JAKARTA - PT PLN Indonesia Power (PLN IP), salah satu anak usaha strategis dari PT PLN (Persero), semakin mengukuhkan komitmennya dalam mendukung transisi energi nasional dengan menjadikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai andalan utama. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060, sejalan dengan visi pemerintah dalam menghadirkan energi bersih dan berkelanjutan.
Pengembangan PLTS yang dilakukan PLN IP mencakup rantai industri dari hulu ke hilir. Tidak hanya membangun infrastruktur pembangkitan, perusahaan juga berupaya mengembangkan ekosistem industri energi surya nasional, termasuk manufaktur panel surya dan sistem penyimpanan energi berbasis baterai.
Indonesia Kaya Potensi Tenaga Surya
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya tenaga surya yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi teknis tenaga surya nasional diperkirakan mencapai 3.295 gigawatt (GW), menjadikannya sebagai salah satu sumber energi paling menjanjikan untuk masa depan.
“Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang sangat besar, hingga 3.295 GW. Ini adalah peluang strategis yang harus kita manfaatkan secara maksimal untuk mendukung pengembangan industri energi surya nasional,” ujar Edwin dalam pernyataannya.
Menurut Edwin, kondisi geografis Indonesia yang hanya memiliki dua musim, yakni musim hujan dan kemarau, sangat mendukung pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang sangat potensial dalam mengembangkan pembangkitan listrik berbasis PLTS secara berkelanjutan.
Pengembangan Industri PLTS dari Hulu ke Hilir
PLN IP tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur pembangkit, tetapi juga berupaya menciptakan rantai nilai industri energi surya dalam negeri. Hal ini mencakup pembangunan fasilitas produksi panel surya, sistem penyimpanan energi, serta integrasi teknologi canggih untuk mendukung efisiensi dan keandalan sistem pembangkit.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen energi surya serta mendorong pertumbuhan industri energi hijau nasional. Dengan mengembangkan industri dari hulu ke hilir, PLN IP berharap dapat menciptakan ekosistem energi terbarukan yang berdaya saing global dan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi lokal.
Target NZE 2060 Jadi Agenda Strategis Nasional
Pemerintah Indonesia secara resmi telah menetapkan target Nol Emisi Karbon pada 2060 atau lebih cepat, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen Enhanced NDC (Nationally Determined Contribution). Dalam peta jalan tersebut, pengembangan energi terbarukan menjadi komponen utama.
PLN IP berperan penting dalam mendukung realisasi target ini. Dengan menjadikan PLTS sebagai ujung tombak transisi energi, perusahaan ingin menunjukkan bahwa energi bersih bukan sekadar konsep, tetapi solusi nyata yang bisa diterapkan secara masif dan efisien.
“Energi surya adalah jawaban atas tantangan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan. Kami percaya PLTS akan memainkan peran strategis dalam mencapai target NZE 2060,” kata Edwin menegaskan.
Efisiensi dan Ketahanan Energi
Selain ramah lingkungan, pembangkit listrik tenaga surya juga menawarkan efisiensi tinggi dalam hal operasional dan pemeliharaan. Tidak seperti pembangkit berbasis fosil yang memerlukan pasokan bahan bakar terus-menerus, PLTS hanya memerlukan sinar matahari sebagai bahan baku utamanya. Ini berarti, biaya operasi jangka panjang menjadi jauh lebih rendah.
Keuntungan lainnya, PLTS juga dapat dikembangkan secara modular, memungkinkan penetrasi energi listrik hingga ke daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. Dengan begitu, pemerataan energi yang selama ini menjadi tantangan utama di Indonesia bisa lebih mudah diatasi.
Proyek PLTS di Berbagai Wilayah
PLN IP saat ini tengah menjalankan berbagai proyek PLTS di sejumlah wilayah strategis di Indonesia. Beberapa di antaranya telah memasuki tahap operasional, sementara yang lainnya dalam tahap konstruksi dan perencanaan.
Proyek-proyek tersebut melibatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, BUMN lain, serta mitra strategis dari sektor swasta. PLN IP juga aktif menggandeng universitas dan lembaga penelitian untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan selalu up-to-date dan sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia.
Selain itu, pengembangan PLTS juga mendorong lahirnya lapangan kerja baru, baik dalam sektor konstruksi, pemeliharaan, hingga pengolahan teknologi. Ini menjadi nilai tambah penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.
Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
Guna mempercepat adopsi energi surya, PLN IP juga aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat energi terbarukan, khususnya tenaga surya. Melalui program CSR dan kampanye publik, PLN IP mendorong rumah tangga, sekolah, hingga institusi pemerintah untuk mulai menggunakan panel surya atap (rooftop solar panel) sebagai sumber energi mandiri.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat, maka potensi energi surya di Indonesia dapat lebih optimal dimanfaatkan. Bahkan, dalam jangka panjang, skema energi surya berbasis komunitas atau community solar juga mulai dirintis di beberapa daerah.
Dukungan Pemerintah dan Regulasi
Untuk mendukung pengembangan energi surya, pemerintah telah menerbitkan berbagai regulasi dan insentif, seperti Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan, serta revisi tarif ekspor-impor listrik dari PLTS atap. PLN IP turut serta dalam menyusun peta jalan implementasi kebijakan ini agar pengembangannya selaras dengan kondisi riil di lapangan.
Dengan adanya kepastian hukum dan dukungan penuh dari pemerintah, PLN IP optimistis bisa memperluas pengembangan PLTS secara nasional dan menjadikannya tulang punggung energi Indonesia ke depan.
Dengan pengembangan PLTS yang progresif, potensi tenaga surya yang besar, serta dukungan regulasi pemerintah, PLN Indonesia Power menunjukkan bahwa transisi energi bukan sekadar narasi, tetapi menjadi strategi nyata dalam menghadirkan masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan inklusif.
“Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang sangat besar, hingga 3.295 GW. Ini adalah peluang strategis yang harus kita manfaatkan secara maksimal untuk mendukung pengembangan industri energi surya nasional,” — Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power.