JAKARTA - Industri tekstil Indonesia kembali bergairah dengan masuknya investasi asing baru dari salah satu raksasa tekstil dunia asal Tiongkok. Jiangsu Xinfang Technology Group resmi memulai pembangunan pabrik benang mewah (fancy yarn) di kawasan Subang Smartpolitan, Jawa Barat, dengan nilai investasi awal mencapai 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 450 miliar.
Langkah ekspansi perusahaan asal Zhangjiagang, Jiangsu, yang telah berdiri sejak 1982 ini menjadi penanda kuat bahwa Indonesia terus menjadi destinasi strategis bagi pelaku industri manufaktur global. Tak hanya membawa modal, proyek ini juga menjanjikan dampak ekonomi riil melalui penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, hingga dorongan ekspor nasional.
Investasi Asing yang Menjanjikan
Pabrik baru Jiangsu Xinfang di Subang ini merupakan salah satu bentuk Foreign Direct Investment (FDI) yang diharapkan pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi dan mempercepat hilirisasi sektor industri tekstil. Dengan investasi senilai Rp 450 miliar, pabrik ini diproyeksikan menyerap tenaga kerja lokal hingga 300 orang pada tahap awal operasional.
Fasilitas yang dibangun di Subang Smartpolitan tersebut akan fokus pada produksi benang mewah dan pewarnaan serat — dua sektor utama yang menjadi kekuatan perusahaan di pasar internasional.
"Keberadaan pabrik ini bukan hanya akan menyerap tenaga kerja lokal, tetapi juga memperkuat struktur industri tekstil nasional dengan menghadirkan teknologi mutakhir dari China," ujar salah satu pejabat dalam seremoni peresmian, seperti dikutip dari rilis resmi yang diterbitkan oleh manajemen kawasan Subang Smartpolitan.
Fokus Ekspor ke Asia Tenggara
Menariknya, seluruh hasil produksi dari pabrik Jiangsu Xinfang di Indonesia akan difokuskan untuk ekspor, khususnya ke pasar Asia Tenggara. Strategi ini diharapkan dapat membantu Indonesia memperkuat posisi dalam rantai pasok global industri tekstil dan meningkatkan surplus neraca perdagangan.
Menurut informasi dari perusahaan, seluruh produk yang dihasilkan nantinya akan diekspor 100 persen ke negara-negara anggota ASEAN, yang merupakan salah satu pasar terbesar untuk produk tekstil dan fashion dunia.
Ekspor ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap devisa negara serta membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor, mengingat proses produksi akan dilakukan di dalam negeri dengan melibatkan bahan baku lokal maupun regional.
Dorongan bagi Subang sebagai Kawasan Industri Strategis
Pemilihan Subang sebagai lokasi pembangunan pabrik bukanlah tanpa alasan. Kawasan Subang Smartpolitan yang dikelola oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) ini memang sedang berkembang pesat sebagai pusat industri baru yang menawarkan infrastruktur modern, akses logistik strategis, serta dukungan kebijakan pemerintah.
Kawasan ini terkoneksi langsung dengan proyek infrastruktur besar seperti Pelabuhan Patimban dan jalan tol Trans Jawa, sehingga memudahkan proses distribusi barang ke berbagai wilayah, termasuk akses ekspor ke luar negeri.
“Investasi Jiangsu Xinfang menjadi salah satu bukti bahwa kawasan ini memiliki daya saing tinggi di mata investor global,” ujar salah satu eksekutif SSIA dalam pernyataannya kepada media.
Transfer Teknologi dan Pengembangan SDM Lokal
Selain nilai ekonomi, kehadiran Jiangsu Xinfang juga membuka peluang besar bagi pengembangan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. Teknologi yang dibawa oleh perusahaan asal China ini diklaim sebagai salah satu yang paling maju dalam bidang produksi benang mewah dan pewarnaan serat di dunia.
Pihak perusahaan menyatakan komitmennya untuk melakukan pelatihan bagi tenaga kerja lokal dan membangun sistem transfer teknologi agar tercipta ekosistem produksi yang efisien dan berstandar internasional.
“Ini bukan hanya soal membangun pabrik, tetapi juga membangun masa depan industri tekstil Indonesia yang lebih kuat dan berdaya saing global,” kata perwakilan Jiangsu Xinfang dalam pidatonya saat seremoni peletakan batu pertama.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Jangka Panjang
Proyek ini juga mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia, yang terus mendorong masuknya investasi asing di sektor manufaktur sebagai bagian dari program transformasi ekonomi nasional. Dengan fokus pada penciptaan nilai tambah dan perluasan pasar ekspor, kehadiran pabrik Jiangsu Xinfang dinilai sejalan dengan visi pemerintah.
Beberapa pejabat dari Kementerian Perindustrian dan BKPM turut hadir dalam seremoni peresmian dan menyambut baik komitmen perusahaan asal Tiongkok tersebut dalam membangun industri yang berkelanjutan di Indonesia.
“Investasi ini menunjukkan kepercayaan investor global terhadap stabilitas ekonomi dan potensi industri Indonesia, khususnya di sektor tekstil yang selama ini menjadi tulang punggung ekspor nonmigas kita,” ujar seorang pejabat BKPM yang tidak disebutkan namanya dalam siaran pers.
Industri Tekstil Indonesia Bangkit Lagi
Kehadiran Jiangsu Xinfang menambah daftar panjang perusahaan asing yang melihat Indonesia sebagai basis produksi strategis untuk menembus pasar regional dan global. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor tekstil memang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, didukung oleh peningkatan permintaan global, relokasi industri dari China, serta kebijakan pemerintah yang mendukung investasi dan ekspor.
Menurut data Kementerian Perindustrian, kontribusi sektor tekstil terhadap PDB nasional terus meningkat dan menjadi salah satu sektor prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dengan investasi awal senilai Rp 450 miliar, pembangunan pabrik benang mewah oleh Jiangsu Xinfang Technology Group di Subang tidak hanya menjadi simbol kerja sama ekonomi Indonesia-China, tetapi juga membuka babak baru bagi industri tekstil nasional. Proyek ini membawa harapan baru: penciptaan lapangan kerja, alih teknologi, peningkatan ekspor, serta penguatan daya saing industri dalam negeri.
“Pabrik ini adalah langkah awal. Kami percaya Indonesia memiliki potensi besar, baik dari segi pasar maupun tenaga kerja, untuk mendukung pertumbuhan industri kami secara global,” tegas perwakilan Jiangsu Xinfang di akhir acara peresmian.