Kredit Bank Mandiri di NTB Tumbuh Pesat, Dominasi Segmen Korporasi dan UMKM

Selasa, 11 Februari 2025 | 10:09:36 WIB
Kredit Bank Mandiri di NTB Tumbuh Pesat, Dominasi Segmen Korporasi dan UMKM

JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penyaluran kredit di Nusa Tenggara Barat (NTB), menorehkan kenaikan 13,09% secara tahunan (year on year/YoY) yang didominasi oleh segmen korporasi dan perdagangan wholesale. Ini menunjukkan langkah agresif Bank Mandiri dalam memperluas cakupan bisnis sekaligus mendukung stabilitas ekonomi lokal dan nasional.

Bapak Winardi Legowo, Regional CEO Bali dan Nusa Tenggara, mengungkapkan bahwa peningkatan ini menjadi salah satu motor penggerak utama ekspansi bisnis perseroan. "Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari dua kali lipat pertumbuhan industri. Pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar merata di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat," ujarnya.

Secara nasional, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit mencapai Rp1.670,5 triliun, tumbuh 25,5% YoY, di mana kontribusi utama berasal dari sektor korporasi. Bapak Winardi menambahkan bahwa upaya memaksimalkan potensi di sektor wholesale dilakukan dengan tujuan memperluas jangkauan ke berbagai sektor ekonomi yang memerlukan akses permodalan. "Ekosistem ini tidak hanya menciptakan peluang bagi perkembangan bisnis, tetapi juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan," tambahnya.

Tidak hanya fokus pada segmen korporasi, Bank Mandiri juga meningkatkan perhatian pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kredit yang disalurkan ke segmen ini mencapai Rp135 triliun secara nasional, dengan pertumbuhan 6% YoY. Khusus di NTB, pertumbuhan kredit UMKM mencapai 25,55% YoY, sebuah strategi ekspansi yang memastikan pemerataan pertumbuhan kredit yang akhirnya berdampak positif pada daya tahan perekonomian nasional.

Selain bertumpu pada ekspansi kredit, Bank Mandiri menunjukkan kesehatan fundamental dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 5 basis poin menjadi 0,97%, termasuk di NTB yang mencatat stabilitas serupa. "Kualitas kredit yang sehat ini menunjukkan kesiapan bank dalam menghadapi tantangan ekonomi apa pun," jelas Winardi.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri berhasil tumbuh 7,73% YoY mencapai Rp 1.699 triliun. Dengan dominasi dana murah (Current Account Savings Account/CASA) yang menyumbang 80,3% dari total DPK, Bank Mandiri merasakan manfaat dari strategi digitalisasi yang memudahkan transaksi dan efisiensi biaya bagi nasabah. Tabungan mengalami peningkatan 13,4% YoY menjadi Rp 665 triliun, menunjukkan kepercayaan nasabah terhadap Bank Mandiri.

Secara nasional, Bank Mandiri mengantongi laba bersih konsolidasi senilai Rp 55,8 triliun pada tahun 2024. Diversifikasi sumber pendapatan menjadi salah satu kunci utama strategi Bank Mandiri, terlihat dari pendapatan berbasis komisi (fee-based income) yang naik 4,12% YoY menjadi Rp42,32 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan transaksi digital, layanan treasury, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.

Tak hanya fokus pada keuntungan, Bank Mandiri juga aktif dalam mendukung keberlanjutan dengan menyalurkan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan. Portofolio hijau mencapai Rp149 triliun, tumbuh 15,2% YoY, dengan fokus utama pada Energi Baru Terbarukan (EBT) yang mencatatkan dana sebesar Rp11,8 triliun, meningkat 21% YoY.

"Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan," ungkap Winardi.

Dengan hasil ini, Bank Mandiri membuktikan bahwa strategi ekspansif yang dilakukan tidak hanya mendorong pertumbuhan kredit, tetapi juga memperkuat posisi sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia yang berkomitmen untuk kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi tanah air.

Terkini