BNI Prediksi IHSG Berpotensi Rebound Usai Tekanan Koreksi

Senin, 25 Agustus 2025 | 10:07:44 WIB
BNI Prediksi IHSG Berpotensi Rebound Usai Tekanan Koreksi

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sebelumnya dengan catatan penurunan. Pada sesi terakhir pekan lalu, IHSG terkoreksi sebesar 0,40% atau setara 31,86 poin sehingga berada di level 7.858,85. Kondisi ini memperlihatkan adanya tekanan yang cukup terasa meski masih dalam rentang wajar. Koreksi tersebut menjadi perhatian pelaku pasar, karena muncul di tengah arus transaksi investor asing yang justru menunjukkan pembelian bersih.

Faktor pelemahan ini disebut tidak sepenuhnya berasal dari kondisi domestik, melainkan juga dipengaruhi sentimen global. Beberapa saham unggulan masih menunjukkan pergerakan fluktuatif, sementara tekanan jual terjadi pada sebagian emiten berkapitalisasi besar. Meski demikian, peluang pergerakan positif tetap terbuka di awal pekan berikutnya.

Asing Catatkan Aksi Beli Bersih

Meskipun IHSG melemah, investor asing justru mencatatkan aksi beli bersih pada perdagangan terakhir. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tercatat melalui RTI, net buy asing mencapai Rp263 miliar. Fenomena ini menarik, karena biasanya pelemahan indeks kerap diikuti aksi jual dari investor asing. Namun kali ini situasinya berbeda.

Saham-saham yang paling banyak masuk ke dalam daftar pembelian asing antara lain PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Dengan komposisi tersebut, terlihat bahwa investor asing masih memiliki keyakinan pada emiten besar di sektor perbankan, teknologi, hingga energi.

Prediksi Rebound di Awal Pekan

Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai bahwa IHSG berpotensi mengalami teknikal rebound pada awal pekan. Menurutnya, koreksi yang terjadi di akhir pekan lalu membuka peluang pergerakan positif, terutama dengan adanya dukungan sentimen dari pasar global. “Untuk perdagangan Senin, IHSG diperkirakan berpotensi rebound seiring dengan kenaikan bursa Amerika Serikat,” ujar Fanny.

Rebound teknikal sendiri merupakan pergerakan naik sementara setelah indeks mengalami tekanan jual. Kondisi ini sering dimanfaatkan investor jangka pendek untuk memperoleh keuntungan cepat. Dengan dukungan arus beli asing, peluang perbaikan kinerja IHSG cukup terbuka, meskipun tetap harus diantisipasi potensi volatilitas di tengah kondisi global yang dinamis.

Dampak Sentimen Bursa Amerika Serikat

Kenaikan bursa Amerika Serikat turut menjadi pendorong keyakinan akan perbaikan IHSG. Seperti diketahui, pergerakan indeks saham di Wall Street kerap memberi pengaruh signifikan terhadap pasar Asia, termasuk Indonesia. Ketika indeks di AS menguat, investor biasanya lebih percaya diri untuk melakukan akumulasi pembelian di pasar regional.

Selain itu, perkembangan ekonomi global, seperti data inflasi, suku bunga, dan harga komoditas, menjadi faktor penting yang menentukan arah pergerakan indeks. Jika sentimen dari AS terus positif, maka potensi rebound IHSG di awal pekan semakin besar. Namun, pelaku pasar tetap disarankan berhati-hati mengingat dinamika global dapat berubah sewaktu-waktu.

Sektor Saham yang Berpeluang Menguat

Sejumlah sektor saham diperkirakan memiliki peluang untuk menguat jika IHSG benar-benar mengalami rebound. Emiten perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) masih menjadi favorit, terlihat dari minat beli asing yang konsisten. Begitu juga dengan sektor pertambangan mineral melalui Amman Mineral (AMMN) yang memiliki prospek cerah seiring tren kebutuhan komoditas.

Selain itu, sektor teknologi dan industri otomotif melalui saham EMTK dan Astra International (ASII) diprediksi bisa kembali menarik perhatian investor. Sektor energi juga tidak ketinggalan, dengan Barito Pacific (BRPT) yang masuk dalam radar pembelian asing. Komposisi ini menunjukkan bahwa peluang penguatan tidak hanya bergantung pada satu sektor, melainkan tersebar di beberapa emiten unggulan.

Strategi Investor Menghadapi Perdagangan Awal Pekan

Menghadapi potensi rebound, investor disarankan menerapkan strategi yang hati-hati. Bagi pelaku jangka pendek, peluang teknikal rebound bisa dimanfaatkan untuk melakukan trading cepat pada saham-saham berkapitalisasi besar yang diminati asing. Sementara itu, investor jangka menengah dan panjang dapat melihat koreksi sebelumnya sebagai momen akumulasi pada emiten fundamental kuat.

Meski ada optimisme, volatilitas tetap harus diperhitungkan. Investor diimbau untuk tidak terburu-buru masuk dengan porsi besar, melainkan melakukan pembelian bertahap. Dengan cara ini, risiko bisa lebih terkendali apabila pasar berbalik arah. Kombinasi analisis teknikal dan fundamental tetap menjadi kunci agar strategi investasi lebih terukur.

Terkini