Indorama Siap Investasi Rp 33,7 Triliun di AS untuk Produksi Blue Ammonia, Strategi Tekan Tarif Impor Trump

Rabu, 30 April 2025 | 10:53:03 WIB

JAKARTA - Perusahaan kimia raksasa asal Indonesia, Indorama Corporation, tengah menjadi sorotan usai rencana besar mereka untuk menanamkan investasi sebesar US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 33,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.854 per dolar AS) di Amerika Serikat terungkap ke publik. Investasi tersebut dirancang untuk pembangunan fasilitas produksi blue ammonia di negara bagian Louisiana.

Rencana strategis ini diungkap langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 28 April 2025. Menurut Airlangga, langkah ini tidak hanya bertujuan untuk ekspansi bisnis semata, tetapi juga sebagai strategi geopolitik dan ekonomi guna meredam tekanan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap sejumlah produk dari Indonesia.

“Kami sampaikan ke Bapak Presiden (Prabowo Subianto), ada rencana perusahaan Indorama untuk investasi US$ 2 miliar di Louisiana untuk blue ammonia,” ujar Airlangga dalam konferensi pers tersebut.

Strategi Investasi untuk Redam Tarif Resiprokal AS

Langkah Indorama ini dianggap sangat strategis, mengingat hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat tengah menghadapi tantangan akibat kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan secara timbal balik. Tarif tersebut menjadi salah satu instrumen proteksionisme dagang yang kembali diaktifkan oleh pemerintahan Trump untuk melindungi industri dalam negeri mereka dari persaingan produk asing.

Dengan rencana investasi langsung di Amerika Serikat, Indorama menunjukkan niat kuat untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral dan mengurangi gesekan tarif. Kehadiran fasilitas produksi di AS secara langsung akan memberikan nilai tambah terhadap hubungan dagang dan bisa menjadi pintu masuk lebih luas bagi produk-produk Indonesia di pasar global.

Menurut Airlangga, langkah ini juga didorong oleh kebutuhan AS terhadap produk-produk ramah lingkungan, termasuk blue ammonia yang kini menjadi perhatian utama dalam transisi energi bersih.

Mengenal Indorama: Raksasa Industri dari Purwakarta

Indorama Corporation bukan pemain baru dalam dunia industri global. Perusahaan ini bermula dari Purwakarta, Jawa Barat, dan berkembang menjadi grup industri multinasional yang memiliki bisnis di berbagai bidang, mulai dari petrokimia, tekstil, hingga pupuk.

Didirikan oleh Sri Prakash Lohia, Indorama telah menjelma menjadi salah satu konglomerasi besar yang berpengaruh di kancah industri kimia dunia. Indorama Ventures—unit usaha global mereka yang berbasis di Bangkok, Thailand—merupakan salah satu produsen terbesar PET resin di dunia, bahan utama untuk botol plastik dan kemasan makanan dan minuman.

Indorama juga aktif di sektor pupuk dan bahan kimia dasar, dengan portofolio produk yang sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian, industri, dan energi. Di Indonesia sendiri, Indorama menjadi salah satu penyokong utama industri tekstil dan petrokimia nasional, dengan fasilitas produksi besar di Purwakarta dan beberapa daerah lain.

Fokus Baru: Transisi Energi Lewat Blue Ammonia

Investasi Indorama di Amerika Serikat difokuskan pada produksi blue ammonia, sebuah bahan kimia yang diproduksi dari gas alam dan dianggap sebagai solusi antara menuju energi rendah karbon. Blue ammonia merupakan amonia yang dihasilkan melalui proses reformasi gas alam dengan penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS), menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan amonia konvensional.

Pembangunan pabrik blue ammonia di Louisiana selaras dengan tren energi bersih global, dan menunjukkan bahwa perusahaan Indonesia mampu berkontribusi dalam transisi energi dunia. Louisiana sendiri dipilih karena kedekatannya dengan sumber daya gas alam, pelabuhan internasional, serta dukungan kebijakan dari pemerintah lokal untuk energi bersih.

Komitmen Investasi Jangka Panjang

Nilai investasi yang fantastis, yaitu mencapai Rp 33,7 triliun, menunjukkan komitmen jangka panjang Indorama dalam memperkuat kehadirannya di pasar global. Dengan mendirikan fasilitas produksi di AS, Indorama tidak hanya mengamankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri kimia dunia, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi Indonesia dalam peta industri energi bersih global.

Pemerintah Indonesia juga menyambut positif langkah ini karena menunjukkan bahwa perusahaan nasional mampu bersaing di level global. “Langkah Indorama ini menjadi contoh bagaimana perusahaan Indonesia bisa menyesuaikan diri dengan dinamika perdagangan global dan tetap bertumbuh di tengah tantangan,” ujar Airlangga.

Implikasi Terhadap Hubungan Dagang Indonesia-AS

Langkah strategis ini berpotensi mencairkan hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat yang belakangan kembali tegang akibat penerapan tarif impor. Investasi langsung dalam bentuk pembangunan pabrik merupakan bentuk diplomasi ekonomi yang efektif, karena dapat menciptakan lapangan kerja lokal di AS serta memperkuat nilai tambah kerja sama bilateral.

Blue ammonia yang akan diproduksi juga berpotensi besar untuk diekspor kembali ke Asia dan Eropa, menjadikan fasilitas Indorama sebagai bagian dari rantai pasok global energi bersih. Ini sekaligus membuka peluang baru bagi Indonesia untuk terlibat lebih dalam dalam rantai nilai energi rendah karbon global.

Dukungan Pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap ekspansi global yang dilakukan oleh perusahaan nasional seperti Indorama. Melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan BKPM, pemerintah akan terus memfasilitasi perusahaan Indonesia yang ingin mengembangkan bisnisnya ke luar negeri selama tetap memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Airlangga menegaskan bahwa pemerintah juga sedang menyusun kebijakan untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri, termasuk di sektor kimia dan energi. “Kita ingin perusahaan Indonesia tidak hanya jadi raja di negeri sendiri, tapi juga bisa bersaing di level internasional,” tegasnya.

Rencana investasi besar Indorama di Amerika Serikat menjadi tonggak penting dalam sejarah ekspansi industri nasional ke pasar global. Dengan memproduksi blue ammonia senilai US$ 2 miliar di Louisiana, Indorama tidak hanya memperluas jaringan bisnisnya, tetapi juga menjadi alat diplomasi ekonomi strategis Indonesia dalam menghadapi tekanan tarif dagang dari Amerika Serikat.

Keberhasilan Indorama menunjukkan bahwa perusahaan Indonesia mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan global, dan pemerintah siap mendukung penuh langkah-langkah strategis yang membawa manfaat besar bagi ekonomi nasional.

Dengan rencana ambisius ini, dunia kini melihat bagaimana perusahaan asal Purwakarta mampu memainkan peran besar dalam transisi energi global dan memperkuat citra Indonesia sebagai mitra investasi dan perdagangan yang andal di tingkat internasional.

Terkini

Liburan Seru Berenang Bersama Hiu Karimunjawa

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:27 WIB

Rekomendasi 3 Coto Makassar Terlezat di Surabaya

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:26 WIB

Update Harga Sembako Jogja 11 September 2025 Terbaru

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:22 WIB

Langkah Mudah Cek Bansos BPNT 2025 Online

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:21 WIB