UBS dan Goldman Sachs Beri Sinyal Positif untuk Saham Bank RI, Pasar Saham Nasional Mulai Bangkit

Jumat, 25 April 2025 | 14:46:46 WIB

JAKARTA - Sentimen positif mulai berhembus ke pasar modal Indonesia setelah dua raksasa investasi global, UBS dan Goldman Sachs, memberikan sinyal dukungan terhadap saham-saham di pasar domestik, khususnya sektor perbankan. UBS (Union Bank of Switzerland) resmi menaikkan peringkat pasar saham Indonesia dari neutral menjadi overweight, sementara Goldman Sachs memperbarui peringkat rekomendasi dan target harga sejumlah saham bank besar Tanah Air.

Langkah dua institusi keuangan besar ini dinilai sebagai indikasi awal bahwa saham sektor perbankan, yang sebelumnya sempat mengalami tekanan, mulai menarik perhatian kembali di mata investor global.

UBS Naikkan Outlook Saham Indonesia

Berdasarkan laporan Bloomberg yang dirilis pada 24 April 2025, UBS mengerek peringkat saham Indonesia menjadi overweight. Ini menandakan bahwa UBS kini merekomendasikan pasar saham Indonesia memiliki potensi kinerja yang lebih baik dibandingkan pasar negara berkembang lainnya.

Keputusan ini disebut didorong oleh dua faktor utama: valuasi saham Indonesia yang sudah cukup murah serta dukungan fundamental yang relatif kuat, terutama setelah fase pemulihan pasca pandemi Covid-19. Saham-saham di sektor keuangan, konsumsi, dan infrastruktur dinilai memiliki prospek cerah dalam jangka menengah hingga panjang.

Valuasi Murah dan Fundamental Kuat Jadi Daya Tarik

Analis UBS menilai bahwa valuasi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) saat ini sangat menarik. Rasio harga terhadap laba (price-to-earnings ratio) banyak emiten berada di bawah rata-rata lima tahunan. Sementara itu, prospek ekonomi makro Indonesia yang tetap stabil dengan pertumbuhan PDB yang masih di kisaran 5%, inflasi yang terjaga, serta dukungan fiskal dan moneter yang moderat, menjadi pondasi yang kuat bagi investor asing untuk kembali melirik pasar domestik.

Menurut sumber Bloomberg, UBS percaya bahwa pasar Indonesia memiliki defensive qualities yang penting di tengah ketidakpastian global. Hal ini juga didorong oleh sektor perbankan yang tetap mencatatkan kinerja positif dan menjadi penggerak utama ekonomi nasional.

Goldman Sachs Update Rekomendasi Saham Big Bank RI

Tidak hanya UBS, Goldman Sachs juga memberikan perhatian lebih kepada sektor perbankan Indonesia. Melalui laporan analis senior Melissa Kuang yang dikutip Bloomberg, Goldman Sachs memperbarui rating dan target harga untuk saham-saham bank besar Indonesia, termasuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).

Melissa Kuang mengulas total 15 perusahaan publik di Indonesia, termasuk empat bank besar tersebut. Peningkatan peringkat ini didasarkan pada pertumbuhan laba yang solid, kekuatan neraca keuangan bank, serta prospek margin bunga bersih (net interest margin) yang mulai membaik seiring membaiknya iklim kredit dan likuiditas.

“Sektor perbankan Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan potensi pertumbuhan yang menarik, terutama dengan peningkatan pembiayaan UMKM dan ekspansi digitalisasi perbankan,” ujar Melissa dalam laporan tersebut.

Respon Pasar dan Sinyal Kebangkitan Saham Bank

Kabar ini langsung disambut positif oleh pelaku pasar. Saham-saham bank besar seperti BBRI, BMRI, dan BBCA tercatat menguat dalam perdagangan pekan ini. Investor mulai melakukan aksi akumulasi, terutama terhadap saham-saham sektor perbankan yang dianggap undervalued namun tetap mencetak kinerja fundamental yang kuat.

