UMKM Hadapi Berbagai Tantangan Menjelang The 2025 Asia Grassroots Forum di Bali

Rabu, 16 April 2025 | 11:12:30 WIB

JAKARTA - Menjelang pelaksanaan The 2025 Asia Grassroots Forum yang dijadwalkan berlangsung pada 21-23 Mei 2025 di Nusa Dua, Bali, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) bersama dengan CELIOS menggelar diskusi pra-forum bertajuk Road to Asia Grassroots Forum pada Selasa 15 April 2025 di UID Campus, Serangan, Denpasar Selatan. Diskusi ini menghadirkan berbagai pihak, termasuk akademisi, aktivis, pengamat, dan jurnalis untuk membahas berbagai tantangan serta potensi ekonomi di level akar rumput, khususnya dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian Bali dan Indonesia.

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkait kondisi UMKM saat ini, yang secara tidak langsung turut berkontribusi pada dinamika ekonomi lokal dan nasional. Sebagai sektor yang menyerap sebagian besar tenaga kerja dan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, tantangan yang dihadapi oleh UMKM menjadi topik yang sangat relevan dalam konteks pembangunan ekonomi nasional.

Tantangan Utama yang Dihadapi UMKM

Direktur Ekonomi dan Digital CELIOS, Nailul Huda, yang turut menjadi narasumber dalam diskusi ini, mengungkapkan bahwa UMKM masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat perkembangan dan kemajuan mereka. Dalam paparannya yang disampaikan secara virtual, Huda menyoroti beberapa masalah utama yang masih mengganggu sektor UMKM, seperti kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum merata, kurangnya keterampilan dalam pengelolaan keuangan, dan terbatasnya akses terhadap pembiayaan serta teknologi.

Menurut Huda, "Permasalahan internal UMKM turut berkontribusi pada sulitnya mereka untuk naik kelas. Diperlukan pendekatan yang lebih menyeluruh dan komprehensif yang dapat menyasar seluruh ekosistem UMKM, bukan hanya terbatas pada pemberian modal," ujarnya. Huda menekankan bahwa untuk mendorong UMKM agar bisa berkembang dan bersaing di pasar global, diperlukan dukungan dalam berbagai aspek, termasuk peningkatan kapasitas SDM dan akses yang lebih mudah ke berbagai sumber daya, termasuk teknologi dan pembiayaan yang lebih terjangkau.

Data Kemenkop UKM 2023: Kontribusi UMKM terhadap Ekonomi Nasional

Dalam konteks peran penting UMKM di Indonesia, data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sektor ini memberikan kontribusi sebesar 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja. Angka tersebut menggambarkan betapa besar kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia, sekaligus menunjukkan potensi besar yang dapat dimanfaatkan jika sektor ini diberikan dukungan yang tepat.

Namun, meskipun memiliki kontribusi yang sangat besar, UMKM di Indonesia masih sering menghadapi berbagai tantangan besar. Di antaranya, kesulitan dalam memperoleh akses keuangan yang memadai, keterbatasan dalam teknologi, serta masalah manajerial yang kurang efektif. Salah satu masalah utama adalah ketidakmampuan banyak pelaku UMKM untuk menjaga laporan keuangan yang rapi dan sesuai standar, yang pada gilirannya menghalangi mereka untuk mengakses sumber daya yang lebih besar, seperti kredit dan pembiayaan lain yang diperlukan untuk ekspansi bisnis.

Perlunya Peningkatan Akses Pembiayaan dan Teknologi untuk UMKM

Salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh UMKM adalah akses ke pembiayaan. Banyak pelaku UMKM yang kesulitan untuk mendapatkan modal karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang cara mengelola keuangan dan laporan keuangan yang tidak memadai. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka terjebak dalam siklus kesulitan finansial yang menghambat kemampuan mereka untuk berkembang.

"Untuk dapat naik kelas, UMKM membutuhkan lebih dari sekadar modal. Mereka juga memerlukan pelatihan tentang bagaimana mengelola keuangan, cara menulis laporan keuangan yang baik, serta bagaimana memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar mereka," kata Huda, yang mengungkapkan bahwa dengan pendekatan yang menyeluruh, UMKM dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Selain itu, penggunaan teknologi yang tepat juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya saing UMKM. Di era digital saat ini, UMKM yang tidak memanfaatkan teknologi akan tertinggal jauh dari para pesaing mereka. Oleh karena itu, salah satu solusi yang diusulkan adalah meningkatkan literasi digital di kalangan pelaku UMKM agar mereka dapat lebih mudah mengakses pasar secara online, mengelola usaha mereka secara efisien, serta meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional.

Program Pemerintah dan Inisiatif untuk Mendukung UMKM

Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya sektor UMKM dan telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung pertumbuhannya. Di antaranya adalah program pembiayaan, pelatihan keterampilan, dan akses ke pasar yang lebih luas. Namun, tantangan besar adalah bagaimana memastikan bahwa program-program tersebut benar-benar dapat diakses oleh seluruh pelaku UMKM, terutama yang berada di daerah-daerah yang lebih terpencil.

Pada kesempatan yang sama, para pengamat dan aktivis yang hadir dalam diskusi ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Kolaborasi ini bisa berbentuk penyediaan akses keuangan, program pelatihan keterampilan, hingga pengembangan teknologi yang dapat digunakan untuk mempermudah proses operasional bisnis UMKM.

"Kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM. Dengan dukungan yang tepat, UMKM dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," tambah Huda.

Harapan untuk The 2025 Asia Grassroots Forum

The 2025 Asia Grassroots Forum yang akan diselenggarakan pada Mei mendatang di Bali diharapkan dapat menjadi ajang yang strategis untuk membahas berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh sektor UMKM, terutama di Asia. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan untuk mempercepat transformasi UMKM dan membantu sektor ini untuk lebih siap menghadapi tantangan global.

Dengan menghadirkan para ahli, pelaku usaha, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara, forum ini juga berpotensi menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Meningkatkan Daya Saing UMKM Melalui Pendekatan Holistik

UMKM di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat mereka untuk berkembang, namun dengan pendekatan yang lebih holistik dan dukungan dari berbagai pihak, sektor ini memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkontribusi lebih banyak terhadap perekonomian nasional. Transformasi UMKM tidak hanya membutuhkan bantuan modal, tetapi juga peningkatan kapasitas SDM, akses teknologi, serta pembenahan dalam manajemen keuangan.

Dengan adanya forum-forum seperti The 2025 Asia Grassroots Forum, diharapkan sektor UMKM dapat mendapatkan perhatian yang lebih besar dan menemukan solusi yang tepat untuk masalah yang mereka hadapi. Pendekatan yang menyeluruh akan membantu UMKM Indonesia untuk bertransformasi dan berdaya saing di tingkat global.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB