Rasera Project Dorong Reformasi Tata Kelola Pertambangan Emas dan Penegakan Hukum di Kota Palu

Rabu, 26 Februari 2025 | 20:47:56 WIB

JAKARTA - Aktivitas pertambangan emas di Kota Palu semakin menjadi sorotan akhir-akhir ini. Dengan beroperasinya perusahaan seperti PT Citra Palu Mineral (CPM) dan PT Adijaya Karya Makmur (AKM), diskursus mengenai praktik pertambangan emas ini memicu berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Kelompok masyarakat sipil, akademisi, dan mahasiswa secara aktif mengkritisi berbagai isu terkait dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan ini.

Polemik yang timbul tidak hanya berakar pada isu lingkungan, tetapi juga mencakup aspek tata kelola serta implementasi kebijakan pertambangan yang dinilai masih memerlukan pembenahan. Menanggapi hal tersebut, Rasera Project, sebuah inisiatif di Palu yang fokus pada tata kelola pertambangan berkelanjutan, mengusulkan reformasi menyeluruh yang menyentuh sisi regulasi dan penerapan hukum.

Kritik dari Masyarakat dan Akademisi

Banyak kelompok masyarakat sipil yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak buruk yang timbul dari pertambangan emas ini. Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas tersebut tidak jarang melibatkan pengabaian terhadap prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab. Hal ini dikemukakan oleh Anita, seorang aktivis lingkungan di Palu. "Pertambangan emas seharusnya tidak merusak ekosistem lokal. Kami mengalami penurunan kualitas air dan pencemaran tanah, serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati," ujarnya.

Selain itu, akademisi setempat juga ikut bersuara. Dr. Bambang, seorang ahli geologi dari Universitas Tadulako, menekankan pentingnya penelitian yang mendalam sebelum proyek pertambangan dijalankan. "Tidak setiap daerah cocok untuk pertambangan skala besar. Penelitian dan kajian dampak sebelum operasi adalah hal wajib yang harus dilakukan demi menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan sosial," tegasnya.

Peran Rasera Project dalam Mendorong Reformasi

Sebagai respons terhadap situasi ini, Rasera Project menekankan perlunya reformasi pada kebijakan dan tata kelola pertambangan. Proyek ini berfokus pada pengembangan strategi berkelanjutan yang menyeimbangkan keuntungan ekonomi dari pertambangan dan pelestarian lingkungan. Dalam sebuah wawancara, Koordinator Rasera Project, Andi Wibowo, menjelaskan visi mereka. "Kami bertujuan untuk menciptakan dialog antara perusahaan pertambangan, pemerintah, dan masyarakat sipil untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan," katanya.

Rasera Project juga mendorong adanya audit independen untuk memantau kepatuhan perusahaan terhadap regulasi lingkungan. Hal ini, menurut Andi, penting agar setiap pelanggaran dapat ditemukan dan ditindaklanjuti dengan penegakan hukum yang tegas. "Transparansi dalam operasi pertambangan adalah kunci untuk memastikan semua pihak bertanggung jawab," tambahnya.

Penegakan Hukum sebagai Pilar Utama

Dalam konteks penegakan hukum, banyak pihak menyoroti bahwa saat ini implementasi kebijakan pertambangan masih lemah. Pemerintah setempat diharapkan dapat bertindak lebih tegas dalam mengawasi perusahaan-perusahaan yang terlibat. Sanksi yang tepat dan tegas bagi pelanggar adalah salah satu cara untuk mencegah kerusakan yang lebih besar lagi di masa depan.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua Dewan Pemerhati Pertambangan, Rahmat, menekankan bahwa pemerintah harus memiliki komitmen yang kuat dalam menegakkan hukum. "Selama penegakan hukum masih lemah, kita tidak akan melihat perubahan besar. Harus ada ketegasan dalam penerapan regulasi untuk melindungi lingkungan dan masyarakat sekitar dari kerugian yang tidak diinginkan," ujarnya.


Di tengah kritik dan diskusi yang intens ini, terdapat harapan bahwa pertambangan emas di Palu bisa dikelola dengan lebih bertanggung jawab. Adopsi teknologi ramah lingkungan, keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan, dan pemantauan berkelanjutan diharapkan dapat membawa perubahan positif.

Perusahaan pertambangan juga diharapkan dapat menjalankan operasi mereka dengan lebih transparan dan akuntabel. Penilaian dampak lingkungan yang dilakukan secara independen dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk membangun kebijakan yang lebih baik dan berkelanjutan ke depan.

Pada akhirnya, kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat adalah kunci untuk mencapai pengelolaan pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Transformasi ini tidak akan terjadi instan, namun melalui dialog dan kerja sama, masa depan pertambangan di Kota Palu dapat menjadi lebih cerah dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Terkini