Orang Terjebak Investasi Bodong: Fakta dan Penjelasannya

Senin, 05 Mei 2025 | 10:44:04 WIB

JAKARTA - Fenomena investasi bodong yang marak terjadi di Indonesia bukanlah hal yang baru. Namun, kenyataan bahwa banyak masyarakat yang terjebak dalam investasi ilegal ini tetap menjadi perhatian serius. Pengamat ekonomi kerakyatan, Hendra Kholid, menjelaskan bahwa banyaknya masyarakat yang jatuh ke dalam perangkap investasi bodong disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang mendesak dan kurangnya pertimbangan logis terhadap tawaran investasi yang terlalu menggiurkan.

Kebutuhan Ekonomi Mendorong Keputusan Tergesa-Tergesa

Hendra Kholid menjelaskan bahwa kebutuhan ekonomi yang mendalam adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak orang terjerumus ke dalam investasi bodong. Keinginan untuk cepat mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seringkali membuat seseorang mengabaikan pertimbangan rasional ketika dihadapkan dengan tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

“Masyarakat sering tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dan cepat. Saat mereka membutuhkan uang dan ada tawaran yang terlihat menggiurkan, mereka langsung memutuskan untuk terjun tanpa memikirkan apakah tawaran itu masuk akal atau tidak,” ungkap Hendra, Minggu 4 Mei 2025.

Pentingnya Edukasi: Prinsip 2L (Legal dan Logis)

Menurut Hendra, meskipun tingkat pendidikan seseorang tinggi, faktor kebutuhan ekonomi yang mendesak dapat mendorong mereka untuk mengabaikan pertimbangan logis. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi yang lebih intensif mengenai investasi yang aman. "Edukasi perlu digencarkan, seperti yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya mengenai prinsip 2L, yaitu Legal dan Logis," jelas Hendra.

Hendra menekankan pentingnya dua prinsip dasar dalam memilih investasi. Pertama, pastikan bahwa perusahaan atau lembaga yang menawarkan investasi tersebut memiliki legalitas yang jelas dan terdaftar di regulator resmi seperti OJK. Kedua, masyarakat perlu berpikir logis mengenai tawaran yang diberikan. "Apakah keuntungan besar dan cepat tersebut masuk akal? Jika tidak, maka kemungkinan besar itu adalah tawaran yang tidak sah," tambahnya.

Berbagai Bentuk Modus Penipuan dalam Investasi Bodong

Hendra juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dengan berbagai jenis investasi yang berpotensi merugikan. Salah satunya adalah investasi dengan skema ponzi atau piramida yang sering menjadi modus penipuan dalam investasi bodong.

Skema ponzi bekerja dengan cara menawarkan keuntungan kepada investor lama dari dana yang disetor oleh investor baru, bukan dari keuntungan usaha yang sebenarnya. "Pada awalnya, hanya beberapa orang yang mendapatkan keuntungan sesuai janji, sehingga mereka menjadi percaya. Namun, setelah jumlah investor semakin banyak, banyak yang akhirnya hanya bisa gigit jari karena uang mereka dibawa kabur oleh pelaku," kata Hendra menjelaskan pola kerja skema ponzi.

Robot Trading AI: Waspadai Skema Penipuan Baru

Selain itu, Hendra juga menyarankan agar masyarakat lebih waspada terhadap penggunaan robot trading AI yang saat ini marak digunakan dalam penipuan investasi. Robot trading AI yang menjanjikan keuntungan instan seringkali dikaitkan dengan skema ponzi. “Kami ingat beberapa kasus penipuan investasi bodong yang belakangan ini terjadi di Indonesia, terutama yang melibatkan para 'crazy rich' alias 'sultan' di media sosial yang menggunakan robot trading AI untuk menarik minat investasi. Hal ini sering berakhir dengan kerugian besar bagi para investor,” terang Hendra.

Masyarakat, menurut Hendra, perlu lebih bijak dan melakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam produk yang menggunakan teknologi seperti robot trading AI. “Banyak pelaku penipuan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang teknologi ini untuk meraup keuntungan pribadi dengan cara yang tidak sah,” tambahnya.

Mekanisme Penipuan yang Memanfaatkan Silaturahmi

Di samping skema ponzi dan robot trading AI, Hendra juga mengingatkan masyarakat tentang mekanisme penipuan yang lebih sederhana namun efektif, yaitu melalui pendekatan yang memanfaatkan hubungan silaturahmi atau perkenalan. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah investasi arisan bodong.

Hendra menjelaskan bahwa jenis penipuan ini sering menyasar kelompok ibu-ibu atau masyarakat yang kurang teredukasi mengenai investasi. “Pelaku biasanya menyasar orang-orang yang kurang memiliki pemahaman tentang investasi yang sah. Salah satunya adalah dengan menggunakan arisan bodong, yang ujung-ujungnya merugikan banyak orang,” ujarnya. Dalam kasus ini, pelaku yang awalnya terlihat baik dan memperkenalkan sistem arisan yang tampak sah, akhirnya membawa kabur uang yang telah disetor oleh para korban.

Pentingnya Kesadaran dan Kehatian-Hatian

Hendra menggarisbawahi bahwa kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci utama dalam menghindari investasi bodong. "Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, masyarakat harus melakukan pengecekan terhadap legalitas dan kebenaran dari perusahaan yang menawarkan investasi tersebut. Selain itu, selalu berpikir logis dan rasional tentang tawaran keuntungan yang tidak masuk akal," katanya.

Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Meningkatkan Edukasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peran yang sangat penting dalam mengawasi dan mendidik masyarakat mengenai investasi yang aman. OJK, melalui berbagai program edukasi dan literasi keuangan, terus berupaya memberikan informasi yang jelas mengenai investasi yang sah dan cara menghindari penipuan. OJK juga aktif melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang menawarkan produk investasi agar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Masyarakat harus diajak untuk lebih berhati-hati dan memverifikasi setiap informasi investasi yang mereka terima. OJK akan terus mendampingi dan memberikan edukasi untuk memastikan bahwa masyarakat memahami risiko serta keuntungan yang nyata dari investasi,” ujar Hendra mengakhiri perbincangannya.

Pentingnya Edukasi dan Kewaspadaan

Berdasarkan penjelasan Hendra Kholid, jelas bahwa investasi bodong sering kali disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang mendesak, kurangnya edukasi tentang investasi yang sah, dan tawaran yang terlalu menggiurkan. Oleh karena itu, masyarakat perlu didorong untuk lebih berhati-hati dan selalu memeriksa legalitas dan kelogisan dari setiap tawaran investasi. Dengan pendekatan yang lebih edukatif dan kolaborasi antara regulator, masyarakat bisa lebih terhindar dari jebakan investasi bodong yang berisiko merugikan banyak pihak.

Terkini

Liburan Seru Berenang Bersama Hiu Karimunjawa

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:27 WIB

Rekomendasi 3 Coto Makassar Terlezat di Surabaya

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:26 WIB

Update Harga Sembako Jogja 11 September 2025 Terbaru

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:22 WIB

Langkah Mudah Cek Bansos BPNT 2025 Online

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:21 WIB