JAKARTA - Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) kian mendapatkan tempat istimewa di hati masyarakat urban Indonesia, khususnya kalangan muda dan kelas menengah. Tak sekadar sebagai alat transportasi efisien, kendaraan listrik kini telah menjelma menjadi simbol eco-lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan yang semakin digemari oleh generasi masa kini.
Fenomena ini mencerminkan pergeseran tren konsumen yang lebih sadar akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ketersediaan infrastruktur pendukung, kendaraan listrik kini tak lagi dianggap sebagai alternatif mahal atau eksklusif. Sebaliknya, ia hadir sebagai bagian dari pilihan hidup yang mencerminkan kepedulian ekologis sekaligus modernitas.
National Project Manager ENTREV, Boyke Lakaseru, menilai bahwa pertumbuhan adopsi kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya didorong oleh insentif pemerintah atau teknologi yang kian mumpuni. Menurutnya, faktor utama terletak pada meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjalani hidup yang lebih berkelanjutan.
“Banyak masyarakat, terutama generasi muda dan kelas menengah urban, mulai melihat kendaraan listrik sebagai bagian dari identitas mereka yang peduli lingkungan,” ujar Boyke dalam wawancara pada Selasa 22 April 2025.
Boyke menambahkan bahwa tren eco-lifestyle kini tak lagi terbatas pada komunitas pecinta lingkungan. Konsep ini telah menjangkau kebiasaan sehari-hari masyarakat luas, seperti membawa tumbler, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih produk lokal berkelanjutan, hingga memilih moda transportasi rendah emisi.
"Kendaraan listrik tidak hanya efisien dalam konsumsi energi, tetapi juga memberikan rasa bangga tersendiri karena menjadi bagian dari solusi lingkungan," katanya.
Ekspansi Pasar dan Inovasi Teknologi
Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan listrik di Indonesia meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir. Pada kuartal pertama 2025, tercatat lebih dari 65.000 unit kendaraan listrik roda dua dan empat telah teregistrasi di seluruh Indonesia, mencerminkan peningkatan lebih dari 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 terus mendorong akselerasi ekosistem kendaraan listrik nasional, termasuk dengan memberikan insentif pajak, subsidi pembelian, hingga pengembangan stasiun pengisian daya listrik (SPKLU). Sejumlah perusahaan lokal dan internasional juga berlomba-lomba menghadirkan model-model baru kendaraan listrik dengan harga yang semakin terjangkau.
Seiring tren ini, perusahaan otomotif mulai merancang kendaraan listrik yang tidak hanya efisien dan ramah lingkungan, tetapi juga stylish dan cocok dengan preferensi generasi muda. Desain futuristik, fitur digital terkini, serta pilihan warna yang ekspresif menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen muda.
Anak Muda sebagai Agen Perubahan
Sosiolog dari Universitas Indonesia, Dr. Rina Dewi, menjelaskan bahwa peran generasi muda sangat krusial dalam membentuk opini dan mengarahkan tren gaya hidup di masyarakat. Menurutnya, ketika anak muda mengadopsi kendaraan listrik sebagai bagian dari eco-lifestyle, dampaknya bisa menular secara sosial.
"Generasi muda memiliki kekuatan simbolik. Mereka bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga agen perubahan budaya," tutur Rina.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa gaya hidup ramah lingkungan akan makin kuat jika didukung oleh edukasi, aksesibilitas, serta narasi positif di media sosial dan ruang publik.
Tantangan dan Harapan
Meskipun tren positif ini terus berkembang, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari infrastruktur pengisian daya yang belum merata, harga kendaraan yang masih tinggi bagi sebagian masyarakat, hingga keterbatasan informasi mengenai manfaat dan cara perawatan EV.
Boyke Lakaseru menyebutkan bahwa perlu adanya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang inklusif dan berkelanjutan. "Kami berharap ke depan akan ada lebih banyak kolaborasi lintas sektor untuk memperluas jangkauan kendaraan listrik ke semua kalangan," ujarnya.
Sementara itu, komunitas-komunitas pengguna kendaraan listrik terus melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat umum mengenai pentingnya transisi menuju transportasi ramah lingkungan. Mereka aktif melakukan touring, pameran, serta diskusi publik guna meningkatkan pemahaman dan antusiasme masyarakat terhadap EV.
Transformasi kendaraan listrik dari sekadar inovasi teknologi menjadi bagian dari gaya hidup mencerminkan evolusi kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan. Dengan dukungan generasi muda yang semakin melek ekologi, serta dorongan kebijakan dan inovasi dari berbagai pihak, masa depan kendaraan listrik di Indonesia tampaknya semakin cerah.
Sebagaimana disampaikan oleh Boyke Lakaseru, "Kendaraan listrik bukan hanya tentang hemat energi, tapi juga tentang masa depan yang lebih bersih dan layak huni untuk generasi mendatang."