JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Provinsi Aceh mencatatkan ekspor nilam secara langsung dalam jumlah besar dari Banda Aceh ke Paris, Prancis, menggunakan jalur udara melalui maskapai nasional Garuda Indonesia. Momen bersejarah ini dilepas langsung oleh Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Marwan, dan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, SE, pada Minggu, 13 April 2025.
Acara pelepasan ekspor nilam tersebut berlangsung di Gudang PT U Green Aromatics International, yang berlokasi di kawasan Blang Bintang, Aceh Besar. Kegiatan ini turut dihadiri berbagai pejabat penting, seperti General Manager Garuda Indonesia Nano Setiawan, Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal, Perwakilan Kanwil Bea Cukai Safuadi, Kepala ARC-Nilam USK Syaifullah Muhammad, dan Direktur PT U Green Aromatic International Faisal Alfarisy.
Langkah strategis ini menjadi tonggak sejarah penting dalam upaya memperkuat posisi Aceh sebagai salah satu produsen utama nilam di dunia. Sebelumnya, komoditas unggulan asal Aceh ini diekspor melalui jalur laut, khususnya dari Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Namun, dengan dibukanya jalur ekspor udara langsung ke Eropa, terutama ke Paris yang dikenal sebagai pusat industri parfum dunia, memberikan angin segar bagi para pelaku usaha nilam di Tanah Rencong.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, dalam sambutannya menyatakan bahwa pelepasan ekspor nilam langsung melalui jalur udara ini bukan hanya mencatatkan sejarah baru, tetapi juga membuka peluang besar bagi perekonomian Aceh, terutama bagi para petani dan pelaku usaha di sektor nilam.
“Ini bukan hanya soal ekspor pertama melalui udara, tetapi lebih dari itu, ini adalah langkah nyata bahwa Aceh bisa menembus pasar global secara lebih cepat dan efisien. Kami berharap ekspor ini dapat meningkatkan pendapatan petani nilam, memperkuat industri hilir, dan membangun citra Aceh di pasar internasional,” ujar Prof. Marwan penuh optimisme.
Hal senada disampaikan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, SE. Ia mengapresiasi kolaborasi antara berbagai pihak yang telah mendukung terlaksananya ekspor nilam ini. Menurutnya, inisiatif ini akan membawa multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian lokal, dari hulu ke hilir.
“Ekspor nilam langsung ini membuktikan bahwa Banda Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan internasional. Ini bukti bahwa dengan kerja keras dan sinergi berbagai pihak, Aceh mampu bersaing di pasar global,” tegas Illiza.
Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia, Nano Setiawan, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung penuh upaya penguatan ekspor produk-produk unggulan daerah, salah satunya nilam dari Aceh. Menurutnya, penerbangan langsung untuk ekspor ini akan meningkatkan efisiensi pengiriman serta memperpendek rantai distribusi, sehingga produk bisa lebih cepat sampai ke tangan pembeli internasional.
“Garuda Indonesia selalu siap menjadi jembatan udara bagi produk-produk terbaik Indonesia. Kami berharap ekspor nilam Aceh ini menjadi awal yang baik untuk komoditas lainnya agar bisa menembus pasar global dengan lebih cepat,” ujar Nano Setiawan.
Direktur PT U Green Aromatic International, Faisal Alfarisy, yang merupakan eksportir dalam pengiriman ini, juga menyampaikan kebanggaannya. Menurut Faisal, ekspor nilam melalui jalur udara ini adalah hasil dari kerja keras selama bertahun-tahun untuk membangun rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan.
“Ini adalah momen yang sudah lama kami tunggu. Dengan pengiriman udara, kami bisa memastikan kualitas nilam tetap terjaga hingga ke tangan pembeli di Paris. Ini juga memberikan kepercayaan lebih kepada mitra internasional kami bahwa Aceh adalah sumber nilam terbaik di dunia,” ungkap Faisal Alfarisy dengan penuh semangat.
Sebagai informasi, nilam asal Aceh dikenal memiliki kadar patchouli alcohol (PA) yang tinggi, yakni mencapai lebih dari 30 persen, sehingga menjadi primadona di industri parfum dunia, termasuk di Prancis yang menjadi salah satu pasar utamanya. Dengan kualitas premium tersebut, nilai ekspor nilam Aceh terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kepala ARC-Nilam USK, Syaifullah Muhammad, menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi hasil riset yang selama ini dilakukan untuk meningkatkan mutu nilam Aceh. Pihaknya juga terus mendorong peningkatan kapasitas petani dan pengusaha lokal agar mampu memenuhi permintaan pasar global yang semakin tinggi.
“Dengan dukungan riset dan teknologi, kami ingin memastikan nilam Aceh tidak hanya dikenal sebagai bahan baku, tetapi juga mampu diolah menjadi produk jadi yang bernilai tambah tinggi. Ekspor langsung ke Paris ini menjadi motivasi kuat bagi semua pelaku usaha nilam di Aceh,” jelas Syaifullah.
Dukungan juga datang dari Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, yang menegaskan bahwa pihaknya siap memfasilitasi kelancaran ekspor lewat berbagai upaya strategis, termasuk penguatan infrastruktur logistik di Aceh.
“Kami akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memastikan Aceh tidak hanya menjadi daerah penghasil, tetapi juga pusat distribusi produk-produk unggulan nasional ke pasar internasional,” kata Teuku Faisal.
Perwakilan Kanwil Bea Cukai, Safuadi, turut menyampaikan bahwa lembaganya siap memberikan kemudahan dalam proses ekspor agar lebih cepat dan efisien.
“Bea Cukai terus berupaya memberikan layanan terbaik agar produk ekspor kita tidak mengalami hambatan di jalur pengiriman. Nilam Aceh adalah salah satu komoditas yang sangat kami dukung untuk tembus pasar global,” terang Safuadi.
Dengan terlaksananya ekspor nilam Aceh secara langsung ke Paris ini, diharapkan dapat membuka pintu ekspor untuk komoditas unggulan lainnya dari Aceh. Ini juga menjadi bukti nyata bahwa Aceh mampu memanfaatkan jalur udara sebagai alternatif strategis untuk ekspor, selain jalur laut yang selama ini mendominasi.
Ke depan, semua pihak berharap bahwa keberhasilan ini tidak hanya berhenti pada pengiriman pertama, tetapi terus berlanjut dengan volume yang semakin besar dan pasar yang semakin luas.
“Ini baru permulaan. Kami yakin Aceh bisa menjadi pemain utama dalam ekspor minyak nilam dunia,” pungkas Prof. Marwan optimis.