Pemerintah Soroti Reaktivasi Jalur Kereta Api Kalipucang Pangandaran, Tiga Terowongan Bersejarah Diprediksi Jadi Daya Tarik Wisata Baru

Kamis, 24 April 2025 | 14:13:04 WIB

JAKARTA - Rencana reaktivasi jalur kereta api di wilayah Jawa Barat kembali mencuat dan menjadi perbincangan hangat. Salah satu wilayah yang turut terdampak adalah Kabupaten Pangandaran, di mana jalur kereta api lama yang sempat nonaktif tersebut ternyata menyimpan potensi luar biasa, terutama dari sisi pariwisata dan sejarah. Jalur ini melewati tiga terowongan bersejarah yang selama ini nyaris terlupakan, yaitu Terowongan Hendrik, Terowongan Wilhelmina, dan Terowongan Juliana.

Reaktivasi jalur kereta api di Kalipucang, Pangandaran, merupakan bagian dari program pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Barat untuk menghidupkan kembali jalur kereta lama demi meningkatkan konektivitas wilayah serta mendukung sektor pariwisata dan logistik. Proyek ini tidak hanya mendapat sambutan hangat dari warga dan pecinta kereta api, tetapi juga menarik perhatian aparat daerah yang kini melakukan pengecekan ulang terhadap kesiapan infrastruktur tersebut.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan dan laporan tim survei dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), jalur Kalipucang-Pangandaran menyimpan potensi keindahan alam yang luar biasa, terutama karena keberadaan tiga terowongan tersebut yang berlokasi di kawasan dengan panorama pantai dan perbukitan.

"Jika direaktivasi, jalur ini bisa menawarkan pengalaman perjalanan yang unik. Bayangkan, wisatawan bisa menikmati pemandangan pantai yang eksotis dari dalam kereta, melintasi terowongan bersejarah yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pangandaran, Iwan Ridwan, kepada awak media pada Rabu 23 April 2025.

Terowongan Hendrik, Wilhelmina, dan Juliana merupakan peninggalan dari masa kolonial yang memiliki nilai sejarah tinggi. Ketiganya dibangun sekitar awal abad ke-20 dan digunakan sebagai jalur penghubung logistik serta penumpang antara pesisir selatan dan wilayah tengah Pulau Jawa. Hingga kini, struktur terowongan masih tampak kokoh meskipun sudah lama tidak digunakan.

Iwan menambahkan, "Kami berharap pemerintah pusat segera merealisasikan proyek reaktivasi ini. Selain bisa mendongkrak sektor pariwisata, jalur ini juga bisa membuka akses ekonomi baru bagi warga Pangandaran dan sekitarnya."

Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat, Rudi Hartono, menyebut pihaknya telah melakukan studi awal terhadap kondisi lintasan dan terowongan. Menurutnya, meskipun beberapa bagian jalur perlu perbaikan signifikan, struktur utama seperti terowongan masih memungkinkan untuk digunakan kembali setelah proses renovasi.

"Kami sudah menyelesaikan tahap awal survei kondisi lapangan. Ketiga terowongan dalam kondisi relatif stabil, hanya butuh penguatan dan pembersihan. Ini bisa jadi ikon baru kereta wisata di Jawa Barat jika dikelola dengan baik," kata Rudi.

Lebih jauh, Rudi mengungkapkan bahwa proyek reaktivasi ini akan dilaksanakan secara bertahap. Pada tahap awal, fokus akan diberikan pada pengamanan jalur, pembersihan rel, dan perbaikan konstruksi dasar seperti jembatan serta gorong-gorong. Jika berjalan sesuai rencana, uji coba jalur bisa dilakukan paling cepat pada akhir tahun 2025.

Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari komunitas pecinta kereta api dan penggiat sejarah lokal. Salah satunya adalah Komunitas Heritage Railway Indonesia (HRI) yang mengapresiasi langkah pemerintah untuk menghidupkan kembali warisan perkeretaapian.

"Terowongan Wilhelmina dan Juliana bukan hanya struktur teknik, tapi juga bagian dari narasi sejarah panjang jalur selatan. Dengan reaktivasi, generasi muda bisa belajar sejarah secara langsung sambil menikmati keindahan alam Pangandaran," kata Ketua HRI, Dedi Gunawan.

Dari sisi potensi ekonomi, jalur reaktivasi ini diyakini bisa mempercepat pertumbuhan UMKM lokal, khususnya di sektor kuliner dan penginapan. Kehadiran kembali moda transportasi kereta api dapat menjadi alternatif yang efisien bagi wisatawan yang ingin menjangkau destinasi wisata di Pangandaran tanpa harus menempuh perjalanan darat yang panjang dan melelahkan.

Di sisi lain, reaktivasi ini diharapkan juga mampu mengurangi beban kendaraan pribadi dan bus wisata yang selama ini mendominasi akses ke Pangandaran, sehingga dapat membantu mengurangi kemacetan dan emisi karbon di kawasan wisata.

"Kami menantikan kereta api masuk kembali ke Pangandaran. Ini akan sangat membantu wisatawan dan pelaku usaha seperti kami," ujar Lina (38), pemilik penginapan di Pantai Batu Hiu.

Seiring semakin dekatnya pelaksanaan reaktivasi jalur, pemerintah daerah juga telah mulai menyusun program pendukung, seperti promosi wisata berbasis kereta api, pelatihan pemandu wisata sejarah, hingga revitalisasi kawasan sekitar stasiun lama agar bisa dimanfaatkan kembali.

Dengan dukungan lintas sektor yang kuat, proyek reaktivasi jalur kereta api Kalipucang-Pangandaran diharapkan menjadi pionir kebangkitan pariwisata berbasis transportasi rel di wilayah selatan Jawa Barat.

Reaktivasi ini bukan sekadar upaya membuka jalur transportasi lama, tetapi juga momentum menghidupkan kembali denyut ekonomi dan budaya lokal melalui pelestarian warisan sejarah serta pengembangan wisata berbasis kereta api yang ramah lingkungan.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB