OJK Prediksi Lonjakan Penggunaan Paylater dan Fintech Lending Menjelang Lebaran

Senin, 10 Maret 2025 | 16:06:33 WIB

JAKARTA - Menjelang bulan suci Ramadan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan lonjakan signifikan dalam penggunaan buy now pay later (BNPL) dan fintech lending (Pindar) di Indonesia. Tren ini tidak hanya mencerminkan perubahan perilaku konsumen tetapi juga menjadi indikator penting bagi sektor keuangan digital di tanah air.

Kebangkitan Layanan Keuangan Digital

Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK), mengungkapkan bahwa tren peningkatan penggunaan BNPL dan Pindar sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir, terutama menjelang periode Ramadan dan Idul Fitri. Tahun lalu, tepatnya pada April 2024, outstanding pembiayaan melalui BNPL oleh Platform Pinjam (PP) menguat hingga 31,45% YoY, meningkat dari Maret 2024 yang tercatat pada 23,90% YoY. Di sisi lain, pembiayaan industri Pindar juga menunjukkan penguatan sebesar 24,16% YoY, naik dari 21,85% YoY di bulan sebelumnya.

Peningkatan ini memberi sinyal bahwa masyarakat semakin nyaman menggunakan berbagai layanan keuangan digital untuk memenuhi kebutuhan mereka. "Dengan melihat tren tersebut, diperkirakan juga terjadi peningkatan permintaan pembiayaan BNPL oleh PP dan Pindar menjelang lebaran tahun ini. Namun, diharapkan akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan Non-Performing Financing (NPF) ke depan," ujar Agusman dalam keterangan tertulisnya.


Dinamika Konsumsi Menjelang Lebaran

Tradisi dan budaya yang berkembang di Indonesia selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri mendorong peningkatan konsumsi di berbagai sektor, terutama ritel. Masyarakat cenderung meningkatkan pengeluaran untuk belanja kebutuhan pokok, hiburan, pakaian baru, dan persiapan mudik. Dengan demikian, opsi pembiayaan yang fleksibel seperti BNPL menjadi solusi yang menarik bagi konsumen untuk mengelola pengeluaran mereka.

Layanan BNPL memberikan kemudahan bagi konsumen untuk melakukan pembelian dengan pembayaran yang dapat dicicil, tanpa perlu memiliki kartu kredit. Hal ini sangat relevan di Indonesia, di mana penetrasi kartu kredit masih rendah dibandingkan negara lain di kawasan. Selain itu, fintech lending menawarkan akses cepat dan mudah kepada masyarakat untuk mendapatkan dana pinjaman, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan selama Ramadan dan Idul Fitri.

Tantangan dan Harapan

Namun, peningkatan penggunaan layanan keuangan digital ini bukan tanpa tantangan. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi peningkatan Non-Performing Financing (NPF), yang menunjukkan adanya pembiayaan bermasalah di sektor ini. Oleh sebab itu, pengawasan dan pengendalian yang ketat dari regulator sangat diperlukan untuk memastikan bahwa lonjakan ini tidak berdampak negatif pada stabilitas keuangan.

Agusman menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan di kalangan masyarakat. "Kami berharap masyarakat dapat menggunakan layanan ini secara bijak dan tidak melebihi kemampuan finansial mereka," katanya. OJK juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa layanan ini tidak disalahgunakan dan tetap memberikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional.

Peran Penting Regulator dalam Industri

Sebagai regulator utama di sektor keuangan, OJK memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan melindungi konsumen. Dalam konteks ini, OJK berupaya untuk memastikan bahwa pertumbuhan layanan keuangan digital berjalan secara sehat dan berkelanjutan.

Inisiatif untuk memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap fintech adalah langkah progresif yang diambil OJK agar industri ini bisa berkembang secara optimal. OJK terus memantau berbagai indikator keuangan untuk memastikan bahwa layanan BNPL dan Pindar memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian, sekaligus melindungi konsumen dari risiko yang tidak perlu.

Menjelang Ramadan dan Idul Fitri, prediksi peningkatan penggunaan layanan BNPL dan Pindar merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi industri keuangan digital di Indonesia. Dengan pengawasan yang tepat dan edukasi yang berkelanjutan, layanan ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. OJK, sebagai pengawas, memiliki tugas untuk memastikan bahwa peningkatan penggunaan layanan ini berlangsung dalam koridor yang aman dan bertanggung jawab, guna memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

Dalam menghadapi periode ini, kolaborasi antara regulator, penyedia layanan, dan konsumen sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. OJK akan terus memantau perkembangan dan meningkatkan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, sambil memastikan perlindungan terhadap konsumen tetap menjadi prioritas utama.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB