JAKARTA - Pembangunan mega proyek Tol Yogyakarta–Cilacap terus menunjukkan perkembangan signifikan. Proyek strategis nasional ini tidak hanya akan membuka konektivitas baru antara dua provinsi, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, tetapi juga diproyeksikan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Pulau Jawa.
Tol Yogyakarta–Cilacap dirancang membentang sepanjang 121,75 kilometer, menghubungkan berbagai kawasan strategis mulai dari Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Banyumas, hingga Kabupaten Cilacap. Proyek ini nantinya akan terkoneksi dengan sejumlah jaringan tol besar lainnya seperti Jalan Tol Gedebage–Tasik–Cilacap (Getaci), Jalan Tol Pejagan–Cilacap, serta Jalan Tol Solo–Yogyakarta–YIA Kulonprogo.
Sebagai bagian dari pembangunan tahap awal, dua desa di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, telah dipastikan terdampak pembangunan infrastruktur ini. Kedua desa tersebut adalah Desa Karanggadung dan Desa Grujugan. Pemerintah daerah setempat terus melakukan pendataan serta sosialisasi kepada warga yang terdampak langsung oleh proyek tersebut.
Dampak Langsung Bagi Masyarakat
Pembangunan Tol Yogyakarta–Cilacap diharapkan akan mempermudah akses transportasi barang dan jasa, serta meningkatkan efisiensi waktu tempuh dari wilayah DIY menuju Cilacap yang selama ini memakan waktu cukup lama melalui jalur non-tol. Namun, di balik manfaat jangka panjang tersebut, konsekuensi bagi warga sekitar juga tidak bisa diabaikan.
Warga di dua desa terdampak menyambut dengan harapan, tetapi juga dibarengi kekhawatiran terkait proses pembebasan lahan dan dampak sosial-ekonomi yang mungkin terjadi.
"Memang jalur tol ini sangat dibutuhkan untuk mempercepat mobilitas, tetapi kami berharap hak-hak masyarakat dapat diperhatikan dengan adil," ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Grujugan, Sutrisno, saat ditemui di lokasi sosialisasi proyek, Senin 14 April 2025.
Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan pemerintah daerah Kabupaten Kebumen menegaskan bahwa proses pembebasan lahan akan dilakukan secara transparan dan sesuai ketentuan perundang-undangan. Warga yang lahannya terdampak akan mendapatkan ganti rugi yang layak berdasarkan hasil appraisal independen.
"Kami pastikan seluruh proses pembebasan lahan dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat terdampak," tegas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kebumen, Hadi Santosa.
Konektivitas Wilayah Semakin Terbuka
Tol Yogyakarta–Cilacap nantinya tidak hanya menjadi jalur penghubung bagi kendaraan pribadi, tetapi juga akan menopang distribusi logistik antarwilayah di selatan Jawa. Terhubungnya jalur ini dengan Tol Getaci dan Tol Pejagan–Cilacap, akan menciptakan koridor logistik baru yang sangat potensial.
Tol ini juga diperkirakan akan memangkas waktu tempuh perjalanan Yogyakarta–Cilacap hingga 50 persen, yang sebelumnya bisa memakan waktu lebih dari 4 jam, kini hanya menjadi sekitar 2 jam perjalanan.
Keberadaan tol ini juga memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata. Jalur cepat ini akan memudahkan wisatawan mengakses berbagai destinasi unggulan di wilayah Banyumas, Kebumen, hingga Cilacap yang dikenal dengan wisata pantai dan geopark-nya.
"Jalur tol ini akan menjadi urat nadi perekonomian baru bagi kawasan selatan Jawa. Selain mempermudah distribusi barang, juga membuka peluang besar bagi sektor pariwisata dan UMKM lokal," jelas Pengamat Infrastruktur dari Universitas Gadjah Mada, Ir. Bambang Haryo Santoso, M.Sc., dalam keterangannya.
Tahapan Pembangunan dan Target Penyelesaian
Proyek Tol Yogyakarta–Cilacap saat ini sedang memasuki tahap persiapan konstruksi, yang mencakup pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur dasar. Pemerintah menargetkan pembangunan fisik jalan tol akan dimulai pada pertengahan tahun 2025, dengan harapan sebagian jalur sudah bisa digunakan pada 2027.
Proyek ini sendiri merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dicanangkan oleh pemerintah dalam upaya pemerataan pembangunan infrastruktur hingga ke wilayah selatan Jawa. Selain itu, pemerintah berharap proyek ini dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi dengan menyerap tenaga kerja lokal selama proses konstruksi berlangsung.
Dukungan Pemerintah Pusat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan dukungannya terhadap percepatan pembangunan tol ini. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa proyek infrastruktur seperti Tol Yogyakarta–Cilacap memiliki peranan vital dalam memperkuat jaringan konektivitas nasional.
"Pemerintah pusat terus mendorong percepatan pembangunan jalan tol ini karena dampaknya sangat besar bagi konektivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah selatan Jawa," kata Basuki dalam pernyataannya pekan lalu.
Lebih lanjut, Kementerian PUPR juga memastikan proyek ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) telah dilakukan guna meminimalkan potensi kerusakan alam, serta untuk menjaga kelestarian ekosistem di sepanjang jalur tol.
Harapan Masyarakat Lokal
Masyarakat di sepanjang jalur yang akan dibangun tol ini berharap agar pemerintah benar-benar memperhatikan aspirasi warga terdampak, terutama terkait ganti rugi lahan dan akses jalan penghubung lokal yang terputus akibat proyek ini.
"Harapan kami, selain pembebasan lahan yang adil, juga jangan sampai jalan-jalan penghubung antar desa malah terputus begitu saja. Harus ada solusi aksesibilitas bagi warga," ujar Supardi, warga Desa Karanggadung yang lahannya masuk peta trase tol.
Sebagai penutup, pembangunan Tol Yogyakarta–Cilacap bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan harapan baru bagi percepatan pembangunan wilayah selatan Jawa. Meski terdapat tantangan, jika proyek ini berjalan lancar, dampaknya akan sangat positif bagi peningkatan perekonomian regional, serta mendorong pemerataan pembangunan yang lebih inklusif.
Pemerintah dan pihak pelaksana proyek diharapkan terus menjalin komunikasi terbuka dengan masyarakat, agar pembangunan tol ini bisa memberikan manfaat optimal bagi semua pihak, baik dalam jangka pendek maupun panjang.