Demi Lindungi Kesehatan Publik, AS Akan Larang 8 Pewarna Sintetis Berbasis Minyak Bumi dari Makanan

Kamis, 24 April 2025 | 11:20:29 WIB

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat bergerak cepat dalam upaya memperkuat perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dengan mengambil langkah tegas terhadap zat aditif berbahaya dalam makanan. Pada Selasa 22 April 2025, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (Health and Human Services) Robert F. Kennedy Jr. bersama Komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Marty Makary mengumumkan bahwa pemerintah akan melarang delapan pewarna makanan sintetis berbasis minyak bumi yang selama ini digunakan secara luas dalam produk makanan di seluruh negeri.

Langkah ini merupakan bagian dari reformasi besar dalam regulasi keamanan pangan nasional, menyusul meningkatnya kekhawatiran akan efek samping jangka panjang dari konsumsi zat kimia sintetis terhadap kesehatan manusia, terutama anak-anak.

Larangan Bertahap, Dua Pewarna Dicabut Izin dalam Waktu Dekat

Menurut pernyataan resmi dari FDA, dalam beberapa bulan ke depan, badan tersebut akan segera mencabut otorisasi penggunaan dua pewarna sintetis, yaitu Citrus Red No. 2 dan Orange B. Kedua zat pewarna ini diketahui telah digunakan secara luas dalam industri makanan, meski dalam jumlah terbatas dan hanya untuk produk-produk tertentu seperti kulit jeruk dan sosis.

Selain itu, FDA juga tengah berkoordinasi aktif dengan para pelaku industri makanan untuk menghapuskan enam pewarna sintetis lainnya secara bertahap. Keenam zat tersebut adalah:

- Hijau No. 3

- Merah No. 40

- Kuning No. 5

- Kuning No. 6

- Biru No. 1

- Biru No. 2

Pewarna-pewarna tersebut umum ditemukan dalam berbagai produk makanan populer seperti Pop-Tarts, Takis, Mountain Dew, dan selongsong hot dog, yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja.

Alasan Pelarangan: Ancaman Serius bagi Kesehatan Anak-anak

Komisaris FDA Marty Makary menegaskan bahwa keputusan ini bukanlah reaksi spontan, melainkan hasil dari evaluasi ilmiah yang berlangsung lama mengenai dampak bahan pewarna sintetis terhadap kesehatan manusia. Ia secara tegas menyatakan bahwa keberadaan bahan kimia sintetis dalam makanan telah lama menjadi ancaman tersembunyi yang kini tidak bisa lagi diabaikan.

“Selama 50 tahun terakhir, anak-anak Amerika semakin hidup dalam sup racun bahan kimia sintetis,” ujar Makary dalam pengumuman hari Selasa 22 April 2025, menyoroti beban paparan zat aditif sintetis dalam makanan yang dikonsumsi secara rutin oleh masyarakat.

Menurut berbagai studi ilmiah, beberapa dari pewarna tersebut telah dikaitkan dengan gangguan hiperaktivitas pada anak-anak, reaksi alergi, dan bahkan potensi karsinogenik. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah lembaga kesehatan independen lainnya sebelumnya juga telah menyerukan pembatasan penggunaan zat aditif tersebut.

Perubahan Regulasi Didorong oleh Data Ilmiah dan Tekanan Publik

Langkah FDA ini datang di tengah meningkatnya tekanan dari kalangan ilmuwan, aktivis kesehatan masyarakat, dan konsumen yang menuntut transparansi serta perbaikan dalam sistem pengawasan bahan aditif pangan.

Banyak negara di Eropa telah lebih dulu melarang atau membatasi penggunaan zat-zat ini dalam produk makanan. Di Inggris, misalnya, produk makanan yang mengandung pewarna sintetis tertentu harus mencantumkan peringatan khusus mengenai potensi dampak negatif terhadap anak-anak.

AS kini berusaha mengejar ketertinggalan dalam standar keamanan pangan dengan mereformasi regulasi berdasarkan pendekatan ilmiah yang lebih progresif dan berbasis pencegahan.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap produk yang dikonsumsi masyarakat, khususnya anak-anak, benar-benar aman. Tidak ada alasan untuk mempertahankan bahan-bahan yang telah terbukti berisiko jika kita memiliki alternatif yang lebih sehat,” ujar Robert F. Kennedy Jr., Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Dampak Terhadap Industri Makanan dan Peralihan ke Pewarna Alami

Industri makanan dan minuman di AS diperkirakan akan menghadapi tantangan dalam beberapa bulan ke depan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi ini. Produsen harus segera mencari alternatif pewarna alami yang mampu memberikan warna serupa tanpa membahayakan kesehatan.

Beberapa perusahaan besar sudah mulai beralih ke bahan pewarna berbasis tumbuhan seperti ekstrak bit, kunyit, paprika, spirulina, dan lain-lain. Transisi ini diyakini tidak hanya bermanfaat bagi konsumen, tetapi juga bisa meningkatkan citra merek sebagai pelaku industri yang peduli terhadap kesehatan dan lingkungan.

FDA sendiri akan memberikan pendampingan teknis dan regulatif bagi pelaku industri untuk mempercepat proses transisi ini tanpa mengorbankan kualitas produk.

Respons Publik dan Harapan Jangka Panjang

Keputusan pelarangan ini disambut baik oleh organisasi konsumen dan kelompok advokasi kesehatan anak. Mereka menyatakan bahwa langkah ini adalah kemenangan besar bagi keselamatan publik dan merupakan sinyal kuat bahwa kesehatan anak-anak menjadi prioritas utama kebijakan pangan AS.

“Ini adalah langkah maju yang sangat penting. Kami berharap FDA terus konsisten dalam meninjau bahan tambahan makanan lainnya yang masih dipertanyakan keamanannya,” ujar perwakilan dari Center for Science in the Public Interest (CSPI), sebuah lembaga advokasi pangan dan kesehatan di AS.

Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah AS untuk mengurangi beban penyakit kronis yang berasal dari pola makan tidak sehat dan paparan bahan kimia berbahaya dalam makanan sehari-hari.

Pelarangan delapan pewarna sintetis berbasis minyak bumi oleh FDA merupakan tonggak penting dalam sejarah perlindungan konsumen di Amerika Serikat. Keputusan ini didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat dan didorong oleh komitmen moral untuk melindungi generasi muda dari dampak jangka panjang bahan kimia sintetis.

Dengan pengawasan ketat dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk industri makanan, masyarakat kini bisa berharap pada sistem pangan yang lebih sehat, aman, dan transparan.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB