Ekspor Lemak dan Minyak Hewan Indonesia ke Komoro Anjlok Hingga 46,66 Persen di 2023, Produk Unggulan Masih Jadi Andalan

Rabu, 30 April 2025 | 08:25:54 WIB

JAKARTA – Nilai ekspor Indonesia ke Komoro mengalami penurunan tajam pada tahun 2023. Berdasarkan data terakhir yang dirilis per Desember 2023, total nilai ekspor Indonesia ke negara kepulauan di Afrika bagian timur itu tercatat hanya sebesar US$ 2,95 juta, turun drastis sebesar 46,66% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 5,54 juta.

Salah satu kontributor utama penurunan ini adalah merosotnya ekspor lemak dan minyak hewan, salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar Komoro. Di tengah tren ekspor global yang fluktuatif, penurunan signifikan ini menjadi sorotan dalam hubungan dagang bilateral antara Indonesia dan Komoro.

Tren Ekspor 10 Tahun: Naik Turun, Tapi Potensial

Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Komoro memperlihatkan tren ekspor yang cenderung naik, meskipun diwarnai oleh fluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai ekspor terendah tercatat pada angka US$ 2,11 juta, sementara ekspor tertinggi terjadi pada tahun sebelumnya, yakni US$ 5,54 juta.

Penurunan yang terjadi pada 2023 dianggap sebagai alarm bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk memperkuat kembali posisi ekspor Indonesia di kawasan Afrika Timur, khususnya ke Komoro yang selama ini menjadi pasar potensial untuk sejumlah produk primer dan olahan.

Produk Unggulan Masih Mendominasi Ekspor

Data dari Trademap menunjukkan bahwa dari 97 jenis produk (berdasarkan kode Harmonized System/HS dua digit) yang diekspor Indonesia ke Komoro, sembilan produk tercatat sebagai produk utama yang secara konsisten diekspor setiap tahun. Produk-produk ini telah menjadi tulang punggung ekspor Indonesia ke Komoro dan menunjukkan potensi pasar yang stabil, meski belum tergarap optimal.

Selain sembilan produk utama tersebut, 35 produk Indonesia memiliki nilai ekspor lebih dari US$ 1 juta, menjadikannya sebagai pilar penting dalam hubungan dagang kedua negara. Produk-produk ini tidak hanya menjadi andalan dalam ekspor ke Komoro, tetapi juga merupakan komoditas yang banyak diekspor ke negara-negara lain.

Meski nilai ekspor secara keseluruhan menurun, struktur ekspor Indonesia tetap menunjukkan keunggulan pada sektor-sektor strategis seperti pertanian, hasil laut, lemak dan minyak nabati serta produk-produk rumah tangga.

Lemak dan Minyak Hewan Alami Koreksi Tajam

Salah satu penyumbang terbesar penurunan nilai ekspor adalah kategori lemak dan minyak hewan, yang sebelumnya menjadi komoditas dominan. Pada 2022, kategori ini menyumbang proporsi besar terhadap total nilai ekspor Indonesia ke Komoro. Namun, pada 2023, permintaan terhadap komoditas ini dilaporkan menurun secara signifikan, baik karena faktor harga global, perubahan regulasi di negara tujuan, maupun kompetisi dengan negara eksportir lain.

"Penurunan ekspor minyak dan lemak hewan ke Komoro menandakan perlunya diversifikasi pasar serta strategi pemasaran baru, termasuk penguatan kualitas produk dan branding," ujar seorang analis perdagangan internasional.

Analis juga menyarankan pentingnya mendorong peran agregator ekspor dan menyiapkan strategi logistik yang efisien untuk wilayah Afrika, agar Indonesia tidak kehilangan pangsa pasar di kawasan ini.

Tantangan Geopolitik dan Logistik Jadi Sorotan

Afrika, termasuk Komoro, menjadi kawasan yang kerap menghadapi tantangan dalam hal konektivitas logistik dan stabilitas kebijakan ekonomi. Hal ini turut memengaruhi kinerja ekspor Indonesia, terutama produk dengan masa simpan terbatas seperti minyak dan lemak hewani.

Selain itu, kebijakan proteksionis di beberapa negara Afrika, perubahan tarif bea masuk, serta preferensi pasar yang berubah dengan cepat, menjadi faktor penghambat ekspansi produk Indonesia di sana.

Namun, pemerintah Indonesia dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa pasar non-tradisional seperti Afrika tetap menjadi prioritas dalam strategi perluasan pasar ekspor nasional.

Pemerintah Dorong Penetrasi ke Pasar Afrika

Menteri Perdagangan beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menggarap pasar Afrika, termasuk Komoro. Pemerintah mendorong kerja sama bilateral yang lebih intensif, peningkatan diplomasi ekonomi, serta pembukaan akses logistik dan pelabuhan langsung.

Pemerintah juga terus mengoptimalkan peran Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) untuk memperluas akses produk Indonesia ke pasar Afrika. Upaya lain yang sedang dirintis termasuk penyusunan preferential trade agreement (PTA) dan program pelatihan ekspor bagi pelaku UMKM yang ingin merambah pasar Afrika.

Strategi Diversifikasi dan Produk Substitusi

Dengan penurunan ekspor pada 2023, pelaku usaha diminta untuk lebih jeli melihat peluang ekspor produk substitusi atau diversifikasi. Produk-produk olahan hasil pertanian, makanan siap saji, kosmetik berbahan dasar alami, serta produk elektronik rumah tangga menjadi beberapa sektor yang dinilai memiliki potensi tinggi di Komoro.

“Produk-produk Indonesia memiliki kualitas dan harga yang kompetitif, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan kebutuhan dan selera pasar Komoro,” jelas narasumber.

Proyeksi 2024: Optimisme Pulihnya Ekspor

Meski 2023 mencatat penurunan signifikan, sejumlah pelaku industri tetap optimistis ekspor Indonesia ke Komoro akan membaik pada 2024. Dengan upaya penguatan hubungan bilateral, misi dagang terpadu, serta perbaikan struktur logistik dan regulasi ekspor, kinerja perdagangan diperkirakan akan kembali berada di jalur positif.

Konsolidasi antara sektor pemerintah dan swasta menjadi kunci utama untuk mengembalikan dan bahkan meningkatkan nilai ekspor ke negara-negara potensial seperti Komoro.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB