China Alihkan Impor LPG dari AS ke Timur Tengah, Tarif Kargo Global Melonjak

Rabu, 23 April 2025 | 13:04:38 WIB

JAKARTA - Dalam sebuah langkah strategis sebagai respons terhadap beban tarif baru dari Amerika Serikat, sejumlah pabrik plastik di China kini mulai mengalihkan sumber impor gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat ke kawasan Timur Tengah. Pergeseran ini bukan hanya mengganggu arus perdagangan energi global, tetapi juga memicu lonjakan tajam dalam tarif pengangkutan kargo LPG internasional.

Peralihan tersebut dilakukan karena adanya kebijakan tarif baru dari Washington yang secara langsung meningkatkan biaya pengiriman dan membuat pasokan LPG dari AS menjadi kurang kompetitif. Dalam upaya menjaga keberlanjutan operasional dan efisiensi biaya, pelaku industri petrokimia China kini memilih untuk mengandalkan pasokan dari produsen utama di kawasan Teluk Persia, termasuk raksasa energi Saudi Aramco.

Menurut sejumlah pedagang energi yang dikutip dalam laporan tersebut, para importir di China telah mencoba mengganti kontrak pembelian kargo LPG asal AS yang sebelumnya sudah dipesan dengan pasokan dari Timur Tengah. "Para importir China melihat opsi Timur Tengah lebih masuk akal karena tidak terbebani oleh tarif tambahan," ujar seorang pedagang energi yang enggan disebutkan namanya karena tidak berwenang memberikan pernyataan resmi.

Tujuh Supertanker Alih Rute

Data dari pelaku industri menunjukkan bahwa sedikitnya tujuh kapal supertanker, yang sebelumnya dijadwalkan membawa LPG asal AS menuju China pada Mei dan Juni 2025, kini telah mengubah rute perjalanan mereka menuju India dan Asia Tenggara. Hal ini menandai pergeseran signifikan dalam alur logistik dan distribusi LPG global.

"Perubahan rute ini menimbulkan efek domino pada rantai pasok LPG internasional, termasuk kenaikan tarif pengiriman," jelas salah satu analis dari perusahaan logistik energi. Pergeseran destinasi ini turut menciptakan peningkatan permintaan kapal pengangkut LPG yang besar, sehingga mendorong naiknya ongkos kargo secara global.

Dampak pada Tarif Pengiriman

Seiring dengan peningkatan permintaan pengangkutan LPG ke wilayah Asia Tenggara dan India, tarif kargo untuk kapal tanker LPG kini menunjukkan tren kenaikan yang tajam. Biaya sewa kapal, yang sempat mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir akibat minimnya pergerakan, kini kembali melonjak.

"Pasar pengangkutan LPG yang sempat lesu kini mendapatkan dorongan baru karena perubahan sumber pasokan dan rute distribusi," kata seorang analis pasar energi. "Ini bisa menjadi titik balik untuk industri logistik energi, yang selama ini terdampak oleh perlambatan ekonomi dan ketidakpastian pasar."

Strategi Pengalihan Sumber Pasokan

Langkah China dalam mengalihkan sumber pasokan LPG ini dipandang sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko atas konflik dagang yang masih terus berlangsung dengan AS. Selain mempertahankan stabilitas pasokan bahan baku industri petrokimia dalam negeri, China juga berupaya menghindari beban tambahan yang dapat mengganggu daya saing sektor industrinya.

"China sangat bergantung pada LPG sebagai bahan baku utama dalam industri plastik dan petrokimia. Maka dari itu, diversifikasi sumber pasokan menjadi langkah strategis yang tidak bisa dihindari," ujar analis senior energi Asia dari Refinitiv.

Menurut data dari Kementerian Perdagangan China, negara tersebut mengimpor lebih dari 20 juta ton LPG setiap tahun, dan sebagian besar di antaranya sebelumnya berasal dari AS. Namun dengan kondisi geopolitik dan ekonomi yang berubah cepat, komposisi ini tampaknya akan mengalami transformasi dalam waktu dekat.

Reaksi Pasar dan Proyeksi ke Depan

Pergeseran besar-besaran ini turut mendapat perhatian dari para pelaku pasar global. Banyak yang memprediksi bahwa perubahan pola impor China akan berdampak pada perimbangan pasokan LPG di berbagai wilayah, termasuk potensi kelebihan pasokan di AS dan peningkatan permintaan dari pasar Asia lainnya.

"Jika tren ini berlanjut, eksportir AS perlu mencari pasar baru yang dapat menyerap surplus LPG mereka," ungkap seorang trader energi dari Singapura. Di sisi lain, produsen LPG dari Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab, diperkirakan akan mendapatkan keuntungan strategis dari peningkatan permintaan dari Asia.

Selain dampak ekonomi, pergeseran ini juga menyoroti semakin rapuhnya hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia, yakni China dan Amerika Serikat. Ketegangan yang sebelumnya didominasi oleh sektor teknologi dan manufaktur kini telah merambah sektor energi, yang selama ini dianggap sebagai titik kompromi.

Dengan berbagai dinamika yang terus berkembang, para pengamat menilai bahwa pasar energi global harus bersiap menghadapi periode ketidakpastian yang lebih panjang. Dalam jangka pendek, tarif kargo LPG kemungkinan akan tetap tinggi seiring dengan penyesuaian rute dan kontrak pengiriman baru.

"Kondisi ini menjadi pengingat bahwa stabilitas pasokan energi kini sangat dipengaruhi oleh politik internasional dan kebijakan perdagangan," tutup analis dalam laporan tersebut.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB