PLN EPI Percepat Pemanfaatan Biomassa sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan, Target 10 Juta Ton per Tahun di 2030

Selasa, 15 April 2025 | 08:34:25 WIB

JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), anak usaha PT PLN (Persero), terus mempercepat langkah dalam transisi energi dengan memperluas pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar pendamping batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Strategi ini menjadi bagian dari upaya masif menuju pembangkitan listrik yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Melalui penerapan sistem digitalisasi rantai pasok biomassa, PLN EPI menargetkan efisiensi dan akuntabilitas yang tinggi dalam penyediaan energi terbarukan berbasis kerakyatan ini. Langkah digitalisasi dianggap vital untuk memetakan seluruh proses pengadaan biomassa, mulai dari hulu hingga hilir, serta mempermudah kolaborasi dengan para pelaku lokal seperti petani dan koperasi.

Transformasi Energi Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mendukung agenda transisi energi nasional. Menurutnya, penggunaan biomassa sebagai sumber energi alternatif memiliki potensi besar karena dekat dengan masyarakat dan berbasis pada kekuatan ekonomi lokal.

“Kita tidak sekadar meluncurkan aplikasi digital, tetapi membangun platform yang mampu memetakan, memantau, dan mengintegrasikan seluruh proses penyediaan biomassa secara efisien dan berkelanjutan,” ujar Adi dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin 14 April 2025.

Ia menekankan pentingnya membangun model bisnis kolaboratif yang melibatkan petani dan koperasi lokal sebagai penyedia utama bahan baku biomassa. Pendekatan ini bukan hanya mendukung transisi energi, tetapi juga memberdayakan ekonomi kerakyatan secara langsung.

“Target kita adalah mampu menyuplai hingga 10 juta ton biomassa per tahun di tahun 2030. Ini harus kita wujudkan dengan membangun model bisnis yang kolaboratif bersama petani dan koperasi lokal,” lanjut Adi.

Biomassa: Sumber Energi Ramah Lingkungan Berbasis Kerakyatan

Biomassa merupakan bahan bakar yang berasal dari limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, limbah pertanian, dan limbah kehutanan. Dibandingkan batu bara atau gas alam, biomassa memiliki jejak karbon lebih rendah, serta dapat diperbaharui melalui praktik pertanian dan pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Dengan pendekatan co-firing, biomassa digunakan sebagai bahan bakar pendamping dalam pembakaran di PLTU, menggantikan sebagian porsi batu bara. Ini memungkinkan pengurangan emisi karbon tanpa harus membangun pembangkit baru, sehingga lebih efisien secara biaya dan waktu.

PLN EPI saat ini telah menerapkan co-firing biomassa di lebih dari 40 unit PLTU di seluruh Indonesia. Tingkat substitusi batu bara bervariasi tergantung kapasitas dan lokasi pembangkit, namun menunjukkan tren yang terus meningkat.

Digitalisasi Rantai Pasok: Transparansi dan Efisiensi

Dalam menjalankan strategi biomassa, digitalisasi rantai pasok menjadi salah satu pilar utama. Dengan teknologi ini, seluruh proses penyediaan biomassa dapat dipantau secara real time, mulai dari lokasi pengumpulan bahan, proses pengolahan, hingga pengiriman ke lokasi pembangkit.

Aplikasi digital yang dikembangkan oleh PLN EPI memungkinkan terwujudnya transparansi dalam logistik dan pembiayaan, serta mengurangi risiko penyimpangan atau inefisiensi. Teknologi ini juga membuka akses bagi pelaku usaha kecil di sektor biomassa untuk bergabung dalam ekosistem energi nasional.

“Kami membangun sistem digital yang tidak hanya sebagai alat pantau, tapi juga menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antar pelaku usaha biomassa, termasuk koperasi dan komunitas tani,” jelas Adi Lumakso.

Kontribusi Terhadap Target Emisi dan Kemandirian Energi

Langkah PLN EPI dalam mendorong pemanfaatan biomassa sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen secara mandiri atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Melalui program co-firing biomassa, PLN diproyeksikan mampu mengurangi emisi karbon hingga jutaan ton per tahun, tergantung pada skala implementasi di berbagai PLTU. Selain itu, pemanfaatan biomassa lokal juga berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.

Kementerian ESDM sendiri telah menetapkan kebijakan percepatan transisi energi dan mendukung penggunaan biomassa sebagai bagian dari energi baru dan terbarukan (EBT).

Tantangan dan Peluang

Meski menjanjikan, pengembangan rantai pasok biomassa tidak lepas dari tantangan. Ketersediaan bahan baku yang tersebar, infrastruktur pengolahan yang terbatas, dan belum meratanya pemahaman pelaku lokal menjadi hambatan yang harus diatasi secara bertahap.

Namun, Adi Lumakso optimistis bahwa melalui digitalisasi, edukasi, dan insentif kebijakan, tantangan tersebut dapat diatasi. PLN EPI juga aktif menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, serta lembaga pendidikan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor biomassa.

“Dengan sinergi yang tepat, kita bisa menciptakan ekosistem biomassa yang berkelanjutan, inklusif, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat akar rumput,” ujarnya.

Langkah Strategis Menuju 2030

PLN EPI menargetkan untuk meningkatkan volume penggunaan biomassa secara bertahap, dengan milestone tahunan yang jelas. Dari realisasi saat ini yang mencapai ratusan ribu ton, angka itu akan terus ditingkatkan secara agresif dengan skema pembiayaan yang inovatif, termasuk kerja sama dengan sektor swasta dan investor hijau.

Dalam jangka panjang, PLN juga menjajaki penggunaan teknologi baru seperti biomassa terkompresi (pellet), serta pemanfaatan limbah perkebunan dalam skala besar.

Biomassa, Pilar Transisi Energi Nasional

Transformasi energi berbasis biomassa bukan hanya solusi teknis terhadap masalah lingkungan dan emisi, tetapi juga peluang ekonomi baru bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah pedesaan.

Langkah strategis PLN EPI dalam mendigitalisasi dan mengembangkan rantai pasok biomassa menunjukkan keseriusan dalam menjawab tantangan masa depan energi nasional. Dengan target 10 juta ton biomassa pada tahun 2030, PLN memposisikan diri sebagai pionir dalam membangun sistem kelistrikan yang bersih, inklusif, dan berbasis kekuatan lokal.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB