Strategi Finansial untuk Melindungi Tabungan di Tengah Gejolak Pasar Saham

Kamis, 20 Maret 2025 | 16:36:09 WIB

JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali mengalami guncangan setelah terjadi trading halt akibat penurunan indeks yang signifikan. Sehari setelah penghentian sementara perdagangan, para investor masih dihantui kekhawatiran mengenai stabilitas pasar dan strategi terbaik untuk melindungi aset mereka. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.146,91, turun tajam 325,03 poin dalam satu sesi perdagangan.

CEO & Founder FINETIKS, Cameron Goh, menjelaskan bahwa volatilitas di pasar saham merupakan bagian dari dinamika alami dunia investasi. Menurutnya, trading halt diberlakukan untuk mengontrol reaksi emosional investor agar mereka dapat mengambil keputusan lebih rasional dalam aktivitas jual beli saham.

“Penurunan tajam hingga menyebabkan trading halt memang mengkhawatirkan, tetapi itu bukan berarti pasar akan terus anjlok. Investasi adalah perjalanan jangka panjang, dan yang terpenting adalah memahami risiko serta menghindari keputusan yang didorong oleh kepanikan,” kata Cameron Goh dalam keterangannya, Kamis 20 Maret 2025.

Pentingnya Diversifikasi Portofolio

Dalam menghadapi ketidakpastian pasar, diversifikasi portofolio menjadi strategi utama bagi investor untuk melindungi nilai investasi mereka. Dengan menyebarkan aset ke berbagai instrumen keuangan, risiko kerugian dapat diminimalkan.

“Investor harus memastikan portofolio mereka tidak hanya berisi saham, tetapi juga obligasi, reksa dana, dan aset safe haven seperti emas. Dengan strategi ini, dampak dari gejolak pasar terhadap keuangan mereka bisa diminimalkan,” ujar Cameron.

Selain itu, ia menambahkan bahwa instrumen investasi seperti reksa dana pasar uang dan deposito juga bisa menjadi pilihan bagi investor yang ingin mengamankan dana mereka dari volatilitas yang ekstrem.

Menghindari Keputusan Emosional dalam Investasi

Salah satu kesalahan umum yang dilakukan investor saat pasar mengalami gejolak adalah terburu-buru menjual saham karena panik. Menurut Cameron, keputusan seperti ini justru dapat merugikan dalam jangka panjang.

“Kunci utama dalam investasi adalah memiliki strategi yang jelas dan disiplin dalam menerapkannya. Jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi atau ketakutan sesaat. Dalam banyak kasus, pasar akan kembali stabil seiring berjalannya waktu,” tegasnya.

Ia juga menyarankan agar investor tetap mengikuti berita ekonomi dan laporan keuangan emiten untuk memahami faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Dengan begitu, keputusan investasi dapat dibuat berdasarkan analisis yang lebih objektif.

Manfaatkan Momentum untuk Investasi Jangka Panjang

Meskipun volatilitas pasar dapat menimbulkan kekhawatiran, beberapa investor melihat kondisi ini sebagai peluang untuk membeli saham dengan harga lebih rendah. Strategi ini dikenal dengan istilah buy the dip, di mana investor membeli saham saat harganya turun dengan harapan akan naik kembali di masa mendatang.

“Bagi investor jangka panjang, kondisi pasar yang sedang turun bisa menjadi kesempatan untuk mengakumulasi saham-saham berkualitas dengan harga lebih terjangkau. Namun, tentu saja, keputusan ini harus didasarkan pada analisis fundamental yang kuat,” ujar Cameron.

Peran Pemerintah dan Otoritas Pasar Modal

Di tengah gejolak pasar saham, peran otoritas keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sangat krusial dalam menjaga stabilitas. Kebijakan seperti pembatasan auto rejection bawah (ARB) dan penghentian sementara perdagangan (trading halt) diterapkan untuk mencegah aksi jual besar-besaran yang dapat memperparah kondisi pasar.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong penguatan sektor keuangan melalui berbagai kebijakan fiskal dan moneter untuk memastikan pasar modal tetap kondusif bagi investor.

Fluktuasi pasar saham adalah bagian dari siklus investasi yang harus dipahami oleh setiap investor. Dengan menerapkan strategi yang tepat seperti diversifikasi portofolio, menghindari keputusan emosional, dan memanfaatkan momentum pasar, investor dapat melindungi tabungan serta aset mereka dari gejolak yang terjadi.

“Yang paling penting dalam investasi adalah kesabaran dan disiplin. Jangan terburu-buru mengambil keputusan saat pasar sedang bergejolak. Fokuslah pada tujuan jangka panjang dan lakukan analisis yang matang sebelum bertindak,” pungkas Cameron Goh.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB