Perumahan Villa Kencana Cikarang Penuh Rumah Terbengkalai

Senin, 25 Agustus 2025 | 09:05:17 WIB
Perumahan Villa Kencana Cikarang Penuh Rumah Terbengkalai

JAKARTA - Memasuki kawasan Perumahan Villa Kencana Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pemandangan yang tersaji jauh dari kata nyaman. Deretan rumah telantar berdiri dengan kondisi memprihatinkan. Sebagian besar bangunan tersebut tampak rusak parah, mencerminkan perjalanan waktu yang tak lagi berpihak pada hunian itu. Cat yang dulunya berwarna cerah kini berubah kusam, dipenuhi lumut yang merambat di setiap sudut. Gambaran ini seperti potret bisu dari sebuah lingkungan yang kehilangan denyut kehidupan.

Rumah-rumah tersebut bukan lagi sekadar bangunan kosong. Ia menjadi simbol kegagalan dalam mewujudkan hunian yang seharusnya menjadi tempat berteduh. Pemandangan ini menghadirkan pertanyaan mendalam, bagaimana perumahan yang dibangun untuk harapan baru justru berubah menjadi deretan bangunan terbengkalai.

Reruntuhan yang Ditinggalkan Waktu

Ketika melangkah lebih dekat, kerusakan rumah-rumah tersebut semakin jelas terlihat. Lantai keramik yang seharusnya menampilkan kilauan kini tak lagi bisa dikenali warnanya, tertutup tebalnya debu. Dinding yang seharusnya kokoh berubah menjadi media bagi semak belukar yang menjalar tanpa henti, hingga atap pun ikut tertutup. Kesenyapan kawasan ini semakin terasa dengan pintu dan jendela yang hilang sebagian, ada yang rusak karena dimakan rayap, dan sebagian lagi lenyap akibat dicuri.

Suasana suram yang tercipta bukan hanya dari kondisi fisik bangunan, tetapi juga dari kesan bahwa kehidupan pernah hadir di sana, lalu pergi tanpa jejak. Waktu telah meninggalkan bangunan-bangunan itu sebagai saksi bisu perjalanan yang gagal menemukan titik terang.

Halaman yang Dikuasai Alam Liar

Jika melihat halaman rumah, keadaannya tak jauh berbeda dengan bagian dalam. Ilalang tumbuh tinggi, semak belukar menutup setiap sisi, menciptakan kesan liar dan tak terurus. Kawasan yang seharusnya menjadi ruang terbuka hijau keluarga kini justru berubah menjadi hutan kecil yang menegaskan betapa lama rumah-rumah itu ditinggalkan.

Di tengah kesunyian itu, suara meteran listrik PLN yang habis token terdengar bersahutan dari rumah ke rumah. Bunyi tersebut seolah menjadi penanda bahwa tidak ada lagi kehidupan di balik tembok-tembok yang mulai rapuh itu. Kawasan yang seharusnya riuh dengan suara anak-anak bermain, kini digantikan dengan keheningan yang mencekam.

Jejak Kewajiban yang Tertinggal

Lebih jauh lagi, di beberapa rumah terlihat kertas imbauan menempel di dinding depan. Pihak bank dengan tegas menuliskan peringatan bagi pemilik rumah untuk segera menyelesaikan kewajiban cicilan. Sebagian bahkan sudah mendapat pemberitahuan bahwa rumah tersebut resmi disita bank karena tunggakan yang tidak bisa dilunasi.

Imbauan itu menjadi jejak nyata bahwa rumah-rumah tersebut pernah dimiliki, pernah dihuni, dan pernah menjadi bagian dari kehidupan seseorang. Namun kini, status kepemilikan tergantung pada sengketa finansial, meninggalkan bangunan kosong yang semakin rapuh dimakan waktu.

Kehidupan yang Hilang dari Lingkungan

Perumahan yang semestinya menjadi pusat kehidupan keluarga kini kehilangan identitasnya. Tidak ada lagi aktivitas warga, tidak ada suara percakapan, tidak ada tawa anak-anak. Lingkungan yang seharusnya tumbuh menjadi komunitas justru berubah menjadi tempat sepi penuh bangunan terbengkalai.

Ketiadaan kehidupan sosial ini menjadi salah satu luka terbesar dari kawasan tersebut. Rumah-rumah tidak lagi berfungsi sebagai tempat berlindung dan berkumpul, melainkan hanya sebagai bangunan kosong tanpa makna. Potret ini menegaskan betapa rapuhnya sebuah kawasan perumahan ketika masalah finansial dan perencanaan pembangunan tidak berjalan dengan baik.

Refleksi atas Nasib Perumahan Modern

Deretan rumah telantar di Villa Kencana Cikarang adalah cermin yang menyedihkan dari wajah perumahan modern. Di satu sisi, perumahan dibangun dengan penuh harapan untuk memberikan hunian layak. Namun di sisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua pembangunan berhasil mencapai tujuannya. Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari kondisi ekonomi pemilik hingga keterbatasan pengelolaan kawasan.

Hari ini, rumah-rumah yang ditinggalkan itu seakan menjadi pengingat bahwa hunian bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga soal keberlanjutan hidup di dalamnya. Tanpa dukungan ekonomi yang kuat, tanpa komunitas yang hidup, rumah hanya akan menjadi bangunan mati. Villa Kencana Cikarang menjadi contoh nyata, bagaimana perumahan bisa kehilangan jiwa dan berubah menjadi deretan bangunan kosong penuh kesedihan.

Terkini