JAKARTA - PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL), subholding dari BUMN Kepelabuhanan Pelindo, kembali menunjukkan komitmennya dalam aspek Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan menyelenggarakan program bertajuk Pelindo Zero Accident Port (PELOPOR). Program ini digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan fokus utama pada aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan (K3L).
Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian para Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) terhadap pentingnya keselamatan kerja di lingkungan pelabuhan. Pelaksanaan program PELOPOR menjadi bagian dari strategi SPSL dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif di seluruh wilayah operasinya.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PT Pelindo Solusi Logistik, Retno Soelistianti, menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini merupakan bentuk nyata penerapan budaya HSSE (Health, Safety, Security & Environment) yang mencakup seluruh elemen perusahaan, baik internal maupun mitra kerja.
"Penerapan budaya HSSE menjadi tanggung jawab bersama, baik dari pihak internal perusahaan maupun seluruh mitra kerja di lapangan. Oleh karena itu, kami menghadirkan program PELOPOR sebagai langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran keselamatan kerja bagi TKBM," ujar Retno Soelistianti dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu 23 April 2025.
Program PELOPOR yang diluncurkan di Banjarmasin mencakup berbagai kegiatan edukatif dan praktis, antara lain penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3), distribusi perangkat pelindung diri (APD), serta pemberian alat pemeriksaan kesehatan bagi para tenaga kerja.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut berlangsung di Lapangan LC002 milik PT Multi Terminal Indonesia Cabang Banjarmasin dan diikuti oleh para TKBM yang merupakan mitra kerja perusahaan.
Retno menambahkan bahwa program ini bukan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya, PELOPOR telah dilaksanakan di Pelabuhan Makassar pada Oktober 2024 dengan hasil yang cukup positif. Pelindo pun berencana untuk terus melanjutkan dan memperluas implementasi program ini ke berbagai pelabuhan lainnya di Indonesia.
"Melalui program PELOPOR, kami tidak hanya ingin menciptakan lingkungan kerja yang bebas kecelakaan, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi," tambahnya.
Sebagai informasi, program PELOPOR merupakan bagian dari inisiatif TJSL yang dirancang secara khusus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas tenaga kerja di sektor kepelabuhanan. Pendekatan ini dinilai sangat penting mengingat sektor logistik dan kepelabuhanan merupakan tulang punggung arus distribusi barang nasional.
Para peserta yang mengikuti kegiatan ini mengaku merasa terbantu dengan adanya edukasi serta dukungan alat keselamatan kerja yang diberikan oleh perusahaan. "Kami jadi lebih paham soal pentingnya menggunakan APD dan menjaga kondisi kesehatan agar tetap bugar saat bekerja," ungkap salah satu TKBM peserta program.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari pemerintah daerah setempat yang menilai langkah Pelindo sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kesejahteraan tenaga kerja pelabuhan. Program PELOPOR diharapkan bisa menjadi role model bagi perusahaan-perusahaan lain dalam mendorong budaya kerja yang aman dan berkelanjutan.
Dengan implementasi PELOPOR yang berkelanjutan, SPSL memperkuat perannya sebagai motor penggerak dalam pengembangan sektor kepelabuhanan nasional yang tidak hanya efisien dan modern, tetapi juga berorientasi pada keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan tenaga kerja.