JAKARTA - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat kinerja ekspor yang menggembirakan pada Maret 2025. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara, nilai ekspor melalui pelabuhan-pelabuhan di wilayah ini mencapai US$ 137,19 juta, melonjak 50,88 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya, yakni Februari 2025 yang hanya sebesar US$ 90,93 juta.
Kepala BPS Kaltara, Mas'ud Rifai, menyampaikan bahwa lonjakan ekspor ini sepenuhnya ditopang oleh komoditas nonmigas, dengan sektor pertambangan – khususnya batu bara – menjadi penyumbang terbesar terhadap peningkatan nilai ekspor tersebut.
“Kenaikan nilai ekspor pada Maret 2025 mencapai 50,88 persen, dan penyumbang terbesar berasal dari komoditas nonmigas. Ini menandakan pergerakan sektor industri dan tambang di Kaltara yang semakin aktif dan produktif,” ujar Mas’ud Rifai saat menyampaikan rilis resmi pada Senin 5 Mei 2025.
Batu Bara Dominasi Ekspor Nonmigas
Berdasarkan data rinci BPS, peningkatan nilai ekspor di bulan Maret 2025 terutama disebabkan oleh lonjakan pada kelompok barang hasil tambang, termasuk batu bara, yang mengalami peningkatan ekspor sebesar 73,22 persen dibandingkan Februari 2025. Sementara itu, gas alam meningkat sebesar 10,30 persen, dan hasil industri mencatat pertumbuhan ekspor sebesar 23,29 persen.
Komoditas batu bara memang menjadi andalan utama ekspor dari Kalimantan Utara, mengingat provinsi ini memiliki cadangan tambang yang melimpah serta akses logistik yang memadai ke pelabuhan ekspor strategis.
“Permintaan batu bara dari pasar luar negeri masih tinggi, terutama dari negara-negara Asia seperti Tiongkok, India, dan Vietnam. Ketersediaan infrastruktur ekspor yang cukup baik di Kaltara turut mendukung kinerja sektor ini,” tambah Mas’ud.
Perbandingan Kinerja Ekspor Bulanan
Jika dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya, peningkatan ekspor ini sangat signifikan. Pada Februari 2025, nilai ekspor tercatat hanya US$ 90,93 juta, sehingga dalam waktu satu bulan terjadi peningkatan US$ 46,26 juta.
Peningkatan ini tidak hanya menggambarkan penguatan sektor produksi, tetapi juga membuktikan bahwa Kalimantan Utara memiliki potensi besar dalam mendukung program hilirisasi dan ekspansi ekspor nasional yang sedang didorong oleh pemerintah pusat.
“Kinerja ini juga bisa menjadi indikator bahwa kondisi ekonomi dan iklim usaha di Kaltara makin kondusif. Jika tren ini berlanjut, Kaltara bisa menjadi salah satu pilar penting pertumbuhan ekspor nasional dari wilayah timur Indonesia,” jelas Mas’ud Rifai.
Komoditas Unggulan Kaltara
Secara umum, komoditas ekspor Kaltara terbagi dalam tiga kelompok utama:
1. Kelompok hasil tambang, dengan batu bara sebagai penyumbang dominan.
2. Kelompok hasil industri, termasuk produk turunan kayu dan olahan makanan laut.
3. Kelompok gas alam, yang menjadi andalan beberapa perusahaan energi di wilayah ini.
Khusus untuk kelompok hasil industri, pertumbuhan 23,29 persen pada Maret 2025 menjadi sinyal positif terhadap pengembangan sektor manufaktur dan pengolahan di Kalimantan Utara. Peningkatan ini menunjukkan adanya nilai tambah dari bahan baku lokal yang diproses sebelum diekspor, yang sejalan dengan arahan pemerintah untuk meningkatkan hilirisasi industri.
Pasar Tujuan Ekspor Utama
Negara-negara tujuan utama ekspor dari Kaltara pada bulan Maret 2025 masih didominasi oleh negara-negara Asia Timur dan Tenggara, dengan Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam berada di posisi teratas.
Tiongkok, sebagai mitra dagang utama Indonesia, terus memperlihatkan permintaan tinggi untuk batu bara dan produk tambang lainnya. Sementara itu, permintaan dari India juga mengalami peningkatan signifikan seiring dengan pulihnya sektor industri mereka pascapandemi dan menjelang musim panas.
“Pasar ekspor kita memang masih kuat di Asia, tetapi peluang terbuka juga untuk memperluas pasar ke Eropa Timur dan Afrika dengan strategi dagang yang tepat,” kata Mas’ud Rifai saat ditanya mengenai prospek pasar ekspor ke depan.
Dorongan Pemerintah dan Infrastruktur Logistik
Pemerintah daerah Kalimantan Utara bersama dengan instansi vertikal terus mendorong pertumbuhan ekspor melalui penyediaan fasilitas logistik yang lebih memadai. Pelabuhan-pelabuhan utama seperti Pelabuhan Malundung di Tarakan, serta beberapa terminal ekspor di Nunukan dan Tana Tidung, telah mengalami peningkatan kapasitas dan efisiensi operasional.
Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan dan konektivitas menuju kawasan industri dan tambang juga menjadi perhatian utama pemerintah provinsi guna memperlancar alur distribusi komoditas ke pelabuhan.
“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan arus logistik ekspor berjalan lancar dan efisien,” kata Kepala BPS Kaltara itu.
Prospek Ekspor Kaltara di Kuartal II 2025
Melihat tren peningkatan pada Maret 2025, banyak pengamat meyakini bahwa kinerja ekspor Kaltara akan terus mengalami pertumbuhan positif di kuartal kedua 2025. Hal ini tidak lepas dari faktor global, seperti meningkatnya harga komoditas tambang di pasar dunia, serta stabilitas ekonomi domestik yang mulai pulih.
Peningkatan permintaan global terhadap energi fosil dan gas, meskipun dibayangi oleh tren transisi energi hijau, masih memberi ruang yang besar bagi pelaku ekspor di Kaltara untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam mereka.
“Kita harus menjaga momentum ini dan memanfaatkan peluang ekspor selama pasar masih mendukung. Ini penting untuk mendongkrak perekonomian daerah dan membuka lapangan kerja,” pungkas Mas’ud Rifai.
Dengan lonjakan ekspor yang mencapai lebih dari 50 persen dalam sebulan, Kalimantan Utara menunjukkan bahwa potensi ekspor daerah luar Jawa tak bisa dipandang sebelah mata. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Kaltara akan menjadi pemain utama dalam mendukung pertumbuhan ekspor nasional di tahun-tahun mendatang.