JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pembiayaan konsumer mencapai Rp287,20 triliun hingga kuartal I 2025. Angka tersebut tumbuh 16,21% secara tahunan (yoy), sekaligus menunjukkan daya serap tinggi masyarakat terhadap produk pembiayaan syariah.
Dari total pembiayaan, kontribusi konsumer mendominasi dengan porsi 54,56%. Produk yang menopang pertumbuhan ini mencakup pembiayaan pemilikan rumah (griya), kendaraan, payroll untuk pegawai negeri maupun swasta, pembiayaan pensiunan, serta cicil dan gadai emas.
Kualitas Pembiayaan Tetap Terjaga
Meski pembiayaan tumbuh signifikan, kualitas tetap terjaga. Rasio Non-Performing Financing (NPF) gross tercatat di level 1,88%. Angka ini menunjukkan manajemen risiko BSI berjalan efektif sehingga ekspansi tidak mengorbankan kualitas portofolio.
Dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas, BSI berhasil menampilkan kinerja yang solid sekaligus menjaga kepercayaan nasabah.
Peningkatan Komposisi Sejak Awal Merger
Sejak awal merger, komposisi pembiayaan konsumer BSI berada di angka 52,32%. Kini porsinya meningkat menjadi 54,56%. Lonjakan ini menegaskan konsistensi strategi BSI dalam mendorong sektor konsumer sebagai pilar utama.
Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, menekankan bahwa strategi ini terbukti tepat. “Strategi ini tepat karena BSI dapat menjaga kualitas serta profitabilitas yang tetap positif dalam kondisi ekonomi yang cukup menantang,” ujarnya.
Karakter Unik Pembiayaan Konsumer Syariah
Pembiayaan konsumer BSI memiliki karakter unik dibandingkan perbankan konvensional. Setiap transaksi didasarkan pada underlying asset dan akad yang jelas, umumnya menggunakan skema cicilan tetap seperti murabahah.
Hal ini memberikan rasa aman bagi nasabah karena skema angsuran tidak berubah meskipun tenor berlangsung panjang. Wisnu menambahkan, “Karena akad syariah dan skema cicilan bersifat tetap atau pasti, nasabah jadi lebih nyaman, terutama untuk pembiayaan rumah atau payroll dengan tenor panjang.”
Perlindungan dari Fluktuasi Suku Bunga
Salah satu keunggulan pembiayaan syariah adalah kepastian cicilan meski suku bunga perbankan konvensional berfluktuasi. Ketika suku bunga naik, nasabah bank syariah tetap tenang karena jumlah cicilan tidak berubah.
Hal ini memberi kepastian angsuran hingga akhir periode pembiayaan. Wisnu menjelaskan, “Kepastian angsuran hingga akhir pembiayaan, serta pilihan jangka waktu yang variatif, memberikan kenyamanan bagi nasabah dalam mengatur cashflow keuangan agar pembiayaan lancar.”
Prospek Ke Depan di Tengah Tantangan Ekonomi
Dengan strategi yang fokus pada konsistensi, BSI optimistis pembiayaan konsumer tetap menjadi motor utama pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Kombinasi antara kualitas yang terjaga, kenyamanan nasabah, dan kepastian skema cicilan memberi nilai tambah di tengah kondisi ekonomi yang dinamis. Perusahaan yakin bahwa keberlanjutan bisnis akan semakin kokoh seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan syariah.