Kanada Pertimbangkan Penggunaan Ekspor Minyak dan Gas sebagai Alat Tekan jika AS Lanjutkan Tarif

Kamis, 06 Maret 2025 | 11:36:37 WIB

JAKARTA - Kemelut perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat tampaknya belum mereda. Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengisyaratkan pada Rabu malam bahwa Kanada memiliki potensi untuk menggunakan ekspor minyak dan gasnya sebagai alat negosiasi andai saja Amerika Serikat terus memberlakukan tarif impor yang tidak menguntungkan bagi Kanada. Langkah ini mengemuka setelah beberapa waktu lalu ketegangan perdagangan antara kedua negara tetangga ini kembali meningkat, seperti dilaporkan oleh Reuters.

Bentuk Tekanan Ekonomi

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Ottawa, Joly menegaskan pentingnya posisi Kanada dalam perdagangan internasional, terutama dalam sektor energi. "Kanada mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan ekspor minyak dan gasnya sebagai leverage jika tarif AS pada impor Kanada meningkat," ujar Joly. Pernyataan ini menegaskan betapa seriusnya Kanada dalam menghadapi kebijakan tarif yang berpotensi merugikan hubungan dagang ini.

Ekspor energi, khususnya minyak dan gas, adalah bagian integral dari ekonomi Kanada. Setiap hari, Kanada mengekspor sekitar 4 juta barel minyak ke Amerika Serikat, yang mencakup hampir 90% dari total ekspor minyak mentahnya. Angka ini menyiratkan ketergantungan yang tinggi antara kedua negara, sehingga setiap perubahan dalam kebijakan perdagangan akan signifikan dampaknya.

Respon terhadap Kebijakan Tarif AS

Sebagai jawaban terhadap kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, Kanada juga telah menyusun sejumlah langkah balasan. Salah satunya adalah pengenaan tarif pada berbagai impor asal AS senilai C$155 miliar. Namun, hingga saat ini, belum ada saran yang diutarakan secara resmi untuk mengurangi ekspor komoditas dari Kanada ke AS. Ini menunjukkan bahwa Kanada berusaha menegosiasikan solusi yang lebih baik tanpa harus menimbulkan gangguan pada pasokan energi.

Melanie Joly menyatakan bahwa Kanada tidak ingin terus-menerus berada dalam situasi yang disebutnya sebagai 'psikodrama tarif.' "Kami tidak akan mentolerir melalui 'psikodrama' tarif setiap bulan," tegasnya. Pernyataan ini menekankan ketidakpuasan Kanada terhadap kebijakan tarif yang fluktuatif dan sering kali dinilai tidak adil.

Dampak Hubungan Bilateral

Konflik perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat berpotensi mempengaruhi hubungan diplomatik di antara keduanya. Walaupun diperbandingkan dengan hubungan dagang lainnya, hubungan Kanada-AS kemungkinan besar akan tetap berkelanjutan mengingat keterkaitan ekonomi yang mendalam. Namun, jika ketegangan ini terus meningkat, dampaknya dapat meluas ke sektor lain, termasuk investasi dan pariwisata.

Sebagai langkah antisipasi, Joly juga mendorong agar masyarakat Kanada dapat menjelajahi destinasi liburan lain di luar Amerika Serikat. "Mendorong masyarakat Kanada untuk berlibur di tempat lain daripada di AS," jelas Joly. Meskipun terlihat sebagai langkah kecil, hal ini mencerminkan upaya diversifikasi dan pengurangan ketergantungan terhadap layanan dan produk asal AS.

Implikasinya bagi Perekonomian Global

Tindakan Kanada bukan hanya sekadar reaksi terhadap kebijakan AS tetapi juga cerminan dari tren global di mana negara-negara mencari untuk memperkuat posisi tawar mereka dalam negosiasi perdagangan internasional. Penggunaan ekspor energi sebagai alat tekan dapat membuka babak baru dalam diplomasi energi global, di mana negara-negara dengan sumber daya besar dapat menggunakan komoditas ini sebagai pengaruh dalam diskusi perdagangan.

Namun, keputusan untuk menggunakan ekspor minyak dan gas sebagai alat tawar bukan tanpa risiko. Pasar minyak dunia dapat menjadi lebih tidak stabil jika negara-negara besar mulai memberlakukan kebijakan semacam ini. Kendati demikian, Joly dan pemerintah Kanada tampaknya siap menghadapi segala kemungkinan dalam memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga.

Tarif yang diberlakukan AS terhadap Kanada tidak hanya menjadi isu bilateral tetapi juga bisa menjadi preseden bagi hubungan dagang global ke depan. Dengan kemungkinan penggunaan ekspor minyak dan gas sebagai alat negosiasi, Kanada memberi sinyal bahwa mereka siap mengambil langkah ekstrem jika diperlukan. Walaupun ancaman ini ada pada tataran retorika, namun akan lebih baik jika kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan diplomatis yang menguntungkan semua pihak. Sementara itu, masyarakat dan pengusaha di kedua negara terus menanti hasil dari negosiasi ini dengan harapan situasi segera menemukan jalan tengah yang lebih memuaskan.

Terkini