Kepala Riset PT Indo Premier Sekuritas, M. Fahmi, mengatakan bahwa sinyal dari UBS dan Goldman Sachs merupakan katalis penting yang dapat memicu aliran dana asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia.

"Ketika institusi besar global seperti UBS dan Goldman Sachs menyatakan optimisme, biasanya pelaku pasar global akan mengikuti. Ini bisa menjadi momentum bagi saham bank dan sektor lainnya untuk rebound," ujar Fahmi.

Performa Emiten Bank Terbesar Indonesia

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang dikenal sebagai tulang punggung pembiayaan UMKM terus menunjukkan pertumbuhan laba yang konsisten. Dalam laporan keuangan kuartal I-2025, BBRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih lebih dari 10% secara tahunan (year-on-year/yoy), didukung ekspansi kredit dan peningkatan fee based income.

Sementara itu, Bank Mandiri (BMRI) juga berhasil membukukan kinerja impresif dengan pertumbuhan kredit korporasi dan ritel. Net Interest Margin (NIM) BMRI mengalami perbaikan seiring strategi efisiensi biaya dana (cost of fund) yang dilakukan manajemen.

Bank Central Asia (BBCA), sebagai bank swasta terbesar, terus mengembangkan layanan digital perbankan yang mendorong pertumbuhan transaksi. Inovasi di sektor teknologi finansial dan loyalitas nasabah menjadi kekuatan utama bank ini di tengah kompetisi yang ketat.

Bank Negara Indonesia (BBNI) pun menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat setelah melakukan transformasi manajemen dan digitalisasi layanan selama dua tahun terakhir.

Potensi IHSG dan Proyeksi Jangka Pendek

Dengan sentimen positif dari UBS dan Goldman Sachs, analis menilai bahwa IHSG berpotensi menembus kembali level psikologis 7.500 dalam waktu dekat, jika didukung oleh aliran dana asing dan stabilitas eksternal. Namun demikian, pelaku pasar tetap diminta untuk waspada terhadap risiko global seperti inflasi AS, suku bunga The Fed, serta ketegangan geopolitik.

Ekonom Bank Danamon, Fitra Andi, mengatakan bahwa aliran dana asing akan sangat bergantung pada kepastian arah kebijakan The Fed dan kondisi makro global. Namun ia optimistis bahwa saham sektor keuangan dan konsumsi akan menjadi penggerak utama pasar dalam semester pertama tahun ini.

"Kondisi domestik kita jauh lebih siap menghadapi tekanan eksternal, dan sektor perbankan akan menjadi lokomotif pemulihan pasar modal Indonesia," kata Fitra.

Sinyal Awal Rebound Pasar?

Langkah UBS dan Goldman Sachs menaikkan outlook dan rekomendasi saham Indonesia, khususnya sektor perbankan, menjadi sinyal positif bahwa pasar mulai pulih dan kembali menarik minat investor institusional global. Dengan dukungan fundamental ekonomi yang kokoh dan sektor perbankan yang resilien, ini bisa menjadi awal dari kebangkitan pasar saham nasional.

Investor domestik pun diimbau untuk lebih jeli membaca peluang di tengah sinyal perbaikan ini. Terutama terhadap saham-saham sektor perbankan yang secara historis menjadi motor utama pertumbuhan IHSG. Jika sentimen ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin tahun 2025 menjadi periode kebangkitan baru bagi pasar modal Indonesia.

Terkini

Liburan Seru Berenang Bersama Hiu Karimunjawa

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:27 WIB

Rekomendasi 3 Coto Makassar Terlezat di Surabaya

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:26 WIB

Update Harga Sembako Jogja 11 September 2025 Terbaru

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:22 WIB

Langkah Mudah Cek Bansos BPNT 2025 Online

Kamis, 11 September 2025 | 16:38:21 WIB